Personal Finance

Jurus Investasi Properti Irwanto Oentung

Jurus Investasi Properti Irwanto Oentung

Investasi properti di Indonesia merupakan bisnis yang banyak diminati akhir akhir ini. Banyak alasan orang memilih bisnis ini, salah satunya potensi keuntungan menggiurkan bisa memulainya dengan tanpa modal. Faktor lain, instrumen ini cocok untuk investasi jangka panjang.

Pollux

Dalam menjalankan bisnis ini tentunya tidak mudah. Sebab, diperlukan kecermatan dan ketelitian. Misalnya, lingkungan yang nyaman, lokasi yang strategi serta legalitas.

Apabila salah memilih properti yang akan dipasarkan tentu akan mendatangkan kegagalan. Namun sudah banyak juga orang yang merasakan keuntungan dalam bisnis properti ini salah satunya Irwanto Oentung yang sudah bergelut di bidang ini sejak tahun 1990-an.

Presiden Direktur Pollux Kemang Superblock ini menjelaskan hal-hal yang paling penting dalam membangun bisnis properti. Menurutnya, setiap pengusaha properti memiliki resep masing-masing untuk mengolah proyeknya. Semua berpikiran untuk menjual proyeknya secara cepat dengan profit besar. Untuk itu, semua akan berlomba-lomba untuk menawarkan sesuatu yang spesifik agar pembeli tertarik.

Adanya persaingan atau kompetisi adalah wajar. Walaupun demikian, perlu diterapkan prinsip Sun Zu yaitu, sebelum terjun ke medan pertempuran, haruslah menganalisa keadaan pasar dan kekuatan kompetitor agar dapat sukses.

“Yang harus diperhatikan pada umumnya, properti mengisyaratkan 3 faktor penting, yaitu lokasi, lokasi, dan lokasi !,” tegasnya.

Pria lulusan Magister Management dari Universitas Esa Unggul, Jakarta ini juga menambahkan, masih ada faktor lain yang penting yaitu menganalisa segmentasi pasar dan jumlah penduduk. Selain itu, dalam membangun bisnis properti ini tentu memiliki resiko yang sangat tinggi sehingga pengusaha yang akan terjun ke bisnis properti ini perlu keberanian untuk mengambil risiko, untuk keluar dari comfort zone.

“Saya memiliki prinsip investasi sistem piramida. Dengan sistem piramida, investasi akan mengikuti proporsi tertentu yang akan menjamin agar aset kita tidak hilang di saat krisis,” lanjutnya.

Sebuah survei dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa penjualan properti hunian di kuartal 1 tahun 2015 mengalami penurunan signifikan dalam perbandingan quarter-to-quarter (q/q). Hasil dari penjualan di kuartal pertama tahun 2015 mencatat pertumbuhan 26,6% dibandingkan dengan 40,1% di kuartal ke-4 tahun 2014. Sementara itu, tingkat pencairan pijaman hipotek di bank-bank untuk rumah dan apartemen di kuartal 1 tahun 2015 naik hanya 0,12% (q/q) dibandingkan kuartal sebelumnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved