Listed Articles

Lama Tak Terdengar, Youk Tanzil Kini Gandeng ICON+

Oleh Admin
Lama Tak Terdengar, Youk Tanzil Kini Gandeng ICON+

ICON+ sudah lumayan dikenal sebagai anak perusahaan PLN yang menyediakan teknologi Powerline Communication, atau jaringan akses Internet berkecepatan tinggi menggunakan kabel listrik. Di luar itu, sebenarnya ICON+ juga telah menyediakan layanan jaringan telekomunikasi berbasis optik fiber untuk memenuhi kebutuhan bandwidth operator telepon seluler, penyelenggara jasa Internet (ISP) dan penyedia konten multimedia.

Adapun mitranya, Indline, merupakan perusahaan penyedia aplikasi instant messaging (IM) berbasis teks, audio dan video — yang diklaim sebagai aplikasi IM pertama yang dikembangkan perusahaan lokal. Yang cukup menarik, figur di belakang Indline adalah Youk Tanzil, pebisnis multimedia yang sudah lama tidak kedengaran kiprahnya. Boleh dibilang inilah gebrakan barunya yang cukup besar. Sekadar mengingatkan, kepada media ini Youk pernah menceritakan mimpi-mimpinya membangun dunia multimedia di Tanah Air, antara lain lewat pengembangan kawasan Sentra MultiMedia –yang entah bagaimana kabarnya sekarang. Di masa jayanya, Youk juga pernah “sukses” menjual (sebagian saham) rumah produksi multimedianya — PT Yasawirya Tama Cipta — kepada Indosat dengan harga tinggi (Rp 23,75 miliar untuk 40% saham).

Nah, ketika menjelaskan bisnisnya yang baru ini lewat Indline — ia sebagai Presdir — tampak sikap percaya dirinya tidak luntur. Menurutnya, berbeda dari layanan IM lain semisal Yahoo messenger ataupun MSN, dengan aplikasi IM buatan Indline, pengguna dapat melakukan video conferencing, baik one to one maupun simultan one to many dengan 200 orang sekaligus, dengan fasilitas dapat melihat 6 video lawan bicara secara bersamaan. Selain layanan IM, Indline juga menyediakan aplikasi e-mail, video mail, voice mail, agenda, to-do list, address book, sekaligus browser. Selain itu, lanjut Youk, dari hasil kesepakatan ini, para pengguna Indline yang mengoneksi ICON+ nantinya merasakan kualitas layanan dan akses Internet yang lebih baik.

Sementara itu, menurut Dirut ICON+ Waluyo N. Harjowinoto, alasan pihaknya bekerja sama dengan Indline adalah ketersediaan jaringan yang dimiliki ICON+ yang tidak boleh dibiarkan mubazir. “Jaringan yang kami miliki membutuhkan konten, kondisi ini klop dengan keinginan Indline untuk memanfaatkan jaringan kami dalam distribusinya,” ujarnya. “Nah, ada teknologi yang mampu memberikan kemudahan bagi penggunanya, kenapa tidak kami gunakan untuk memperkaya layanan kami?” ia menambahkan.

Waluyo mengaku sebenarnya pihaknya bisa pula mengembangkan layanan seperti yang disediakan Indline. Namun, dengan pertimbangan time to market, pihaknya lebih memilih segera bekerja sama dengan Indline. “Jika layanan yang disediakan Indline sudah cukup memadai dan diminati pasar, mengapa kami harus melakukan upaya ekstra, padahal orang lain sebenarnya bisa lebih baik?” Waluyo menegaskan.

Akankah ICON+ beroleh untung dari kerja sama ini? “Akan tergantung dari proses kerja samanya,” kata Waluyo. Menurutnya, kerja sama dengan Indline sifatnya bertahap dan tidak sekaligus. “Setiap langkah dari kerja sama ini akan dievaluasi, mana manfaatnya, mana mudaratnya, dan kami sesuaikan bersama-sama,” ia memaparkan.

Artinya, jika ke depan muncul layanan yang lebih baik ketimbang Indline, menurut Waluyo, ICON+ akan mengambil kesempatan memperoleh peluang yang lebih baik lagi. Youk juga sepakat. Menurutnya, kerja samanya dengan ICON+ tidak eksklusif. “Kami berharap bisa bekerja sama dengan ISP lain, tak hanya ICON+,” ungkap Youk.

Menurut Waluyo, jika ada risiko yang harus diterima, kedua pihak akan menanggungnya bersama-sama. Dengan begitu, lanjut Waluyo, pihaknya tidak akan menanggung hal-hal yang tidak diketahui ataupun yang tidak mampu ditanggung sendirian di kemudian hari. Ia menegaskan, kerja sama ini lebih pada pemanfaatan layanan dan revenue sharing.

Wajarlah, pihak ICON+ terkesan agak hati-hati dalam kerja sama ini. Maklum, permintaan pasar terhadap IM belum bisa dipastikan besarnya. Begitu pula, nama Indline sendiri belum cukup teruji reputasinya.

# Tag


    © 2023-2024 SWA Media Inc.

    All Right Reserved