Personal Finance

Mau Untung Reksa Dana, Ini Tipsnya!

Mau Untung Reksa Dana, Ini Tipsnya!

Pertanyaan yang pertama kali terlontar saat orang berinvestasi adalah berapa untungnya? Ini juga yang dilakukan banyak orang saat memilih reksa dana sebagai instrumen investasi untuk memperbesar asetnya.

Bursa Efek Indonesia menggelar acara Pesta Reksa Dana 2016 selama 27-31 Januari 2016. Tujuannya untuk memperbesar basis investor pasar modal mengingat instrumen reksa dana juga terkait erat dengan pasar saham dan obligasi, tak hanya pasar uang.

Pada umumnya, nilai pengembalian investasi di reksa dana di atas inflasi. Ini jelas menjadi poin lebih untuk jenis investasi tersebut. Ketimbang, dana hanya mengendap di bank dalam bentuk tabungan atau deposito yang masih harus dipotong pajak dan biaya administrasi.

Ilustrasi investasi di reksa dana (Foto: pakarinvestasi.com)

Ilustrasi investasi di reksa dana (Foto: pakarinvestasi.com)

“Tingkat pengembalian investasi di pasar modal mencapai 15-20%,” kata Direktur Manulife Asset Management Indonesia Putut E. Andanawarih.

Nah, untuk menjaga tingkat keuntungan agar tetap tinggi Head of Operation and Business Development Panin Asset Management Rudiyanto memberi tips khusus. Pertama, pilih Manajer Investasi dan produk reksa dananya yang berkinerja bagus.

“Tolok ukurnya, tidak beda jauh dengan kondisi pasar. Kalau untung harus di atas kinerja IHSG dan pasar obligasi. Tapi, tidak ada yang seperti itu terus-terusan. Tapi, jika rugi pun tidak jauh-jauh dari kondisi di pasar saham dan obligasi,” katanya.

Kedua, perhatikan kualitas layanan yang diberikan. Ini termasuk biaya-biaya yang dikenakan atas servis yang diberikan. Ketiga, ketahui risiko yang muncul dari penempatan dana apakah di pasar saham ataupun pasar uang.

“Lihat tujuan berinvestasi, apakah jangka pendek atau jangka panjang. Misalnya, untuk liburan. Otomatis jangan memilih penempatan lebih banyak di saham. Semakin panjang jangka waktu, semakin bisa menampung risiko. Potensi pertumbuhan dananya juga semakin besar,” kata Putut.

Rudi meyakinkan investasi di reksa dana sangat aman karena dananya disimpan di bank kustodian. Dengan kata lain, manajer investasi yang mengelola dana kita tidak bersentuhan langsung dengan dana yang dititipkan masyarakat.

Berbeda dengan investasi lain yang dananya dipegang langsung oleh pengelola. Jika Manajer Investasi tutup, dana masyarakat tetap aman hanya saja berganti pengelolanya. Jika bank kustodian tutup, tinggal ganti bank sebagai tempat penitipan dana. Kinerja manajer investasi dan bank custodian juga diawasi penuh Otoritas Jasa Keuangan.

“Yang justru harus menjadi perhatian adalah kinerja manajer investasi sebagai pengelola dana. Jika tingkat pengembalian lebih rendah dari performa IHSG ataupun pasar uang. Kalau mereka salah langkah, uang kita akan berkurang,” katanya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved