Profile Company Editor's Choice Corporate Action

Kejelian Sonny Gunawan Membesut Taman Vertikal

Kejelian Sonny Gunawan Membesut Taman Vertikal

Lahan penghijauan yang semakin sempit ternyata mendatangkan berkah bagi V-ga. Baru berdiri sejak 2010, V-ga sudah mengerjakan banyak proyek besar seperti taman vertikal di Summarecon Mall Serpong 2 Tangerang, The Stone Hotel di Bali, Gedung Serbaguna Jaya Ancol,billboard vertical gardenCoca-Cola, Restoran Double-Bay, Museum Bank Indonesia, dan puluhan rumah tinggal. Dalam sebulan ada sekitar 20 pesanan pembuatan proyek ini.

Bisnis taman vertikal atau vertical garden (V-ga) memang baru dikenal di Indonesia. Taman vertikal merupakan taman yang dibuat dengan media vertikal. Istilah lainnya adalah vertical landscape, green wall, jardin garden atau living wall. Taman vertikal mulai diminati sejalan dengan maraknya pembangunan mal dan klaster perumahan yang lahan hijaunya semakin sempit.

Sonny Gunawan, pemilik usaha bisnis taman vertikal V-ga

Pemilik V-ga adalah Sonny Gunawan. Bisnis ini diawali ketika Sonny bergabung di sebuah perusahaan trading milik temannya. Perusahaan tersebut memiliki beberapa produk, salah satunya komponen untuk membuat taman vertikal. Lantas, Sonny mengutarakan kepada temannya tadi bahwa produk ini bagus apabila dipasarkan di Indonesia. Karena, belum banyak pemain di bidang ini.

Dengan menggunakan media pemasaran melalui Facebook, produk V-ga mendapat apresiasi cukup besar dari para arsitek dan banyak lanskaper. Namun, di balik apresiasi yang didapatkan, juga muncul beberapa keluhan mengenai harga produk tersebut yang tergolong mahal.

Sonny menyadari, taman vertikal belum memperoleh apresiasi setinggi di luar negeri. “Di luar negeri, vertical garden merupakan bagian dari seni,” katanya sambil menambahkan, harga V-ga bisa mencapai belasan juta per m2. Sementara di Indonesia, V-ga menawarkan tarif pembuatan taman vertikal di kisaran Rp 2,1-2,4 juta per m2.

Mengapa tarif Sonny lebih murah dibandingkan di luar negeri? Ternyata karena V-ga menggunakan komponen yang bahannya berasal dari dalam negeri atau lokal. Selain itu, agar produknya digandrungi, ia bekerja sama dengan para konsultan lanskap atau arsitek yang memiliki klien pemilik gedung dan pengembang properti. Sonny yakin, pemilik gedung biasanya akan menuruti apa saja yang direkomendasikan oleh konsultannya.

Untuk memenuhi permintaan pasar, Sonny juga harus menjalin hubungan dengan pelaku bisnis tanaman atau yang biasa disebut nursery. Nursery ini sangat penting dalam sebuah bisnis taman vertikal karena tanaman merupakan komponen utama dalam pembuatan taman vertikal. Sonny pun menggandeng nursery dari daerah Sawangan yang kebetulan merupakan milik temannya.

Hingga saat ini pesanan pembuatan proyek terus mengalir. Apalagi pemain di bisnis ini belum terlalu banyak. Sayang, Sonny mengaku belum bisa membeberkan berapa keuntungan yang diraihnya. Yang pasti potensi pasar dari bisnis ini sangat menjanjikan ke depan. “Pokoknya sampai sekarang, klien terus ada dan bahkan ada beberapa klien baru,” ungkapnya.

Salah satu klien yang menggunakan jasa pembuatan taman vertikal V-ga adalah The Stone Hotel, Bali. Hotel bintang lima yang dioperasikan oleh Marriott ini menggunakan beberapa sentuhan taman vertikal untuk menutupi bangunan hotel yang terletak tepat di tepi pantai yang amat tersohor di Pulau Dewata, Pantai Kuta.

Taman vertikal ini digunakan pada jalur-jalur menjulang dari atas ke bawah setinggi 18 meter, tidak kurang dari 920 m2 taman vertikal digunakan dalam proyek ini. Sebanyak 36 jalur taman vertikal dilekatkan pada bangunan ini dengan lebar dari tiap jalur tersebut berukuran 1 meter.

Adi Moedigdo, owner representative atau wakil pemilik hotel tersebut, melihat banyak terobosan yang dilakukan oleh Sonny dalam mengeksplorasi taman vertikal. “Menurut pandangan saya, Pak Sonny berhasil mematahkan mitos bahwa taman vertikal ini tidak harus menggunakan komponen impor dengan harga yang sangat mahal. Konsep yang ditawarkannya sangat baik, dengan harga yang relatif jauh lebih murah,” ujar Adi.

Dede Suryadi dan Radito Wicaksono; Riset: Dian Solihati


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved