Corporate Action Corporate Action

Carrefour Berusaha Jadi Pionir Peduli Lingkungan

Oleh Admin
Carrefour Berusaha Jadi Pionir Peduli Lingkungan

Sejak tanggal 15 Oktober lalu, ada hal yang menarik terjadi di gerai Carrefour Lebak Bulus, Jakarta. Apa itu? Pelanggan tidak lagi diberikan kantung plastik secara gratis untuk mengemas barang-barang yang dibeli. Mulai saat itu, perusahaan ritel ini menganjurkan konsumen membawa tas belanjanya sendiri, atau membeli green bag di gerai Carrefour.

“Sebenarnya ini adalah salah satu program konkrit Carrefour tentang peduli lingkungan,” sebut Satria Hamid, Head Of Public Affairs PT Carrefour Indonesia, ketika dihubungi SWA Online, Senin (29/10/2012).

Satria mengemukakan, niatan peritel asing ini untuk melakukan program peduli lingkungan sudah berlangsung lama. Apa yang diterapkan sekarang sudah dikaji perusahaan dari 5 tahun lalu. Perusahaan melakukan survei untuk program ini.

Seiring dengan berkembangnya taraf kehidupan masyarakat, tingkat pendidikan yang kian tinggi, dan pola konsumsi yang berubah maka Carrefour Indonesia memutuskan melakukan gerakan untuk mengurangi penggunaan kantung plastik pada tahun ini. Program ini adalah tindakan nyata Carrefour untuk peduli terhadap lingkungan. “Salah satu terjemahan dimulai hari ini, kita membantu mengedukasi konsumen untuk tidak lagi atau mengurangi penggunaan jumlah kantung plastik,” tambah Satria.

Sebenarnya, belakangan ini, Carrefour sudah menggunakan kantung plastik yang degradable (mudah hancur). Plastik itu, kata dia, bisa hancur dalam kurun waktu 2 tahun. Tetapi, ia menuturkan, waktu tersebut tetap terbilang lama.

Oleh sebab itu, sejak tanggal 15 Oktober 2012, Carrefour Indonesia melakukan program yakni tidak memberikan kantung plastik secara gratis kepada konsumen di 7 toko yang terletak di 4 kota besar. Ada 2 toko di Medan, 2 toko di Semarang, 2 toko di Yogyakarta, dan 1 toko di Jakarta. Gerakan di 7 toko ini bukanlah yang pertama kali.

Sebelumnya, perusahaan telah melakukan hal serupa di Bali pada 3 Juli 2012. “Itu bertepatan dengan Hari Tanpa Kantung Plastik Sedunia. Jadi ini serian (lanjutan) di dua toko (di Bali) itu. Jadi sudah 9 toko sebenarnya,” lanjutnya.

Melakukan hal positif ini bukanlah perkara yang mudah. Carrefour, sebut Satria, butuh bantuan semua pihak terkait. Baik itu dukungan media, Pemerintah, maupun seluruh komponen masyarakat.

Ia pun menuturkan, kiranya Pemerintah bisa memberikan insentif bagi pelaku usaha. Hal itu perlu karena perusahaan berusaha mendukung apa yang telah diatur oleh Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah mengenai Pengelolaan Sampah. Insentif ini untuk merangsang dunia industri untuk melakukan kegiatan demi kepentingan masa depan itu. “Misalnya saja, (bentuk insentif yaitu) mengenai pengurangan pajak,” kata dia.

Carrefour yang mencoba menjadi pionir gerakan hijau ini berkeinginan agar hal ini tidak hanya dilakukan di industri ritel saja. Industri lain, seperti farmasi, pun bisa melakukannya.

Ke depan, perusahaan berkomitmen memperluas program peduli lingkungan ini. Program tetap dilakukan sekalipun ada sejumlah komplain dari pelanggan. Komplain bukanlah penghambat namun justru dinilai sebagai suatu bentuk kepedulian dari pelanggan. Perusahaan pun meyakini, pelanggan tidak akan berkurang atau beralih ke ritel lain karena program ini.

Satria menegaskan program peduli lingkungan ini adalah langkah positif yang telah diikuti semua lapisan. Niatan baik ini diyakini bakal disambut baik oleh masyarakat. “Berbicara mengenai pengurangan pelanggan, saya berpikir bahwa animonya justru makin tinggi karena mereka melihat peduli lingkungan. Makanya strategi kita, untuk awal, ini tidak langsung diterapkan di semua toko,” tutur Satria.

“Kita mencoba inisiatif menjadi pionir, mengajak komponen masyarakat untuk memberikan suatu yang nyata bagi lingkungan,” ia menandaskan. (Ester Meryana)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved