CSR Corner Corporate Action

Revitalisasi Pasar Tradisional, Perlu Dukungan Investor

Revitalisasi Pasar Tradisional, Perlu Dukungan Investor

Pertumbuhan pasar modern di Indonesia mengancam keberadaan pasar tradisional.Tahun lalu misalnya jumlah pasar tradisional mengalami pertumbuhan negatif 8,1 persen. Sebaliknya, pasar modern justru tumbuh 31,4 persen. Saat ini jumlah pasar tradisional sekitar 13.500 pasar, sedangkan pasar modern sekitar 14.0000. Sejak 2005-2012, pemerintah telah merevitalisasi 1.568 pasar dengan anggaran Rp 2,3 triliun. Sedangkan tahun akan merevitalisasi 79 pasar dengan anggaran Rp 400 miliar.

Di Malang misalnya, sejak tahun 1994, pasar besar dibangun melalui kerjasama dengan swasta dengan sistem BOT selama 25 tahun. Saat ini, juga sedang membangun 4 pasar yaitu pasar di pasar Dinoyo, Blimbing, dan kemudian yang sedang diproses adalah pasar Gadang. Menurut Peny Suparto, Wali Kota Malang, biaya pembangunan satu pasar tradisional sekitar Rp 250-300 miliar, sehingga bila hanya mengandalkan APBD yang nilainya sekitar Rp5-6 miliar, bila melihat anggaran maka tidak satu pun pasar tradisional akan terbangun.

Untuk mewujudkan hal tersebut Penny melakukan kerjasama dengan sistem BOT dengan phak swasta untuk membangun pasar tradisional dengan menyediakan fasilitas dan regulasinya. Nantinya, yang hadir hanya 1-2 investor, tetapi akan banyak investor yang akan saling berebut membangun pasar tradisional yang bersih dan modern yang tujuannya untuk memberikan tambahan kesejahteraan kepada para konsumen atau kepada para pedagang.

Irwan Khalis, Direktur Utama Itqoni Group (pengembang pasar swasta), dari 13 ribu pasar tradisional ada sekitar 8,1% atau 1053 pasar yang harus diselamatkan. Untuk merevitalisasi pasar tradisional dibutuhkan dana sekitar Rp 50 miliar/pasar atau sekitar Rp 52 triliun per tahun. Melihat kenyataaan tersebut Irwan berpendapat diperlukan strategic partner oleh Pemda/Pemkot untuk merevitalisasi pasar dengan scheme Private Public Participation. Paling tidak dari 1053 pasar, minimal 2 pasar per Kabupaten/Kota yang mesti direvitalisasi melalui program kemitraan.

Ia mecontohkan saat ini Itqoni Group sedang menargetkan pembangunan 12 pasar tradisional. Tahun ini paling tidak ada sekitar 5 pasar yang dibangun (Cikarang, Kerawang, Salatiga, Malang dan Bandung Barat) dengan total sekitar 12 ribu lot dan membutuhkan investasi sekitar Rp 600 miliar. Itqoni memberi kemudahan bagi para pedagang dengan cicilan harian, besarnya sekitar Rp 25 ribu-30 ribu/hari.

Bank Danamon melalui Yayasan Danomon Peduli (YDP) juga tertarik menyalurkan anggaran CSR-nya melalui program pasar sejahtera. Menurut Siahaan, Direktur Eksekutif YDP, saat ini sudah 5 lokasi percontohan yaitu di Pasar Ibuh (Payakumbuh), Pasar Semampir (Pekalongan), Pasar Grogolan (Pekalongan), Pasar Bunder (Sragen), Pasar Baru (Probolinggo). Bahkan tahun ini akan tambah 3 lokasi yaitu di Jawa Barat, Kalimantan dan Sulawesi. Ia menambahkan anggaran CSR YDP untuk 5 lokasi awal yang akan turun sekitar Rp 1 miliar, sedangkan Rp 1,5 miliar untuk kegiatan non fisik seperti kegiatan berbasis komunitas, Bank Sampah, Tabungan Kesehatan, pemeliharaan los dan dana simpan pinjam pedagang.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved