Profile Company Editor's Choice Corporate Action

Mainan Baru Ratu Media

Mainan Baru Ratu Media

“Mimpi saya harus berhasil lagi seperti sebelumnya, bahkan lebih,” ujar pengusaha wanita Dian M. Muljadi, menunjuk mainan bisnisnya di bidang media daring, Fimela.com. Dian, si Ratu Media itu kini memang tengah asyik membesarkan media online-nya tersebut – yang juga berbasis gaya hidup yang selama ini menjadi passion-nya. “Saya butuh tantangan baru,” dia menjelaskan alasan ketertarikannya di bisnis media daring.

Dian M. Muljadi, meluncurkan media online Fimela.com yang mencirikan portal wanita modern

Dian M. Muljadi, pemilik media online Fimela.com

Ya, di bisnis media cetak, selama 15 tahun ini Dian dikenal sukses membesarkan sejumlah majalah gaya hidup. Mulai dari Cosmopolitan, Harper’s Bazaar Indonesia, Bravacasa, Marie Claire, Elle, dan Decoration. Namun dia tak mau berhenti membaca tren bisnis. Sejak tiga tahun ini dia melihat tren sirkulasi media cetak mulai stagnan. “Orang sekarang lebih sibuk dengan website, membuka info melalui gadget. Sirkulasi majalah cetak kalau bisa naik 10% itu sudah bersyukur sekali,” katanya.

Tak heran, Dian lalu berniat mendirikan media online. Dan gayung pun bersambut. Dia bertemu Bernhard Soebiakto, CEO Octovate Group, kolaborator dan investor kreatif yang banyak melahirkan bisnis online di Indonesia. Dian menyampaikan visinya bahwa ingin membuat portal karena pasar mulai mengarah ke sana. “Harus portal yang benar-benar mencirikan wanita modern, seperti majalah Cosmopolitan tapi di web,” pikirnya saat itu.

Bernhard setuju dan bahkan meyakinkan bahwa portal wanita yang dimaksud Dian potensinya besar. “Bernhard banyak membuat website produk wanita, seperti Kotex dan sebagainya, tapi saya ingin yang lebih menarik,” kata Dian.

Fitriandini Wiana, Pemimpin Redaksi Fimela.com, menjelaskan betapa Dian sangat antusias belajar mendalami bisnis media online ini bersama Bernhard. Dian sangat yakin pada pasar wanita dan tahu bagaimana menjangkaunya, hanya saja pengalamannya lebih banyak di media cetak sehingga awalnya belum terlalu paham kemana sebuah portal bisa digarap. “Pertemuan dengan Ben, itu membukakan wawasan Bu Dian, bahwa portal itu bisa bawa ke sana, pasarnya bisa digerakan kemana saja,” jelas Fitri. Di bisnis media portal ini Dian tidak mau ambil franchise dari luar negeri tapi mengembangkan sendiri.

Bernhard mengilas -balik, sebelum diluncurkan, Dian ingin mendapatkan data detil pasar. Bersama tim Octovate, Dian bahkan sempat menyurvei 500 ribu wanita dengan kuisioner. “Saya terus terang memandang karakter portal ini berbeda. Saya belajar banyak dari Ben dan sempat bertengkar 3 bulan sebelum diluncurkan,” aku Dian. Bertengkar, sahut Ben, karena Dian yang terbiasa di bisnis media cetak awalnya belum terlalu paham dengan teknik internet.

Pada proyek ini ada tiga tim yang terlibat: dari pihak Dian ada orang-orang media gaya hidup, lalu dari tim Ben adalah orang-orang art, dan orang internet. Ben teringat, Dian selalu mendorongnya mencari tahu data riset pasar ke biro riset atau media-media lain. “Kami menemukan fakta pasarnya besar dan perempuan belum punya “rumah sendiri”, portal yang yang menjawab kebutuhan mereka,” aku Ben.

Butuh waktu sekitar tiga bulan untuk menyiapkan Fimela.com hingga diluncurkan. “Bu Dian kalau punya mau, ya sudah kami kerja keras,” kata Ben sambil terbahak. Dian mengawal day to day sangat detail hingga Fimela diluncurkan. “Saya dulu sukses setelah pelajari majalah wanita paling sukses, Dewi. Kami bedah Dewi, dilihat semua, kami tambahi kreativitas,” kata Dian.

Akhirnya hadirlah Fimela.com, yang berasal dari kata female, tetapi tetap berasa Indonesianya. Nama itu dipilih Dian karena mudah disebut orang Indonesia. Fitri menambahkan, Dian selalu hands on pada setiap proyek yang digarapnya, termasuk di Fimela.com. Terlebih situs ini diposisikan bukan sekadar portal informasi wanita karena juga mengintegrasikan interaksi yang bisa dimaksimalkan pembaca. Contohnya video bagaimana menggunakan scarf. Ada banyak tip yang bentuknya video, jadi pembaca bisa langsung praktik dengan menontonnya.

Penciuman Dian atas potensi bisnis media daring tampaknya tak meleset. “Ternyata belum 6 bulan Fimela.com sudah mencapai 700 ribu page view, lalu bulan Agustus tahun lalu mendapat penghargaan Bubu Award. Ini menunjukkan recognition yang cukup besar,” kata Ben. Sekarang page view sudah mencapai 3,5 juta per bulan. Tak heran meski belum berusia setahun, Fimela.com sudah dipercaya Unilever untuk menayangkan iklan produk-produknya dalam jangka panjang. Selain Unilever dan P&G, juga ada sejumlah merek besar yang percaya Fimela.com.

Hanya Dian merasa belum puas. Masih banyak yang harus dikembangkan pada portal “kesayangannya” ini. “Saya juga melihat Bu Dian dan Octovate punya mimpi yang sangat besar, banyak yang ingin dikembangkan. Lebih dari 19 juta pengguna Internet di Indonesia adalah perempuan. Kami menemukan fakta bahwa mengapa perempuan sendiri tidak punya ‘rumah sendiri’, portal yang menjawab kebutuhan mereka,” Fitri menjelaskan.

Menariknya, baru melangkah dengan Fimela.com, Dian sudah masuk ke arah ritel, mengusung FimelaShop.com. Saat ini sudah ada 70 pemasok – masing-masing memegang 2-3 merek besar – yang sudah bersedia bergabung di portal ritel kelas atas ini. FimelaShop.com sendiri sudah dirilis 27 April 2012, menjual tiga kategori produk: fashion, kid & toy dan home.

“FimelaShop.com kami inisiasi sebagai branded sale e-commerce,” Dian menegaskan. Beberapa merek terkemuka yang masuk dalam daftar produk yang dijual di FimelaShop.com antara lain Mazze, Upper East, Missoni, Herve Legger, Robert Rodriguez, Yongki Komaladi, Bubble Girl, Adidas, Disney Character, Looney Tunes Character, Nickelodeon Character, Vivere, Neoflam, Akebono dan total 170 merek lainnya. Akankah Fimela.com dan FimelaShop.com menjadi media yang sukses dibesarkan Dian sebagaimana sejumlah majalah yang pernah dia besarkan? Waktu yang akan membuktikan, apakah si Ratu Media ini akan kembali menangguk sukses.

Herning Banirestu dan Sudarmadi


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved