CSR Corner Corporate Action

Coca Cola Foundation Transformasi Perpustakaan Berbasis TI

Coca Cola Foundation Transformasi Perpustakaan Berbasis TI

Yayasan Coca Cola Foundation dengan dukungan Bill & Melinda Gates Foundation memperluas cakupan program PerpuSeru (Perpustakaan Seru), sebuah program pengembangan perpustakaan di Indonesia sebagai pusat belajar dan kegiatan masyarakat yang berbasis teknologi informasi. Sebesar US$ 12 juta dana yang diinvestasikan untuk mengoptimalkan peran perpustakaan di seluruh Indonesia yang dinilai akan mendorong kualitas hidup 10 juta penduduk selama tiga tahun kedepan.

Program yang telah berlangsung sejak November 2011 ini, pada fase pertama bermitra dengan 118 perpustakaan di 34 kabupaten dan 84 desa di 16 provinsi di Indonesia. Pada fase program yang kedua, PerpuSeru memperluas area binaan setidaknya 550 perpustakaan umum di 99 kabupaten dan 451 desa.

Program ini memberikan pendampingan kepada perpustakaan kabupaten/kota untuk melakukan pelatihan dan mentoring ke perpustakaan tingkat desa terkait advokasi, bagaimana meningkatkan akses dan penggunaan layanan komputer dan internet dan bagaimana memfasilitasi kebutuhan masyarakat yang melibatkan masyarakat.Program PerpuSeru memprioritaskan pemuda, perempuan dan pengusaha mikro sebagai sasaran program dengan fokus pada isu pendidikan, kesehatan dan pengembangan ekonomi.

Adapun strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan program adalah penyediaan fasilitas TI meliputi komputer dan jaringan internet yang bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia dalam peningkatan bandwidth internet di perpustakaan dengan biaya yang lebih terjangkau. Selain itu PerpuSeru juga merangkul berbagai mitra yakni Perpustakaan Nasional, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koperasi dan UKM dan Microsoft.

Menurut Erlyn Sulistyaningsih, Direktur Program PerpuSeru Coca-Cola Foundation Indonesia, visi dari program ini untuk memperkuat masyarakat Indonesia dengan mentransformasi perpustakaan umum menjadi pusat belajar masyarakat yang terbuka, mudah diakses, kreatif dan mampu memberi kesempatan-kesempatan baru. “Dampak yang telah dirasakan diantaranya peningkatan pendapatan masyarakat, menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pengetahuan kesehatan, serta terciptanya peer support group dalam pengembangan usaha di antara masyarakat,” ujar Erlyn pada hari Senin, (26/10).

Untuk mengukur dampak layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi, dilakukan survei Common Impact Measurement System (CIMS). Dengan mengambil sampel dari 666 pengunjung di perpustakaan umum mitra PerpuSeru, ditemukan bahwa 55 persen responden menganggap bahwa pelatihan komputer dan internet gratis merupakan layanan terpenting. Kemudian 60 persen responden yang bekerja menyatakan pendapatan menjadi lebih meningkat karena menggunakan layanan perpustakaan. Adapun 80 persen pelajar dan mahasiswa mengaku prestasi akademis meningkat.

Salah satu orang yang mendapat manfaat langsung dari program ini adalah Wahid, seorang juru parkir di perpustakaan kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Untuk menambah penghasilan, Wahid mempunyai usaha beternak ayam, namun banyak dari ayamnya yang terserang penyakit dan mati. Setelah didampingi pustakawan untuk mencari informasi bagaimana beternak ayam yang baik, peternakan ayam Wahid semakin berkembang. “Kini usaha ternak ayam saya memiliki 250 ekor ayam. Dari hasil ternak mendapat penghasilan sebesar Rp 2-3 juta per bulan,” ujar Wahid saat telekonferensi di Hotel Dharmawangsa.

Di tahun 2014, semua perpustakaan yang bermitra telah memberikan 9.000 orang berbagai pelatihan, 228 komputer dan 95 perpustakaan menyediakan internet gratis. Adapun total pengunjung perpustakaan sebanyak 1.248.535 orang.

Untuk diketahui, PerpuSeru merupakan bagian dari program ‘Global Library Iniative’ Bill & Melinda Gates Foundation yang telah menjangkau 253 juta orang melalui 28.000 perpustakaan di lebih dari 54 negara selama dua dekade ini. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved