Editor's Choice Youngster Inc. Entrepreneur

Dua Sekawan dalam Tas Moduler

Dua Sekawan dalam Tas Moduler

Fashion dan apparel sungguh menyajikan setumpuk peluang bisnis asal jeli melihat dan mengolahnya. Dua anak muda – Bayu Pamura dan Wira Adhiyaksa – tergolong yang mampu melakukan itu. Dua sekawan yang tinggal di Yogya itu tancap gas memasarkan produk andalan mereka, tas smart modular. Pengguna tas produknya bisa melakukan bongkar pasang sendiri sesuai dengan seleranya. Dengan mengandalkan penjualan online, dua sekawan ini pun menikmati pertumbuhan bisnis yang positif.

Bayu Pamura dan Wira Adhiyaksa

Bayu Pamura dan Wira Adhiyaksa

Bayu dan Wira sepakat berkongsi bisnis pada 2011. Keduanya sudah lama berteman karena sama-sama kuliah di Universitas Gadjah Mada dan pernah bareng aktif di grup band kampus. Setelah lama berpisah, mereka bertemu dan sepakat berbisnis bersama dengan memadukan kemampuan masing-masing. Bayu di pemasaran online sedangkan Wira di produksi.

Setelah melalui proses observasi pasar, akhirnya mereka sepakat berbisnis tas berbahan poliester. “Karena tak ingin produk yang banyak kompetitor, kami coba masuk di produk smart modular bag,” ujar Bayu yang kelahiran 9 Mei 1980. Dengan model ini, konsumen bisa bongkar pasang tas miliknya sesuai dengan selera – mirip produk knock down. Untuk memproduksi tas tersebut, keduanya menggandeng vendor yang sudah berpengalaman. Namun tentu saja mereka yang membuat desain lengkapnya.

Untuk memuluskan pemasaran, digunakan nama merek Nokn, yang punya kesan knock down – artinya bongkar pasang. “Bahasanya sangat enak didengar,” Wira menambahkan. Nama perusahaan pun disesuaikan, PT Noga Kalyan Nirwana. Singkat cerita, mereka langsung memproduksi barang dengan jumlah terbatas, dijual ke teman-teman kuliah. Hasilnya? “Kami mendapat banyak komplain dari teman-teman yang menggunakan,” cerita Wira yang kelahiran 19 Januari 1982. Produk pertama tersebut rupanya tidak sesuai dengan harapan. Banyak kelemahan di sana-sini sehingga tidak nyaman digunakan.

Wira pun kemudian berpikir keras untuk menambal kelemahan produknya. Dia terus menggali desain yang paling user friendly. Dia mendesain ulang produknya. Setelah melalui beberapa kali percobaan dan mendapatkan penilaian bagus dari kawan-kawannya yang semula komplain, baru kemudian memberanikan diri untuk dijual ke umum. Dalam hal ini, dua sekawan memutuskan untuk mengandalkan penjualan lewat jalur online. “Modal awal hanya Rp 10 juta. Itu pun lebih banyak dihabiskan untuk membuat desain,” sambung Bayu. Website mereka adalah www.noknbag.com. Untuk membangun situs itu, Bayu dan Wira memilih ahli web profesional dan sudah dikenal di Yogya. Bagi mereka tampilan web harus bagus dan membuat kesan yang menarik bagi onliner, meski untuk itu sedikit lebih mahal.

Kini, setelah berjalan empat tahun, usaha online ini makin berkembang. Mereka bisa melakukan transaksi hingga 500 kali per bulan. Harga produknya mulai dari Rp 200 ribu hingga di atas Rp 1 juta. “Pembeli produk kami, lebih dari 60% berasal dari sekitar Jakarta,” Bayu menjelaskan. Sejauh ini juga sudah ada pengiriman ke luar negeri seperti ke Jepang, Malaysia, Australia, Singapura dan Amerika Serikat.

Wira menambahkan, belakangan ini pihaknya juga mendapatkan banyak tawaran untuk memproduksi Nokn Bag secara massal untuk dijual lewat jalur offline. Namun pihaknya belum tertarik. “Kami fokus menggarap pemasaran online karena pasarnya masih luas,” kata Wira. Ia pun menjelaskan, merek Nokn sudah dipatenkan.

Pernyataan Wira benar adanya. Pasar memang masih luas, terlebih di dunia online. “Saya tertarik karena produknya tidak ditemukan di toko tas biasa,” kata Agus Budiman, mahasiswa PTS yang tinggal di Yogyakarta. Agus mengaku tidak sengaja menemukan produk Nokn Bag. Awalnya dia hanya tertarik dengan penampilan desain web yang sangat menarik. Dia pun membeli produk yang ditawarkan.

Muhammad Edhie Purnawan, pakar bisnis yang juga Wakil Dekan FEB UGM, melihat sejak awal pengelola Nokn Bag memiliki kesadaran harus menghasilkan produk yang lebih kreatif. “Smart modular bag, hasil kreasi mereka cukup unik karena bisa dibongkar pasang sesuai dengan keinginan pemiliknya. Untuk mendesain produk ini perlu keahlian khusus sehingga tingkat persaingannya masih longgar. Bila konsisten, ke depan bisnisnya bisa tumbuh, terutama bila melihat kreativitas dan semangat berwirausahanya yang kuat,” komentar Edhie.

Pujian Edhie jelas jadi vitamin buat dua sekawan. Namun mereka laik waspada dan tak terlena, sebab kompetitor pasti tak akan berdiam diri.

Sudarmadi dan Gigin W. Utomo


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved