Editor's Choice

Invasi Merek Fashion Global di Pasar Indonesia

Invasi Merek Fashion Global di Pasar Indonesia

PT Trisula International Tbk. menambah satu lagi koleksi lisensi merek fashion bertaraf internasional. Merek berkelas menengah atas tersebut adalah Bonds, asal Australia. Tjhoi Lisa Tjahjadi, Presiden Direktur Trisula, mengumumkan kontrak bisnis senilai Rp 15-20 miliar ini di hadapan para pemegang saham akhir Agustus 2013.

Bonds memang yang terbaru dari Trisula. Tapi, patut diketahui juga, sebelum Bonds, Trisula sudah memegang sebuah merek impor lainnya, yakni G2000. Dengan G2000, Trisula membentuk joint company.

Trisula_International

Trisula memegang lisensi untuk merek JackNicklaus juga yang sebagian diproduksi di dalam negeri. Ada pula 3 merek lain yang benar-benar diproduksi Trisula di pabriknya di Bandung, yakni UniAsia, Man Club, dan JOBB.

Nah, apa pula Bonds ini? Produknya adalah underwear dan active wear. Di Negeri Kanguru asalnya, Bonds adalah ikon fashion kebanggaan. Buktinya, berdasarkan sebuah survei di Australia, rata-rata setiap keluarga Australia memiliki 7 produk Bonds. Memiliki lebih dari 110 lokasi penjualan di Australia saja, Bonds tak pelak menjadi pemimpin pasar.

Bagaimana persisnya jurus Trisula menjajakan merek asing ini di pasar Indonesia? Simak penjelasan Lisa sendiri usai public expose di Bursa Efek Indonesia kepada Rosa Sekar Mangalandum:

Apakah pasar Indonesia memang sangat menjanjikan untuk merek-merek terkenal? Bukankah sudah banyak produk fashion kelas atas yang sudah ini?

Populasi middle income di Indonesia meningkat. Daya beli juga meningkat. Oke, keadaan memang sekarang agak gonjang-ganjing. Namun, saya rasa, itu tidak terkena dampak langsung. Dan kebutuhan fashion dan barang impor masih sangat diminati.

Sampai kapan, Anda yakin antusiasme terhadap fashion kelas atas macam Bonds akan bertahan di Indonesia?

Saya rasa, itu akan terus bertahan. Dan tetap baik.

Faktor apa yang membuat Anda optimistis, Bonds cocok dengan pasar Indonesia?

Sekarang kembali ke cara bermainnya saja. Seperti apa? Kita harus memposisikan merek itu di posisi yang benar saja.

Sebesar apa investasi yang dibenamkan Trisula untuk mengantungi lisensi Bonds?

Investasi perkiraan, kami telah menyediakan Rp 15 – 20 miliar. Itu bertahap untuk 2-3 tahun ke depan, yakni untuk pembangunan toko dan produknya.

Sesuai kontrak, sampai 1 tahun pertama, kami pakai opsi impor. Artinya, kami beli dulu dari sana. Namun, selalu terbuka opsi untuk perbincangan lebih lanjut tentang opsi manufaktur. Nantinya, pada tahap selanjutnya akan dibuka kemungkinan menggunakan manufaktur lokal.

Trisula2

Lalu strategi bisnis seperti apa yang mau Anda eksekusi untuk Bonds di sini?

Yang penting, kami akan memposisikan strategi harga yang cocok. Yang benar. Sesuai dengan produk. Dan sesuai dengan market-nya.

Bagaimana dengan strategi pricing?

Harganya benar, kualitasnya juga benar. Sesuai. Kalau menyasar [konsumen] yang income-nya di atas Rp15 juta, misalnya, tentu barang itu kami set dengan harga yang cocok untuk orang seperti itu.

Kami masih dalam tahap survei walaupun kami sendiri sudah melakukan survei [sebelumnya]. Dengan sudah melihat produknya, itu akan sangat membantu juga. Survei-survei sudah kami lakukan. Tapi, kami akan terus melakukan ini.

Apakah pricing dipatok sama dengan di Australia?

Sama dengan Australia.

Produk Bonds kan, masih diimpor 100%. Apakah akan terjadi kenaikan harga?

Yang impor Bonds dan G2000. Pasti akan kena. Sekarang belum naik. Nanti akan disesuaikan. [Harga] itu otomatis akan tersesuaikan. Namun, dari semua yang ada, impor kami masih di kisaran 28%. Jadi, masih di zona aman.

Memangnya sebanyak apa komponen impor yang digunakan Trisula?

Kalau lokal, komponen impor di 20%-an. Itu hanya ritel. Tapi, secara keseluruhan, pasti di bawah itu.

Komponen ekspornya 85%. Itulah yang membuat Trisula bertahan dalam kondisi seperti sekarang ini. Kami tidak semata-mata impor dan hasil penjualan rupiah. Tapi, kami penjualan valuta asingnya cukup besar. Pasarnya ke AS, Jepang, Australia, Singapura, dan Malaysia.

Korea lagi kami kembangkan. Kalau ini sih, masih suplai brand mereka. Kami suplai pada retail store mereka. Ada merek-merek Korea sendiri. Ada 2 brand yang kami konsentrasikan. Kami spesialisasi di pants dan suiting.

Siapa pasar yang dibidik?

Menengah ke atas, tapi tidak terlalu high-end. Sasaran [konsumen dengan] income Rp10-15 juta per bulan.

Lalu, seperti apa cara promosi untuk Bonds?

Kami lebih banyak komunikasi seperti ini. Ada beberapa rencana, kami akan adakan sosialisasi. Saya rasa, itu lebih efektif.

Bagaimana pula cara distribusinya? Apakah hanya akan menggunakan jalur outlet yang dikelola Trisula sendiri ataukah juga lewat peritel fashion lain?

Ada [jalur outlet] yang stand-alone, ada juga di department store.

Berapa gerai ritel yang dimiliki Trisula secara keseluruhan?

Per Juni, sudah 268. Bulan Juli, kami buka lagi di Grand Indonesia, Karawaci, Bekasi. Saat ini, sudah melampaui 270-an. Tapi, saya belum hitung lagi.

Awal tahun, kami menargetkan 240. Ya, melebihi target. Karena ritel memang masih dalam posisi positif. Dan kami bermain di kelas yang terlalu tinggi. Sehingga impor harganya tak terlalu mahal.

Lisa-Tjahyadi1

Dan rencananya akan membangun berapa gerai Bonds tahun ini?

Untuk tahun ini, 6.

Berapa gambaran investasi untuk 1 gerai Trisula?

Tergantung luasnya. Kalau yang besar, sekarang bisa Rp1-1,5 miliar. Kalau yang ukuran kecil, minimal antara Rp 600-800 juta.

Dengar-dengar, Trisula juga sedang menjajaki 2 brand baru. Kapan realisasinya?

Insya Allah, tahun depan. Tergantung pembicaraan. Keadaan kan, sangat bergejolak. Nanti deh, kalau sudah dekat. Kami tidak mau menyampaikan sesuatu kalau belum mendekati.

Dengan memasarkan merek Bonds, apa target bisnis Anda?

Targetnya menambah keuntungan. Walaupun penjualannya di akhir tahun, kami sudah kontrak.

Untuk tahun 2013 ini, berapa target top line dan bottom line?

Kami menginginkan penjualan Rp 675 miliar. Dan di akhir tahun, bottom line mungkin Rp33-35 miliar. Ini proyeksi tahun ini. On process. Mudah-mudahan bisa. Kami tidak mau revisi dulu. Tapi, pencapaiannya kami usahakan lebih dari itu.

Bagaimana dengan target pendapatan tahun 2014 depan?

Susunan untuk tahun depan masih belum kami lakukan. Mungkin baru akhir tahun bisa kami sampaikan.

Siapa lagi partner lokal Bonds selain Trisula?

Hanya Trisula. Kami distributor tunggal.(***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved