Profile Company Corporate Action

Resep 21 Express Tetap Eksis Hingga Generasi Kedua

Resep 21 Express Tetap Eksis Hingga Generasi Kedua

Sebagai perusahaan dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), PT Globalindo Dua Satu Express (21 Express) punya cara tersendiri dalam menggarap pasar sektor logistik. Rupanya selama 25 tahun beroperasi di Indonesia, 21 Express fokus pada jasa titipan dan ekspedisi business to business.

Pendiri 21 Express, Tjia Anastasia, mengklaim bahwa perusahaan yang ia dirikan sejak 1991 di Surabaya itu, merupakan pelopor dalam pengiriman high value shipment yang mendukung distribusi ponsel ke seluruh Indonesia.

Tjia Anastasia (jas biru) pendiri 21 Express dan Fany Wyadi, putri kandung Tjia.

Tjia Anastasia (jas biru) pendiri 21 Express dan Fany Wyadi, putri kandung Tjia.

“Jadi, hampir setiap ponsel yang dinikmati oleh masyarakat di Indonesia adalah hasil dari pendistribusian 21 Express,” jelas Tjia kepada SWA Online.

Dalam prosesnya, Tjia mengaku semua ia lakukan sendiri demi membesarkan nama 21 Express. Bahkan untuk urusan teknis di lapangan pun ia tak segan untuk mengerjakannya.

Termasuk dalam membangun jaringan bisnis di kalangan pengusaha wisata dan kargo yang ia datangi sendiri door to door. Tjia menceritakan diawal usahanya hanya memiiki satu sepeda motor untuk mengirimkan titipan dokumen ke Bandara di Surabaya.

“Setelah mulai banyak pelanggan, kami masih lakukan pengiriman dengan Angguna (angkutan serba guna) di Surabaya. Setelah bisnis mulai bergerak, akhirnya 21Express membeli satu mobil boks second hand,” kenang Tjia.

Beberapa korporasi yang sudah menjadi klien nya adalah: Erajaya Group, Giordano Indonesia, LG Indonesia, Astra Isuzu dan Mustika Ratu. Dan beberapa korporasi lain yang total berjumlah 20 perusahaan.

“Dulu, sebelum ada jasa pengiriman yang berani berkomitmen mengganti barang hilang, kami sudah memenuhi janji tersebut dengan penggantian 100 persen dari nilai barang,” kenang Tjia membeberkan strategi bisnisnya.

Guna menjaga eksistensi dan mempunyai daya saing yang prima di tengah persaingan yang ketat. Tjia menyerahkan kepemimpinan perusahaan kepada anaknya, yaitu Fany Wyadi dengan posisi sebagai direktur utama.

Di bawah komando wanita, 21 Express mulai berbenah diri dan melakukan beberapa inovasi. Diantaranya: menerapkan sistem keagenan yang baru diperkenalkan pada September 2015 lalu, dan diklaim telah mendapatkan puluhan agen baru telah yang siap melayani pelanggan.

“Kami juga menjadi pioneer dalam mobile application untuk perusahaan jasa pengiriman di Indonesia. Jadi, dengan inovasi ini pelanggan dengan mudah dapat mengecek status pengiriman, pick up order dan mendapatkan informasi status barang yang dikirimkan secara real time,” jelas Fany bangga.

Menjaga kepercayaan adalah kunci utama yang diterapkan dalam menjaga kinerja perusahaan agar tetap stabil. Selain itu nilai-nilai kekeluargaan yang kuat dan komitmen untuk memberikan layanan terbaik. Adalah falsafah yang tidak biaa dilepas dalam berbisnis.

Terbukti, tanpa bantuan dana dari pihak asing pun, 21 Express dapat membuka 30 cabang di seluruh Indonesia dengan hampir 200 karyawan tetap diluar agen. Dan lebih dari 200 armada. Pendapatan bisnisnya juga cukup membanggakan, antara Rp 50-100 miliar per tahunnya.

“Untuk armada, rencana kami akan menambah lagi sekitar 10% sampai 20%. Atau sekitar 20 unit sampai 40 unit armada baru,” jelas Fany.

Selain menambah keagenan, Fany mengaku akan masuk ke pasar toko daring. Beberapa perusahaan toko daring besar seperti Lazada.com dan Blibli.com sudah menjadi mitra bisnisnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved