Topik pengilham demo bisa dicari, antara lain dengan membuka nurani dan mendengarkan dengan hati apa yang sedang meresahkan sebagian besar khalayak ramai. Ya, politik, sosial, ekonomi. Agar menarik perhatian, demo harus berani, ya dalam tuntutan dan orasi, atraktif dalam penyampaian tuntutan lewat seni pertunjukan, bahkan sedikit merangsang panca indera publik, dan yang penting digelar di tempat umum yang strategis.

Begitulah rancangan demo yang digelar sekelompok mahasiswa pria Filipina awal Juni lalu. Mereka berdemo di Kampus Universitas Manila, tak jauh dari Istana Malacanang. Mereka memprotes kecilnya anggaran dana pendidikan. Sungguh elok tujuan mereka. Kalau bukan mahasiswa, masak Pak Menteri dan para petinggi departemen pendidikan yang harus turun ke jalan? Yang kurang elok adalah cara demo para mahasiswa itu.

Mereka berunjuk rasa tanpa mengepalkan tinju. Mereka menarik perhatian khalayak dengan cara yang sungguh jauh dari rasa santun. Mereka berdemo sambil bertelanjang ria, sambil menggembar-gemborkan protes yang menelanjangi kecilnya anggaran pendidikan pemerintah. Ini namanya menghayati tuntutan secara murni in itsletters and words. Menyatunya tuntutan dan penghayatan.

Selain memacetkan lalu lintas, ke-15 aktivis kampus yang sebagian besar berusia 20-an tahun dan melumuri tubuh dengan cat merah bertulisan: Pendidikan untuk semua itu, sempat membuat para perempuan yang kebetulan lewat tersenyum malu dan menutup mata mereka dengan jari-jari sedikit direnggangkan. Polisi antihuru-hara akhirnya membubarkan unjuk rasa ala mahasiswa yang “berani malu” dengan penampilan yang cuma mengenakan kacamata hitam itu.

#######

Unjuk rasa sambil bernudis ria juga menjalar ke sebagian warga Kota London. Sekitar seratus pengendara sepeda turun ke jalan sambil berbugil. Mereka memprotes ketergantungan Barat pada kendaraan bermotor yang rakus bahan bakar minyak. Mereka juga berkampanye menggalakkan penggunaan sepeda yang bebas BBM. Ajakan bersepeda ria ini sungguh tepat dikampanyekan di Indonesia yang lagi dilanda krisis BBM.

Para warga berkerumun di tepi jalan dekat salah satu pojok Hyde Park, tempat para pedemo bugil mulai menggenjot sepeda. Mereka menempuh rute jalan-jalan utama London, melewati Picadilly Circus, Big Ben, Covent Garden, Oxford Street dan Kedubes Amerika Serikat yang dijuluki kawasan Little America. Bisa dibayangkan reaksi khalayak yang melirik sekilas beragam ukuran vital para pesepeda yang hanya mengenakan helm dan kacamata tabir surya itu.

“Ini adalah aksi protes menentang ketergantungan pada bahan bakar minyak, kebudayaan mobil, dan penggunaan kendaraan bermotor secara berlebihan,” kata Chad Neilson, anggota panitia di London. Aksi protes bertema World Naked Bikers Ride 2005 itu rencananya juga akan digelar di sejumlah negara lain: Australia, Kanada, AS, Irlandia, Italia, Latvia dan Israel.

Dalam aksi serupa seperti yang dilancarkan di London, puluhan demonstran juga sempat bikin heboh karena bersepeda keliling Kota Madrid memakai helm atau topi dan tanpa busana. Tak disebutkan akankah program World Naked Bikers Ride 2005 juga melewati negara-negara di Asia, termasuk Indonesia.

Konsep seperti diungkapkan Chad Neilson itu sungguh layak diterapkan di Indonesia. Hanya saja bentuk demonya, tentunya tak perlu meniru aktivis mahasiswa Manila atau pedemo London dan Madrid itu.

Bernudis ria sejatinya diilhami sebuah konsep yang dinamakan nudisme. Paham ini berpendapat bahwa manusia itu sebaiknya tak berpakaian. Untuk merealisasikannya, para penganut biasanya berkumpul di suatu kampung nudisme, dan bertelanjang dalam segala kegiatan sehari-hari. Gerakan ini timbul pertama kali di Jerman awal abad ke-20, bertepatan dengan pemberontakan terhadap sikap moral yang terlalu kaku.

Organisasi di kampung nudisme mensyaratkan orang yang memasuki daerah “merah” ini umumnya diminta bertelanjang juga. Meskipun laki-laki dan perempuan dapat bebas bergaul, mereka bukan penganut seks bebas. Nudisme menyebar di Eropa setelah Perang Dunia I, dan di Amerika Utara pada 1930-an.

Kini, nudisme versi lain konon juga dapat hadir di klub malam, klub Go-go Girl, ruang khusus/pesanan, dan Anda barangkali lebih tahu nama dan tempatnya.