Financial Report Corporate Action

Tiga Bandara Selesai, Laba Operasi Angkasa Pura I Naik 70%

Tiga Bandara Selesai, Laba Operasi Angkasa Pura I Naik 70%

PT Angkasa Pura I (Persero) berhasil menyelesaikan pengembangan tiga bandara pada 2014, yakni Bandara Internasional Juanda Surabaya, Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, dan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. Keberhasilan itu sukses meningkatkan laba operasional Angkasa Pura I hingga 70% menjadi Rp 1,1 triliun pada 2014 dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp 693 miliar.

Direktur Utama Angkasa Pura I Tommy Soetomo mengatakan, 2014 menjadi tahun pemenuhan janji-janji Angkasa Pura I kepada pemegang saham yang mana realisasi dari hasil transformasi mulai terwujud. Tiga bandara utama Angkasa Pura I, yaitu Bandara Internasional Juanda Surabaya, Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, dan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali telah selesai dikembangkan pada 2014. “Pembenahan ketiga alat produksi tersebut telah memberikan hasil nyata dengan meningkatknya pendapatan secara sangat signifikan,” ungkap dia dalam rilisnya.

Bandar Udara Internasional Juanda (Foto: AP!)

Bandar Udara Internasional Juanda (Foto: API)

Ia mengatakan hal tersebut rapat umum pemegang saham (RUPS) Angkasa Pura I yang digelar Kementerian BUMN terkait pertanggungjawaban tahun buku 2014 di Kantor Kementerian BUMN Jakarta, Selasa (12/5). Seluruh jajaran direksi dan komisaris Angkasa Pura I hadir dalam rapat yang dipimpin oleh Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, dan Perhubungan Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham.

Dengan penyelesaian ketiga bandara itu, lanjut Tommy, khusus pendapatan non-aeronautika meningkat 337% selama kurun waktu 2010-2014 atau rata-rata tumbuh 84% per tahun. Sejak 2010, manajemen Angkasa Pura I bertekad untuk memperbaiki pendapatan yang tidak hanya bersifat kuantitatif, tetapi juga secara kualitatif. Hal ini tampak dari perbaikan struktur bisnis perusahaan, dengan menjadikan pendapatan non-aeronautika sebagai kontributor penting.

“Secara bertahap, kami tidak terlalu bergantung pada pendapatan sektor aeronautika yang bertumpu pada tarif, seperti airport charges. Di 2014, pendapatan non-aeronautika tercatat Rp 1,9 triliun atau naik 79% dari Rp 1,1 triliun di 2013. Hal ini mendorong peningkatan laba operasi sebesar 70% dari Rp 693 miliar di 2013 menjadi Rp 1,1 triliun di 2014,” ujarnya.

Penguatan bisnis non-aeronautika juga dilakukan dengan pembentukan lima anak perusahaan, yaitu Angkasa Pura Hotel, Angkasa Pura Property, Angkasa Pura Logistik Supports, dan Angkasa Pura Retail. Hingga akhir 2014, pendapatan operasional anak-anak perusahaan telah mencapai Rp 641 miliar. Proporsi pendapatan non-aeronautika Angkasa Pura I saat ini telah mencapai 43% dari total pendapatan, jauh meningkat dibanding 2010.

“Dengan proporsi demikian, Angkasa Pura I telah memposisikan bandaranya setara dengan best practices bandara-bandara terbaik di dunia. Mengingat pada praktiknya, bandara-bandara terbaik di dunia memiliki proporsi pendapatan dari sektor non-aeronautika sedikitnya sebesar 40%,” katanya.

RUPS tahun buku 2014 ini bagi Angkasa Pura I yang kini telah berubah menjadi Angkasa Pura Airports memiliki arti sangat khusus. Selain sebagai pertanggungjawaban tahun buku 2014, RUPS kali ini juga menjelaskan pencapaian kinerja sebagai pertanggungjawaban selama periode jabatan direksi di bawah kepemimpinan Direktur Utama Tommy Soetomo. “RUPS kali ini juga sebagai pertanggungjawaban tentang pelaksanaan program transformasi perusahaan sebagaimana kontrak manajemen yang kami tanda tangani pada 23 Juli 2010 silam,” ujarnya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved