Editor's Choice Youngster Inc. Entrepreneur

Kiat Michelle Widjaya Bangun Kafe Shirokuma

Kiat Michelle Widjaya Bangun Kafe Shirokuma

Meski baru satu tahun terjun ke bisnis kafe hidangan penutup ala Jepang, kiprah Michelle Widjaya terbilang sukses. Saat ini kafe miliknya, Shirokuma Cafe, sudah memiliki lima cabang yang tersebar di Pantai Indah Kapuk, mal Gandaria City, Kota Kasablanka, Grand Indonesia, dan mal AEON BSD Tangerang.

Michelle WidjayaHampir seluruh kafenya selalu ramai dikunjungi para pecinta green tea atau teh hijau. Michelle sangat lihai melihat peluang booming produk bercitarasa teh hijau yang belakangan sedang menjadi tren. Tak heran dalam hitungan setahun, kafe Shirokuma berhasil balik modal. “Saya tahu bahwa di Indonesia pasti akan banyak orang yang suka,” ungkapnya.

Awal mula ide mendirikan Shirokuma, ia bercerita, lantaran kerap bepergian ke Jepang. Ia punya ketertarikan tersendiri pada teh hijau bubuk (matchagreen tea) yang ia nilai punya keunikan dibanding teh hijau lainnya. Agar mempunyai pembeda, ia sengaja menggunakan konsep matcha di mayoritas menunya. Setiap hari, tak kurang sebanyak 10 kg matcha ia habiskan di masing-masing kafe.

Ia punya pertimbangan tersendiri mengapa memilih matcha dibanding teh hijau lainnya. Musababnya, ia menjelaskan, matcha punya warna lebih hijau dibanding teh hijau lainnya yang berasal dari China ataupun Taiwan. Hal ini menjadi nilai plus lantaran tidak perlu menggunakan pewarna tambahan. “Matcha adalah green tea, tapi tidak semua green tea itu matcha. Matcha punya kualitas lebih baik,” Michelle menggarisbawahi.

Melihat antusiasme masyarakat pada hidangan penutup bertema matcha, ia tak ragu-ragu mengambil langkah ekspansif. Tak heran, kelima cabangnya dibuka dalam waktu berdekatan atau hanya berjarak dua-tiga bulan. “Untuk green tea, pasarnya ada dan besar, banyak orang yang suka. Sebelum membuka cabang kami juga melakukan riset pasar lebih dulu,” ujarnya.

Lahir dalam keluarga berlatar belakang wirausaha cukup membantu dirinya untuk lebih gesit mengembangkan kafenya. Michelle memperoleh pinjaman dari orang tua untuk membuka kafe yang telah berdiri sejak Juni tahun lalu tersebut.

Dalam kesehariannya, ia banyak mengonsultasikan kegiatan bisnisnya dengan sang ayah dan mengelaborasikannya dengan pengetahuan yang ia dapatkan sewaktu kuliah. Kebetulan, ia pernah mengenyam pendidikan yang sedikit banyak ada kesesuaian dengan bisnis yang ia tekuni. Michelle pernah menimba ilmu pemasaran dan keuangan di University of New South Wales di Sydney, Australia. Ia juga pemegang diploma Patisserie dari Le Cordon Bleu, Sydney.

Dalam menerapkan kiat bisnisnya, Michelle menekankan aspek inovasi sebagai roh utama. Ia selalu mengusahakan adanya tambahan menu baru dalam berbagai kesempatan. Setiap cabang kafenya pun dibuatkan menu khusus untuk menjadi pembeda. Misalkan, di Grand Indonesia ada kopinya, di Kota Kasablanka dengan milk tea-nya, sedangkan di mal AEON dengan cheese cake-nya. “Kami memiliki lebih dari 70 menu, sebagian besar dessert, semuanya Japanese style,” ia menambahkan.

Ia sengaja tidak menspesifikasikan target pasarnya pada kisaran usia tertentu. Setiap hidangan sengaja dibuat tidak terlalu manis, agar usia belia hingga orang tua bisa merasa aman ketika mengonsumsi menu kafenya. “Orang tua jadi bisa menikmati tanpa harus takut diabetes,” ujarnya lagi.

Hampir rata-rata sekitar 500 orang berkunjung ke kafe miliknya pada waktu weekend. Rata-rata gerainya memiliki kapasitas sekitar 85 orang per kunjungan. Ia sengaja lebih banyak membuka cabang di mal dengan pertimbangan jaminan trafik pengunjungnya. “Tapi, ada satu cabang Shirokuma yang terdapat di luar mal, yakni di Pantai Indah Kapuk, dan biayanya pasti lebih murah,” Michelle menuturkan.

Harga pun bisa dibilang masih terjangkau, rata-rata harga setiap menunya berkisar Rp 15-45 ribu. Ia banyak mempromosikan Shirokuma lewat media sosial, seperti Instagram, Facebook, dan kerja sama dengan beberapa blogger.

Pelayanan yang prima dan konsisten pun tak luput dari perhatiannya. Ia sengaja menyempatkan banyak waktu untuk berkeliling ke cabang guna melakukan pengawasan dan supervisi. Bisnis kafe, menurutnya, punya tantangan tersendiri lantaran di waktu liburlah justru ramai dikunjungi. “Dari sisi personal life, kami tidak bisa bertemu dengan teman-teman sesering dulu. Perlu banyak komitmen dan harus konsisten,” ujarnya.

BOKS:

Nama: Michelle Widjaya

Lahir: 3 Juli 1989

Bisnis: Kafe Shirokuma (lima cabang)

Jumlah karyawan: > 100 orang

Strategi promosi: media sosial dan bekerja sama dengan blogger

Keunikan: Mempunyai tema khusus yang menyajikan dessert Jepang dengan bahan baku andalan matcha

Pendidikan:

= S-1 Pemasaran & Keuangan dari University of New South Wales di Sydney, Australia

= S-2 Fashion Buying dari Instituto Marangoni, London

= Diploma Patisserie dari Le Cordon Bleu, Sydney

Latar belakang orang tua: pebisnis garmen

Ananda Putri & Putri Wahyuni


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved