Corporate Action

Tingkatkan Nilai Tambah, Antam Serius Olah Mineral

Oleh Admin
Tingkatkan Nilai Tambah, Antam Serius Olah Mineral

Belakangan ini, industri yang berbasis sumber daya alam, seperti pertambangan, diminta untuk meningkatkan nilai tambah produknya. Produk mentah harus diolah lagi supaya bisa memberikan nilai jual yang lebih tinggi. Dengan demikian, nilai ekspor yang dihasilkan pun bisa semakin besar. Hal inilah yang sedang digarap oleh PT Antam (Persero) Tbk.

Alwinsyah Lubis, Direktur Utama PT Antam (Persero) Tbk (paling kanan), di acara Kompas100 CEO Forum, di Jakarta, Rabu (28/11/2012).

Dalam acara Kompas100 CEO Forum, di Jakarta, Rabu (28/11/2012), Alwinsyah Lubis, Direktur Utama Antam, menuturkan, “Di Indonesia tentunya potensi cadangan mineral cukup besar. Masalahnya bagaimana mengelola ini dengan baik. Potensi ini tentunya perlu dikelola dan diberikan nilai tambah.”

Dia melihat, dalam beberapa tahun terakhir, industri pertambangan terus bertumbuh. Namun, pertumbuhan dinilainya belum maksimal. Karena apa? Ternyata, menurut dia, minat investor di bidang pertambangan masih rendah. “Iklim investasi pertambangan masih cukup sulit, belum kondusif,” kata Alwinsyah.

Disebutkannya, iklim investasi yang sulit karena visi pemerintah daerah dengan investor tidak sejalan. Sejumlah Pemda mempunyai visi jangka pendek, sementara investornya punya visi jangka panjang. Alhasil, yang ada hanyalah peningkatan investasi yang betul-betul cuma menggali dan mengeksploitasi daerah melalui ekspor bahan baku.

Pemerintah sendiri telah berusaha mengikis ekspor bahan baku itu. Peraturan terkait, seperti penetapan bea keluar untuk sejumlah komoditas mineral, telah dikeluarkan. Itu semata untuk menggenjot para pelaku usaha di bidang pertambangan untuk menghasilkan produk bernilai tambah. Hal ini pun disikapi positif oleh Antam.

Sejalan dengan pemerintah, Antam berusaha melakukan hilirisasi pada seluruh komoditasnya, seperti nikel, emas, dan bauksit. Hal ini pun dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak lain. “Nilai tambah yang kita lihat contohnya di bauksit dan alumina. Dari bahan baku bauksit kita bisa memberikan nilai tambah sampai 7,4 kali lipat menjadi aluminium,” kata dia.

Dengan konsep mengembangkan nilai tambah mineral, Antam pun membangun beberapa proyek di sejumlah daerah. Salah satunya adalah pengolahan biji nikel menjadi feronikel di Halmahera. Groundbreaking proyek pun sudah dilakukan beberapa tahun lalu. Diharapkan dia, sekitar tahun 2014-2015, sejumlah proyek sudah mulai berproduksi. “Total investasi yang kami gunakan di sini antara US$ 4-5 miliar,” tutur Alwinsyah.

“BUMN seperti Antam ini tentunya punya komitmen untuk betul-betul bisa memberikan nilai tambah pada cadangan sumber daya alam di Indonesia ini,” tandasnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved