Financial Report Corporate Action

Danamon Pakai Jaringan Konvensional untuk Jual Produk Syariah

Danamon Pakai Jaringan Konvensional untuk Jual Produk Syariah

Teknik memasarkan produk baru dengan merek yang sama atau yang dikenal dengan istilah brand leveraging memang kerap menjadi pilihan pemasar. PT Bank Danamon, Tbk juga memilih menggunakan teknik yang sama untuk memasarkan produk kredit syariahnya yang merupakan bagian dari kredit untuk segmen UKM dan komersial. Direktur UUS Danamon, Herry Hykmanto, mengatakan, mulai tahun 2016 ini Danamon akan memasarkan produk kredit syariah melalui jaringan konvensionalnya yang sudah ada. “Kami akan memasarkan lewat 130 cabang Danamon yang ada di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Jajaran direksi PT Bank Danamon, Tbk saat paparan kinerja kuartal I tahun 2016

Jajaran direksi PT Bank Danamon, Tbk saat paparan kinerja kuartal I tahun 2016

Herry mengaku, pihaknya telah menyiapkan aplikasi teknik ini sejak satu tahun yang lalu, “Pekerjaan besarny aadalah kami harus memberikan pelatihan dan product knowledege ke 130 cabang,” ungkapnya. Tetapi, ia optimis dengan teknik ini nantinya nasabah konvensional pun berpotensi untuk mengambil kredit syariah.

Kuartal I 2016, perseroan mengumumkan pertumbuhan kredit syariah naik 17 % dibandingkan kuartal I 2015, menjadi Rp 2,9 triliun. Selain itu, NPF nya menunjukkan gejala membaik, turun dari 2,31 % kuartal I 2015 menjadi 1,07 % kuartal I 2016. Hingga saat ini pendanaan kredit syariah Danamon masih fokus untuk koperasi karyawan yang bergerak di industri manufaktur, infrastruktur dan jasa keuangan. Selain itu pendanaan syariah tersebut juga dialirkan untuk UKM yang beregrak di bidang manufatur, ekportir dan suplier infrastruktur.

Tak hanya kredit syariah yang tumbuh, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Kuartal I 2016, perseroan juga mengumumkan kredit untuk segmen usaha kecil dan menegah (UKM) pun tumbuh 4 % menjadi Rp 23 triliun dari Rp 22,2 trilun tahun sebelumnya. Demikian juga dengan kredit perbankan korporasi tumbuh 6 % menjadi Rp 17,4 triliun. Tetapi dalam RUPS teresebut, Danamon juga mencatat penurunan kredit di beberapa segmen, yakni kredit untuk segmen perbankan komersial turun 3 % menjadi Rp 15,4 triliun dan kredit kepada usaha mikro melalui (DSP) yang turun 27 % menjadi Rp 13,3 triliun. Menurut Vera Eve Lim, CFO Danamon. Dengan demikian secara keseluruhan kredit Danamon turun 7 % (QoQ) menjadi Rp 125,8 triliun di kuartal I 2016 .

Menurut Vera, kondisi tersebut adalah imbas dari daya beli yang masih rendah khususnya untuk produk otomotif, sehingga pembiayaan otomotif menurun yang berakibat pada menurunnya kredit secara keseluruhan, “Pembiayaan kendaraan bermotor masih dominan dalam portofolio kami, sehingga kalau menurun maka imbasnya sampai ke kredit secara keseluruhan, “ jelasnya. Pembiayaan kendaraan bermotor melalui anaka usahanya, Adira Finance, memang tidak begitu menggembirakan di kuaratal I 2016 ini, menurun 8 % di kuartal I 2016. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved