Financial Report Corporate Action

Semester I 2014, Laba Bersih BCA Capai Rp7,9 Triliun

Semester I 2014, Laba Bersih BCA Capai Rp7,9 Triliun

PT Bank Central Asia Tbk mengumumkan pencapaian kinerja yang solid pada semester I 2014 dengan laba bersih meningkat 24,2% menjadi Rp 7,9 triliun dibandingkan Rp 6,3 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan operasional yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya, tumbuh 25,0% menjadi Rp 19,6 triliun pada semester I 2014 dari Rp 15,7 triliun pada periode yang sama di tahun 2013. Marjin Bunga Bersih (NIM) yang meningkat 50 bps menjadi 6,5% pada semester I tahun 2014 dari 6,0% pada semester I tahun 2013, mencerminkan yield aset produktif yang lebih tinggi dengan adanya peningkatan portofolio kredit.

BCA-Kinerja

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengungkapkan bahwa, “Di tengah periode ketidakpastian ekonomi, BCA terus menunjukkan daya tahan dan kemampuannya dalam beradaptasi terhadap situasi dengan berbagai tantangan. Penerapan manajemen risiko secara disiplin telah mendukung kualitas kredit dan profitabilitas yang berkelanjutan.”

Portofolio kredit meningkat 14,6% YoY atau Rp 40,9 triliun menjadi Rp 321,3 triliun pada akhir Juni 2014. Kredit korporasi tercatat sebesar Rp 106,4 triliun, naik 16,3% YoY. Kredit komersial & UKM tumbuh 14,9% YoY menjadi Rp 127,0 triliun. Sementara itu, kredit konsumer meningkat 12,6% YoY menjadi Rp 88,3 triliun, didukung oleh kenaikan outstanding seluruh produk kredit konsumer. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) meningkat 9,0% YoY menjadi Rp 52,8 triliun. Jika dilihat secara triwulan, pertumbuhan KPR relatif datar dalam 4 triwulan terakhir, sejalan dengan lebih tingginya suku bunga dan menurunnya permintaan kredit KPR. Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), naik 16,8% YoY dari Rp 23,4 triliun menjadi Rp 27,3 triliun. Outstanding kartu kredit tercatat sebesar Rp 8,1 triliun, naik 23,8% YoY pada Juni 2014.

Likuiditas neraca tetap terjaga dengan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) tercatat sebesar 75,5% dan secondary reserves sebesar Rp 67,7 triliun atau 16,1% terhadap total dana pihak ketiga pada akhir Juni 2014. Rasio kredit bermasalah (NPL) tetap berada pada level yang cukup rendah yaitu 0,5% dengan rasio cadangan sebesar 368,1%. Rasio kecukupan modal (CAR) berada pada level 17,0% di Juni 2014 dibandingkan 16,0% pada Juni 2013, mempertegas posisi permodalan BCA yang sehat.

BCA mempertahankan posisi pendanaan yang solid dengan total dana pihak ketiga sebesar Rp421,2 triliun pada akhir Juni 2014, meningkat 11,3% YoY. Saldo dana rekening transaksi (giro dan tabungan atau CASA) merupakan porsi utama dana pihak ketiga yaitu sebesar 77,2% dari total dana pihak ketiga. Dana CASA meningkat 6,3% YoY menjadi Rp 325,2 triliun. Dana giro naik 8,9% YoY menjadi Rp 105,7 triliun, sementara dana tabungan tumbuh 5,1% YoY menjadi Rp 219,5 triliun. BCA mencatat pertumbuhan signifikan pada dana deposito sebesar 32,4% YoY menjadi Rp 96,0 triliun sejalan dengan kenaikan suku bunga deposito secara bertahap.

“Dengan indikator-indikator perekonomian Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang melambat, volatilitas nilai tukar Rupiah yang terus berlanjut dan likuiditas yang lebih ketat, merupakan hal penting bagi BCA untuk menjaga pertumbuhan kredit pada level yang tepat serta memperkuat posisi likuiditas dan permodalan,” demikian ungkap Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, Pihaknya yakin bahwa BCA akan berada pada posisi yang menguntungkan untuk menangkap peluang pada saat ekonomi Indonesia kembali membaik. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved