Listed Articles

Margin Industri Telekomunikasi RI Terkikis

Margin Industri Telekomunikasi RI Terkikis

Industri telekomunikasi di Indonesia pada 2012 diperkirakan stabil meskipun keberadaan kompetisi yang ketat menyebabkan margin berkurang. Selain itu, lima ‘raksasa’ industri telekomunikasi masih mengontrol 90% pangsa pasar.

Pernyataan tersebut diungkapkan Fitch Ratings pada laporan baru terkait prospek industri di 2012. Lima nama besar yang disebutkan adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dengan nilai BB+, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dengan nilai BBB-, PT Indosat Tbk (Indosat) dengan nilai BBB-, PT XL Axiata Tbk (XL) dengan nilai BB+ dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dengan nilai B.

“Pertumbuhan pelanggan dan sewa infrastruktur tampaknya mendukung pertumbuhan pendapatan. Fitch memperkirakan banyak perusahaan telekomunikasi mencoba untuk melakukan diversifikasi ke layanan nilai tambah (value-added services) untuk mengkompensasi penurunan pendapatan dari layanan suara dan SMS,” kata Any Sirapurna, Associate Director Fitch.

Perang harga dalam generator utama pendapatan, baik SMS maupun layanan suara, tampaknya mencapai titik terendah di 2011, meskipun kompetisi di layanan data masih cukup bersinar. Fitch memperkirakan penetrasi smartphone dan tablet akan lebih rendah dari ekspektasi pelaku telekomunikasi. Keadaan ini berubah bila harga produk itu mencapai titik yang lebih murah.

Pada akhirnya, rendahnya penetrasi layanan data seluler telah menunda investasi di lingkup long-term evolution (LTE) hingga 2012. Laba sebelum dikurangi bunga, pajak penyusutan dan amortisasi (EBITDA) di 2012 cenderung terkikis persentase poin yang lebih rendah dari single-digit. Namun, angka EBITDA Indonesia cenderung lebih tinggi dari industri telekomunikasi Asia Pasifik.

Metrik kredit pun tampak tumbuh di 2012 mengingat terjadinya pertumbuhan di arus kas dari operasional yang cenderung melebihi pertumbuhan belanja modal dan dividen. Fitch juga memperkirakan diskusi akuisisi Telkom dalam mengakuisisi 35% saham Telkomsel yang dimiliki oleh Singapore Telecommunications Limited (SingTel) selesai pada 2012. Terlepas dari pembicaraan panjang tak berkesudahan, Fitch pesimis dengan merger Telkom Flexi dan BTEL. Namun, penggabungan perusahaan mungkin saja terjadi antara Telkom Flexi dengan operator CDMA lain.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved