Entrepreneur

Uno Ice Cream, Bisnis Untuk Sambung Silaturahmi

Uno Ice Cream, Bisnis Untuk Sambung Silaturahmi

Jatuh bangun merintis usaha, tak membuat Muhammad Aminul Wahib patah arang. Mulai dari buka toko kelontong, katering, hingga cuci mobil, semuanya gagal total. Saat itulah, dia merenung, mengevaluasi semuanya.

“Saya mengubah mindset. Bisnis harus dibangun secara kekelu

Muhammad Aminul Wahib (kiri), pemilik Uni Ice Cream

Muhammad Aminul Wahib (kiri), pemilik Uni Ice Cream

argaan, tak hanya mementingkan materi. Alhamdulillah, bisnis baru ini, Uno Ice Cream cepat merambat. Dari sana ada banyak silaturahmi terhubung,” katanya.

Es krim dari durian asli dipilih karena memang belum ada produk sejenis sebelumnya. Dengan memilih pasar di sekitaran kampus Universitas Islam Negeri Malang, Universitas Brawijaya, Politeknik Negeri Malang, dan Universitas Malang, bisnis es krim yang diberi nama Uno Ice Cream itupun sukses diterima pasar.

Semua orang memang menyukai es krim. Namun, ternyata meracik es krim dengan durian asli tak semudah membalikkan tangan. Prosesnya memakan waktu cukup lama hingga rasa es krimnya bisa diterima lidah orang Indonesia. “Awalnya tidak laku. Tapi, saya terus memperbaiki citarasa produk hingga laris seperti sekarang,” katanya.

26 Januari mendatang adalah tepat dua tahun Uno Ice Cream berdiri. Di usia yang boleh dibilang masih anak bawang ini, pemuda kelahiran Lamongan, 12 Februari 1990 ini mampu memasarkan es krim buatanya di 15 kota di seluruh Indonesia, dengan lebih dari 110 mitra dan 6 rumah produksi.

“Setiap tiga kota ada satu rumah produksi. Omset satu rumah produksi Rp 20-25 juga perbulan,” katanya.

Wahib, yang alumni Ma’had Ali UIN Malang ini, memberi garansi es krim buatanya dari buah durian asli yang bahan bakunya sebagian besar diperoleh dari Medan. Ada juga dari Jawa dan sebagian kecil diimpor dari Thailand demi menjaga pasokan. Untuk mengenalkan Uno Ice Cream, ia lebih banyak berpromosi lewat website dan media sosial seperti Twitter dan Instagram.

Di Uno Ice Cream, mitra ada dua jenis. Pertama, mitra yang menjual langsung ke konsumen dan Stokist yang merupakan perwakilan di tiap kota. Di atasnya lagi, ada Rumah Produksi yang biasanya ditunjuk langsung oleh Wahib. Saat ini, pemasarannya sudah mencapai Samarinda dan Jambi.

“Kami baru berencana masuk ke Jakarta, Bogor, Bandung, dan sekitarnya pada tahun 2016. Target kami bisa menembus separuh wilayah Indonesia. Mudah-mudahan bisa tercapai pada tahun 2017 mendatang,” katanya.

Demi kemaslahatan umat, mitra yang tertarik bergabung diprioritaskan berasal dari kalangan menengah ke bawah. Itulah kenapa Wahib menggandeng mitra dengan sistem kekeluargaan. Ia juga tak memungut franchise fee dan royalti fee.

Biaya investasi untuk mitra yang menjual langsung ke konsumen hanya Rp 1,8 juta, sedangkan untuk stokist Rp 6 juta. Jumlah itu belum termasuk freezer yang harus dibeli sendiri oleh mitra sebagai wadah penyimpanan es krim agar tidak rusak.

“Es krim ini tahan hingga 6 bulan jika disimpan di freezer. Untuk mitra yang menjual langsung mendapatkan 1 box es krim ukuran 8 liter yang bisa untuk 70 cup,” katanya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved