Listed Articles

Inovasi Rasa dan Iklan, Kunci Sukses Kuku Bima Energi

Inovasi Rasa dan Iklan, Kunci Sukses Kuku Bima Energi

Kisah ihwal kelahiran produk minuman serbuk Kuku Bima Energi (KBE) yang diproduksi PT Sido Muncul panjang ceritanya. Diceritakan oleh Irwan Hidayat bahwa dulu dia sempat menyesal mengapa masuk ke wilayah bisnis blue ocean. “Waktu itu sudah enak-enak bikin Tolak Angin, terus ada teman yang menyarankan untuk mengembangkan Kuku Bima. Ternyata ada pemain lain yang coba masuk ke bisnis ini, tapi langsung tenggelam,” kenang pemilik sekaligus Presiden Direktur PT Sido Muncul, itu.

Pada 2004 merupakan tahun awal Kuku Bima menelurkan produk ekstensinya, yaitu KBE. Bujet iklan KBE pertama kali hanya Rp 10 miliar, bahkan awalnya tidak terpikirkan untuk beriklan. Namun, pihak MNC (dulu TPI) menyodorkan acara KDI untuk dijadikan tempat beriklan. “Ya sudah, saya mau saja. Saya jarang mendatangi pihak untuk beriklan. Biasanya mereka yang datang. Saya coba saja,” ujar Irwan dengan enteng.

Diakui Irwan, bujet iklan KBE kalah jauh dari kompetitornya. Sebagai gambaran KBE hanya mengalokasikan dana beberapa miliar saja, tapi pesaing berani menggelontor iklan Rp 4 miliar per bulan atau Rp 48 miliar tiap tahunnya.

Bulan pertama penjualan KBE dimulai dari satu juta sachet. Pada akhir November 2004 penjualan menunjukkan perkembangan yang cukup bagus, yaitu menyentuh angka 25 juta sachet dan diprediksi bisa tembus 40 juta sachet. Kenyataannya, penjualan tahun 2004 ditutup hanya dengan 3 juta sachet saja. “Padahal saya sudah men-stok bahan baku untuk empat bulan ke depannya senilai Rp 160 juta. Waktu itu, saya sempat stres dan rambut rontok,” jelasnya. Apalagi, kala itu Sido Muncul mengalami kesulitan keuangan.

Tahun yang ditutup dengan penjualan yang mengecewakan membuat KBE tidak memiliki dana untuk beriklan. Namun, bagaimanapun juga Irwan berpikir, jika dia beriklan, tidak hanya untuk kepentingan internal perusahaan saja, tapi juga hubungan dengan produser KDI harus tetap dijaga. Akhirnya, kerja sama iklan itu tetap dilanjutkan.

Tahun 2006 penjualan secara signifikan terjadi sejak KBE menggunakan tagline: “Lelaki Pemberani” dengan dua ikon publik: Mbah Marijan dan petinju Chris John. Pemakaian kedua sosok tersebut sebagai bintang iklan dilakukan sejak Juli 2005.

Walaupun tidak besar, peningkatan bujet iklan sudah dimulai sejak tahun 2005, yaitu Rp 12 miliar. Seiring dengan pertumbuhan bisnis, tahun 2006 bujet iklan naik menjadi Rp 17 miliar, tahun 2007 menjadi Rp 25 miliar dan tahun 2008 sebesar Rp 30 miliar.

Jatuh bangun membesarkan KBE pada tahun pertama, membuat Irwan banyak belajar. Peminum minuman berenergi berasal dari semua lapisan sosial. Hanya saja untuk kelas ekonomi atas biasanya lebih menyukai minuman kategori siap minum yang sudah dikemas didalam botol. Tapi, itu biaya produksinya mahal.

Awalnya, Irwan juga tidak tahu bahwa berbisnis jenis minuman seperti itu harus memperhatikan pasokan flavour, tapi KBE malah masuk dengan varian rasa. “Sebenarnya itu juga tidak boleh. Sejak tahun 1990-an sampai tahun 2005, semua minuman energi berwarna kuning. Kemudian saya masuk ke rasa anggur dan jeruk,” jelasnya. Barulah setelah itu, dia menyadari betapa sulitnya memenuhi ketersediaan rasa. Risiko lainnya, sebagai produsen harus siap menerima hanya ada satu rasa yang disukai. Padahal, KBE sudah menyediakan cadangan rasa untuk memenuhi kebutuhan.

Inovasi rasa dan iklan merupakan dua hal yang mempengaruhi pertumbuhan penjualan KBE. Tahun 2009 ada penambahan rasa Susu Soda. Tahun 2010 ada penambahan rasa baru: mangga. Rasa buah memang yang paling identik dengan minuman berenergi. Pernah mencoba dengan rasa Teh, juga tidak berhasil.

Saling menghargai adalah salah satu kunci keberhasilan KBE saat ini. Begitu juga dengan menjaga hubungan baik bersama partner, klien, dan supplier. “Saya tidak berminat mengambil karyawan dari perusahaan lainnya. Kalau ada karyawan pesaing yang datang pada saya dan ingin bergabung, saya suruh dia kembali ke perusahaannya,” dia menegaskan.(EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved