CSR Corner Corporate Action

Djarum Bangun Gerbang Senilai Rp 16 Miliar

Djarum Bangun Gerbang Senilai Rp 16 Miliar

Memasuki kota Kudus, kini mata kita akan disuguhi pemandangan indah gerbang yang makin menguatkan kota ini sebagai kota kretek. Gerbang indah berbentuk serupa daun tembakau dengan dihiasi lampu yang berpendar-pendar berganti warna ini diresmikan 27 April 2016. Gerbang yang berlokasi di kawasan Taman Tanggul Angin, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus ini diberi nama Gerbang Kudus Kota Kretek (GKKK). Seperti kita ketahui, Kudus memang dikenal memiliki ribuan pabrik rokok, dari yang besar hingga skala usaha kecil. Victor Hartono, CEO Djarum, hadir dalam peresmian ini.

djarum

Djarum disebut H. Musthofa, Bupati Kudus, dari total jumlah tenaga kerja di Kudus sekitar 120 ribu orang, sekitar 60 ribu orang terserap di sektor industri rokok. Dan Djarum adalah perusahaan rokok lokal terbesar saat ini. Sekarang industri rokok sedang turun, tercatat tahun 2014 ada 1300 perusahaan rokok di Kudus, tapi hingga akhir 2015 pemainnya berguguran, hingga tersisa 300an perusahaan saja.

Meski industri rokok mengalami penurunan, julukan Kota Kudus sebagai kota kretek masih melekat kuat. FX Supanji, GM Corporate Development PT Djarum, mewakili perusahaannya, ia menyampaikan rokok kretek ditemukan oleh H. Jamhari di abad 19 di Kota Kudus, maka selayaknya kota ini disebut kota kretek. Ia mengatakan, makna gerbang ini, bagian atas berbentuk daun tembakau dengan jari-jari berjumlah 59. Yang artinya lima rukun Islam yang disebarkan oleh Wali Songo. Penyangganya berbentuk cengkeh berjumlah 4 yang berarti Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. Perpaduan bahan stainlestil dan beton melambangkan industri yang maju dan kokoh.

Musthofa menyampaikan, akan membangun rest area di dekat gerbang tersbut. “Seperti disampaikan Pak Victor, supaya orang-orang bisa selfie,” ujarnya. Ia mendorong Djarum untuk juga menbuat gerbang kedua yang menandakan gerbang masuk dari arah Surabaya. Karena gerbang yang diresmikan saat ini merupakan gerbang masuk dari Kota Semarang.

Pekerjaan pembangunan GKKK dimulai 2 Januari 2014. Tetapi karena banjir maka groundbreaking atau peletakan batu pertamanya baru dilaksanakan 22 April 2014. Dan proyek ini selesai pada 12 Juli 2015. Atau total yang diperlukan untuk pembangunan selama 1,5 tahun. Biaya total pembangunan gerbang yang difasilitasi Djarum ini sebesar Rp 16,125 miliar.

Menurut Purwono Nugroho, Senior Manager Public Affairs PT Djarum, GKKK berada di kawasan Taman Tanggul Angin. Terletak di jalur Pantura, yang merupakan jalan nasional. Karena itu, GKKK akan menjadi ikon baru Kota Kretek. “Dengan bangunan gerbang yang futuristik, Kudus diharapkan bisa mengokohkan diri sebagai Kota Kretek,” imbuhnya. Musthofa mengapresiaai Djarum yang memikirkan sisi religiusitas masyarakat juga dalam filosofi gerbang ini.

Bangunan yang berada di sebelah timur Jembatan Tanggul Angin, atau perbatasan Kabupaten Kudus dengan Kabupaten Demak ini dibuat dengan menggunakan pondasi tiang pancang. Sementara dinding, balok, dan kolomnya adalah beton bertulang. Berdiri di atas lahan seluas 1106 m², bentuk bangunan GKKK menyerupai daun tembakau yang memayungi sisi kiri dan kanan ruas jalan. Tinggi bangunan Gerbang Kudus Kota Kretek adalah 12 meter dari permukaan jalan.

Sementara bentang daun atau lebar gerbang adalah 21 meter dan 48,75 meter panjang daunnya. GKKK sebenarnya sudah dinikmati masyarakat Kudus dan yang melintasinya sejak awal 2015, tapi baru awal tahun ini diresmikan. Musthofa berharap selain menjadi icon, ini akan menarik wisatawan ke Kota Kudus lebih banyak lagi di waktu mendatang. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved