Listed Articles

Meski Miliki 'Kampus', Perusahaan Tetap Waspada Pembajakan

Meski Miliki 'Kampus', Perusahaan Tetap Waspada Pembajakan

Meski berbagai perusahaan memiliki program Kampus Internal untuk meningkatkan kualitas dan loyalitas pegawai, tren ‘pembajakan pegawai’ tetap tak bisa dihindari. Karena itu, perusahaan harus mentransfer corporate values dan filosofi perusahaan dengan baik.

Pernyataan tersebut diungkapkan pengamat manajemen dan Sumber Daya Manusia, Andre Vincent Wenas. Menurutnya, kejadian ‘bajak-membajak’ karyawan atau hengkangnya karyawan dari perusahaan meski sudah menjalankan program-program dari lembaga internal perusahaan, merupakan hal yang alami dan nyata di dalam dunia bisnis. Vincent menyarankan agar organisasi atau perusahaan tersebut melakukan pengembangan Sumber Daya Manusia yang bagus.

Jika sampai nantinya karyawan atau sumber daya tersebut hengkang atau diambil alih oleh perusahaan lain, jangan sampai proses separasi atau pemisahan karyawan tersebut dari perusahaan, berjalan dengan hal yang negatif, kalau bisa tetap positif. Jika resign baik-baik, karyawan yang hengkang tersebut justru akan menjadi ‘alumni’ yang baik dan bahkan menjadi ‘duta besar’ bagi perusahaan itu sendiri nantinya, seperti tetap membawa nama baik perusahaan walaupun sudah berada di perusahaan lain. “Tugas lembaga internal atau kampus internal ini adalah terus melatih dan menciptakan sumber daya manusia yang bagus, hingga nantinya terciptalah turnover. Walaupun, tinggi rendahnya turnover tersebut relatif. Jadi, tidak usah takut!” ujar Vincent.

Meskipun begitu, Vincent tetap berpendapat bahwa lembaga internal ini berpengaruh terhadap pengurangan turn over karyawan. Menurutnya, ada dampak yang dirasa terhadap pengurangan turn over karyawan di organisas atau perusahaan tersebut. Hal tersebut menunjukan keseriusan dari perusahaan atau organisasi untuk mengembangkan sumber daya manusia yang dimiliki. Karena corporate development bukan hanya mengenai masalah finansial tapi juga pengembangan diri dari perusahaan tersebut.

“Dengan adanya lembaga/kampus internal ini, orang-orang akan melihat bahwa perusahaan ini memiliki kepeduliaan yang sangat mendalam untuk urusan pengembangan Sumber Daya Manusia. Hal tersebut bisa dijadikan pesan kepada orang-orang atau pelanggan sebagai jaminan kepada mereka bahwa perusahaan ini bahwa, pengembangan Sunber Daya Manusia merupakan salah satu prioritas yang paling utama,” kata Vincent lagi.

Tapi jika sudah berbicara mengenai corporate values, filosofi perusahaan, yang mengerti dan menjiwai hanya organisasi nya itu sendiri, maka dari itu biasanya organisasi tersebut memiliki internal trainer. Internal Trainer itu sendiri tidak mesti yang sifatnya full-time trainer, namun bisa juga executive organisasi yang merangkap sebagai trainer. “Kalau mereka (eksekutif di organisasi) mengajar kan pasti sebelumnya belajar juga, dengan begitu sosialisasi akan secara otomatis terjadi dari orang-orang yang memiliki jabatan atau level menengah keatas untuk internalisasi budaya perusahaan, dan ini sangat efektif!” jelas Vincent.(Acha)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved