Corporate Action Capital Market & Investment

Persiapan Situs e-Commerce Melantai di Bursa Efek

Persiapan Situs e-Commerce Melantai di Bursa Efek

Dua perusahaan e-commerce, Bhinneka.com dan PT Online Property Commerce (nataproperty.com) berencana melakukan penawaran harga saham perdana (initial public offering/IPO). Direksi Bhinneka melakukan berbagai persiapan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia, diantaranya membidik omzet sebesar Rp 5 triliun dalam dua tahun ke depan.

Hendrik Tio, CEO Bhinneka mengatakan rencana IPO diharapkan bisa diwujudkan di tahun 2018 atau 2019. Nantinya, Bhinneka akan melapas sahamnya ke publik sekitar 20% hingga 30%.

Menurut Hendrik, Bhinneka perlu melakukan berbagai persiapan, antara lain berkonsultasi dengan perusahaan penjamin emisi, Otoritas Jasa Keuangan, PT Bursa Efek Indonesia, ekspansi bisnis, dan memperkuat pertumbuhan pendapatan dengan menambah layanan serta produk terbaru.

Untuk memuluskan rencana ini, Bhinneka berupaya meningkatkan penjualan. Tahun ini, Bhinneka membidik pendapatan sebesar Rp 2 triliun. Hendrik menceritakan pertumbuhan omzet bhinneka.com dilakukan bertahap hingga mencapai Rp 5 triliun di tahun 2018. “Aset perusahaan juga bisa mencapai valuasi senilai Rp 5 triliun dalam dua tahun yang akan datang,” ucap Hendrik saat dijumpai di sela-sela acara Echelon Indonesia 2016 di Jakarta, baru-baru ini. Aset perusahaan, menurut Hendrik, saat ini sudah mencapai setengah dari target tersebut.

Hendrik Tio, CEO bhinneka.com, ingin membawa Bhinneka melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2018. (Foto : Vicky Rachman/SWA).

Hendrik Tio, CEO bhinneka.com, ingin membawa Bhinneka melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2018. (Foto : Vicky Rachman/SWA).

Dia juga menyebutkan ekspansi bisnis pertumbuhan Bhinneka adalah memperbanyak jaringan toko offline.. “Saat ini kami memiliki tujuh toko dan 23 kantor cabang di beberapa daerah. Nantinya, kantor cabang bisa dimodifikasi menjadi toko untuk menambah daya gedor ekspansi bisnis Bhinneka,” tuturnya.

Bhinneka pada Rabu (6/4) merilis produk dan inovasi teranyar bernama Bhinneka Bisnis. Ini merupakan platform online pencarian dan pengadaan kebutuhan produk dan jasa korporasi yang lengkap, aman, dan efisien. Bhinneka Bisnis menyediakan layanan purna jual.Bhinneka Bisnis dilansir untuk menangkap peluang bisnis penyediaan barang bagi korporat. Layanan ini menawarkan akses terhadap online catalogue untuk 15 ribu produk dan jasa, seperti alat-alat kantor, elektronik, gawai, komputer, server atau komputer jinjing. “Kami harapkan pertumbuhan bisnis Bhinneka Bisnis sebanyak 3 kali lipat untuk tahun 2016,” ujar Hendrik.

Pelanggan yang disasarnya adalah perusahaan rintisan hingga BUMNN. “Kami membatasi pembelian. Untuk start up atau UKM hingga Rp 10 juta per bulan. Sedangkan BUMN hingga Rp 5 miliar sebulan,” tambah Hendrik. Pria berkacamata ini menyebutkan pertumbuhan produk atau layanan bussines to bussines bisa naik tiga kali lipat dibandingkan bussines to customer.

Disamping itu, Bhinneka mencari injeksi modal untuk menunjang struktur permodalannya. Akhir tahun lalu, Bhinneka baru saja menerima dana segar sebesar Rp 300 miliar dari pemodal ventura lokal, Ideosource. “Proyeksi kami bisa mendapat kucuran modal sekitar Rp 1 triliun dari lembaga ventura. Beberapa perusahaan ventura asing dari Amerika Serikat berminat menjadi investor Bhinneka. Tapi, kami belum memutuskan hal ini,” ungkap Hendrik.

IPO Situs Properti

Adapun, nataproperty.com ingin melantai di Bursa Efek Indonesia di tahun 2022. ”Kenapa kita yakin? Karena kita sudah bisa mengukur bisnis kita. Dari sisi gross revenue (pendapatan kotor) saja, let say satu proyek yang sudah kerjasama sama kita itu Rp 3,3 triliun. Terus kita charge fee 0,5% dari situ ‘kan sudah dihitung skala bisnis nataproperty,” kata Benny Saputro, CEO nataproperty.com.

Benny mengklaim situsnya merupakan satu-satunya situs e-Commerce properti di Indonesia dan Asia Pasifik. Nataproperty.com beroperasi sejak Januari 2016. Kendati masih baru, Benny menyebutkan pihaknya sudah bermitra dengan pengembang besar, yaitu PT Hong Kong Kingland Indonesia yang baru-baru ini telah meluncurkan proyek perdananya di Indonesia yaitu apartemen Kingland Avenue di Serpong, Tangerang. ”Mereka besar di Hong Kong tapi baru mulai ekspansi di Indonesia. Di apartemen yang baru saja diluncurkan itu ada lima tower dengan total potensi revenue Rp 3,3 triliun,” dia menjelaskan.

Unit apartemen yang dijual Hong Kong Kingland itu dipasarkan oleh Nata Property. Selain itu juga bekerjasama dengan perusahaan properti, Binare, salah satu proyeknya apartemen berisi 2000 unit seharga mulai Rp 150 juta sampai Rp 200 juta per unit. Nama proyeknya itu Malioboro Park View di Yogjakarta. “Itu kos-kosan untuk disewakan sekitar Rp 1 juta sampai Rp 2 juta per bulan. Tahap pertama sudah terjual 300 unit,” urainya.

Tak hanya itu, nataproperty.com juga bekerjasama dengan anak usaha PT Pertamina, Patra Bangun Dinamika, yang merambah sektor properti dengan proyek perdana apartemen Padina Residence di Daan Mogot, Jakarta Barat. ”Selain menggandeng perusahaan properti kita juga bermitra dengan perusahaan agen properti. Kita tidak memotong fee mereka karena kita langsung dapat dari developer,” tegasnya.

Benny Saputro, CEO nataproperty.com (kiri di bagian depan), dan Sandra Vandhi (kanan) menerima penghargaan sebagai juara pertama di Top 100 Qualifiers di ajang Echelon Indonesia 2016 di Jakarta, Rabu (6/4/2016). (Foto : Vicky Rachman/SWA).

Benny Saputro, CEO nataproperty.com (kiri di bagian depan), dan Sandra Vandhi (kanan) menerima penghargaan sebagai juara pertama di Top 100 Qualifiers di ajang Echelon Indonesia 2016 di Jakarta, Rabu (6/4/2016). (Foto : Vicky Rachman/SWA).

Benny menyebutkan nataproperty.com mengutip fee sebesar 0,25%-0,5% dari nilai kontrak penjualan yang disodorkan pengembang properti. “Revenue gross kami perkirakan Rp 5 triliun dalam lima tahun ke depan. Kalau dirata-ratakan setiap tahunnya revenue gross sekitar Rp 1 triliun. Dan kami sudah bekerjasama dengan 10 developer,” tandasnya. Hitung-hitungan di atas kertas itu menambah kepercayaan diri nataproperty.com untuk IPO. ”Makanya itu kita yakin sudah layak IPO pada 2022,” cetus alumnus Universitas Bina Nusantara angkatan tahun 1999 ini.

Cikal bakal nataproperty.com berawal dari perusahaan bernama PT Nata Solusindo. Perusahaan ini didirikan oleh Benny pada lima tahun yang lalu. Lini bisnis Nata Solusindo adalah perusahaan penyedia jasa manajemen sistem teknologi informasi properti. Berbekal pengalaman ini, maka pria kelahiran Tegal, Jawa Tengah, ini merambah bisnis properti e-commerce properti. “Selain bermitra dengan developer, kami juga bekerjasama dengan agen properti,” imbuh pria kelahiran 35 tahun silam ini. Dia juga menyebutkan Nata Solusindo, sebagai induk perusahaan nataproperty.com sudah menerapakan praktik menjalankan perusahaan yang sehat. “Pembayaran pajak kami dalam tiga tahun terakhir sudah clear dan tertib, saya nggak main-main berurusan dengan pajak karena kami berbisnis di Indonesia, jadi apa salahnya kalau kita tertib membayar pajak,” ujarnya.

Nataproperty.com didaulat sebagai pemenang Judge’s Choice Award Top 100 Qualifiers di Echelon Indonesia 2016. Mereka diganjar uang tunai senilai 500 dollar Singapura dan mewakili Indonesia di Top 100 Booth di Echelon Asia Summit 2016 di Singapura. Echelon Indonesia 2016 yang didukung oleh Badan Ekonomi Kreatif, merupakan konferensi teknologi regional yang beradaptasi dengan pasar Indonesia yang mengangkat tema Empowering through Innovation. Sebagai bagian dari program Echelon, Top 100 Start up Programme adalah ajang pencarian perusahaan rintisan terbaik yang dinilai oleh dewan juri. Mereka adalah Geraldine Oetama (Executive Director SkyStar Venture), Gary Khoeng (Investment Manager Convergence Ventures), Aryo Ariotedjo (Managing Partner Grupara), Dondi Hananto (Founder Kinara Indonesia), dan Jeff Quigley (Southeast Asia Fenox VC). Para juri ini memilih pemenang berdasarkan beberapa kriteria, seperti masalah dan solusi, target pasar, model pendapatan, tim pendukung, juga cara perusahaan start up mempromosikan bisnisnya. (***)

Vicky Rachman & Tiffany Diahnisa


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved