Profile Company Corporate Action

Transformasi Asahimas sebagai Pabrik Kimia Terbesar di Asia Tenggara

Transformasi Asahimas sebagai Pabrik Kimia Terbesar di Asia Tenggara

Sebelum bertransformasi sebagai pabrik Klor Alkali-Vinyl Klorida terintegrasi terbesar di Asia tenggara, awalnya PT Asahimas Chemical (ASC) adalah sebuah pabrik kimia dari Jepang yang mulai beroperasi di Indonesia tahun 1971. Saat itu masih menggunakan bendera Asahimas Flat Glass Co. Ltd yang bersinergi dengan perusahaan lokal PT Rodamas Indonesia.

Pada tahun 1986 Asahi Glass Company (AGC) dari Jepang bersama PT Rodamas Indonesia, Ablemen Finance dan Mistubishi Corporation Jepang membuat join venture PT Asahimas Chemical yang mulai beroperasi tahun 1989, dan statusnya menjadi bagian dari grup AGC.

Proses pelatakan batu pertama ground breaking PLTU oleh Menteri Industri Saleh Husin (Kiri) dan Kepala BKPM Franky Sibarani (kanan) (Foto: Syukron Ali/SWA)

Proses pelatakan batu pertama (ground breaking) PLTU oleh Menteri Industri Saleh Husin dan Kepala BKPM Franky Sibarani (Foto: Syukron Ali/SWA)

Selain PT Asahimas Chemical, AGC juga memiliki anak perusahaan lain yang bernama PT Asahimas Flatt Glass, Tbk. Adapun produk yang dihasilkan adalah segala jenis bahan kimia dasar untuk industri di Indonesia. Sejak berdiri hingga sekarang, total investasi yang sudah dikeluarkan sekitar Rp 14 triliun.

“Tahun 2003, saat memimpin Asamihas, (kika) saya bermimpi pada suatu hari nanti Asahimas bisa mandiri mensupply energi listrik di pabrik dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), dan di tahun 2016 ini baru terwujud,” jelas Takuya Shimamura, CEO Asahimas saat membuka ground breaking PLTU berkapasitas 250 MW di desa Gunung Sugih, Jl. Raya Anyer Km 122 Cilegon Banten.

Setelah melewati perluasan setapak demi setapak, tidak terasa kini sudah ke 9 kalinya Asahimas Chemical melakukan perluasan pabrik dengan total lahan seluas 91 hektar. Kini, ASC merupakan pabrik terintegrasi Klor Alkali dan Vinyl Klorida terbesar di Asia Tenggara.

Dengan adanya perluasan pabrik dan pembangunan PLTU, maka akan meningkatkan kemampuan supply kebutuhan industi di dalam negeri dan mengurai ketergantungan impor. Targetnya, dengan perluasan tersebut dapat meningkatkan produksi Soda Kostik dari 500.000 menjadi 700.00 DMT per tahun. Monomer Vinil Klorida (VCM) dari 400.000 menjadi 800.000 MT per tahun. Kemudian Poli Vinil Klorida (PVC) dari 300.000 menjadi 550.000 MT per tahun.

Seperti Soda Kostik (NaOH),Etilena Diklorida (EDC), Monomer Vinil Klorida (VCM), Polivinil Klorida (PVC), Asam Klorida (HCI) dan Sodium Hipoklorit (NaCIO). Produk-produk tersebut sebanyak 70% dipakai untuk pasar domestik dan sisanya sebesar 30% di ekspor di pasar Global.

Dengan jumlah karyawan sebanyak 1200 orang. ASC membidik pasar domestik dan global. Untuk pasar global, beberapa negara yang menjadi target pasarnya adalah negara di kawasan Asia Tenggara, Australia dan China. Total industri yang sudah di supply kebutuhan bahan dasar dari ASC mencapai 500 industri baik nasional maupun multinasional.“Semua karyawan di Asahimas mayoritas berasal dari masyarakat sekitar yang menempati berbagai posisi, termasuk posisi manajerial,” jelas Takayuka.

Hingga bulan Oktober 2015 shareholder ASC mayoritas dimiliki oleh AGC Jepang sebanyak 52,5%, PT Rodamas Indonesia 18,0%, Ablemen Finance Ltd Inggris 18,0% dan Mitsubishi Corporation Jepang sebesar 11,4%. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved