Entrepreneur

Bisnis Fashion Muslim Zaskia Mecca Libatkan Keluarga

Bisnis Fashion Muslim Zaskia Mecca Libatkan Keluarga

Tren busana muslim kian meluas sejak dua tahun terakhir. Banyak desainer yang berlomba-lomba menciptakan baju muslim sesuai syariah, tetapi juga tetap fashionable untuk digunakan sehari-hari maupun untuk acara formal.

Begitupun dengan bisnis yang dimiliki Zaskia Adya Mecca. Setelah sukses dengan brand Meccanism, ia kembali membuka bisnis fashion muslim bernama BIA. Tapi kali ini ada yang berbeda, ia menggandeng ibu dan kedua adiknya yaitu Haykal Kamil dan Tania.

Owner BIA (doc.BIA)

Owner BIA (doc.BIA)

Meskipun bisnis keluarga, pembagian tanggung jawab pekerjaan tetap ada. Haykal sebagai business development dan berhubungan dengan pihak eksternal, Zaskia dan Tania sebagai creative team dan internal bisnis. Sedangkan untuk baju yang akan dijual, harus melalui persetujuan akhir oleh Zaskia.

Bisnis dibesut sejak April 2015, ide awalnya tercetus ketika melihat mayoritas baju muslim digunakan untuk aktivitas harian atau kasual. “Kami ingin baju muslim yang tidak mainstream. Tapi baju muslim ternyata bisa juga fashionable untuk dipakai ke kantor dan terkesan edgy,” ujar Haykal Kamil, pemilik BIA.

Dengan bermodal Rp130 juta, BIA mengusung konsep yang unik. Sentuhan asimetris sangat kental terlihat. Ide segar dari para desainernya seperti Zaskia Mecca, Tantri Namira, dan Tania mampu menghasilkan bentuk cutting-an,aksen kotak, dan miring pada desain baju.

Sang pemilik mengkhususkan baju muslim untuk pakaian kerja dan acara formal lainnya, dengan dominan warna krem dan putih. Berbagai produknya seperti inner jilbab, hijab instan, outer, top, dan bottom diperuntukkan untuk konsumen wanita usia 19-35 tahun. “Segmen kami memang untuk middle class dengan range harga Rp 90 ribu sampai Rp 400 ribu,” katanya.

Cassandra Blouse by BIA (doc.BIA)

Cassandra Blouse by BIA (doc.BIA)

Tawaran kerja sama pun berdatangan, salah satunya dari Muslimarket.com. Bentuk kerja sama yang terjalin adalah exclusive partnership, di mana produk BIA hanya dijual di e-commerce tersebut sampai akhir Desember 2015.

Berbagai aktivitas promosi pun dilakukan. Ia mengatakan promosi melalui Muslimarket cukup potensial. Tim BIA membuat berita mengenai produk, lalu dari tim Muslimarket yang akan me-publish-nya ke media. Selain itu, ia dan keluarga ingin memperbaiki infrastuktur penjualan melalui online.

Saat ini, ia mengaku akan fokus untuk membidik pasar melalui online karena melihat potensi yang besar. Setelah dari Muslimarket, ia memiliki strategi promosi baru di 2016 yang masih dirahasiakan.

“Sales kami di bulan Ramadhan 2015 tergolong bagus. Jika secara total pertumbuhannya per bulan bisa double digit Untuk penjualan Oktober naik sebesar 50 persen dari bulan sebelumnya. Hijab instan paling laku, hampir diatas 50 persen,” klaim pria berusia 24 tahun ini.

Dengan makin banyak kompetitor yg masuk ke bisnis fashion muslim, ia melihat bahwa pasar akan semakin besar. Sehingga BIA memiliki strategi tetap menjaga konsistensi dengan desain yg berbeda dengan kompetitor. Saat ini hanya ada 5 look per edisi, nantinya akan ada produk baru melengkapi varian produk yang sudah ada. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved