Personal Finance Strategy

Strategi Danareksa Utamakan Top Down

Strategi Danareksa Utamakan Top Down

PT Danareksa Investment Management, anak perusahaan PT Danareksa (Persero), menggunakan strategi top down untuk mengelola reksa dana nasabah. Strategi ini mengutamakan analisa makro ekonomi untuk menjadi acuan dalam memilih saham-saham yang prospektif. Lalu, Danareksa Investment Management akan menempatkan dana kelolaan nasabahnya di saham-saham tersebut.

Direktur Utama Danareksa Investment Management, Prihatmo Hari Mulyanto, mengatakan tahun ini pihaknya menggunakan srtategi top down untuk mengelol dana nasabahnya yang ditempatkan di sejumlah produk reksa dana perseroan. Cara ini, lanjut Prihatmo, juga ditempuh pihaknya pada tahun lalu.

“Tapi, tahun ini kita juga mengombinasikan top down dengan bottom up,” kata Prihatmo dalam Media Gathering di Kawasan Sudirman Central Bussines District, Jakarta, pada Rabu (29/4) malam. Bottom up adalah strategi yang mempertimbangkan potensi kenaikan harga saham serta cenderung mengabaikan kondisi makronya.

Kendati demikian, lanjut Prihatmo, pihaknya mengutamakan strategi top down lantaran mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam mengelola nasabahnya. “Kalau bottom up, risikonya lebih tinggi,” ucapnya. Untuk sektor sahamnya, Prihatmo menempatkan dana nasabahnya di saham unggulan barang konsumsi, keuangan dan infrastruktur. Komposisi ini identik dengan tahun lalu.

PT Danareksa Investment Management Memilih Top Down Sebagai Strategi Mengelola Dana Nasabahnya/ (Ilustrasi Foto : Catur Utaryanto/SWA).

PT Danareksa Investment Management Memilih Top Down Sebagai Strategi Mengelola Dana Nasabahnya/ (Ilustrasi Foto : Catur Utaryanto/SWA).

Saham konsumsi yang dipilih perseroan diantaranya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk., (ICBP). Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)., dan PT Bank Central Asia Tbk., (BBCA) menjadi pilihan di sektor keuangan.

Sedangkan, saham infrastruktur adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)., dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WIKA). “Kami melakukan stock picking agar investasi nasabah bisa maksimal,” tutur Prihatmo.

Ia menambahkan, pihaknya mengelola dana nasabah dengan cermat dan strategi tepat agar memberikan return yang menjanjikan. Dana kelolaan nasabah (Assets Under Management/AUM) yang dibidik perusahaan manajer investasi pelat merah pada tahun ini sekitar Rp 20 triliun- 22 triliun. Ia menuturkan optimistis pihaknya bisa mencapai target lantaran akan meraih kontrak dengan nilai yang tinggi. Prihatmo belum bisa merinci kontraknya karena dalam tahap finalisasi. Sebelumnya, Danareka Investmen pada Januari bekerjasama dengan Bank BCA untuk memasarkan produk reksa dana Mawar Konsumer 10.

Lebih lanjut, Prihatmo menjelaskan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam satu pekan ini mengalami kemerosotan yang cukup dalam. Prihatmo menilai hasil kinerja emiten kuartal I 2015 yang tidak sesuai harapan memicu aksi lepas saham investor asing dalam beberapa hari terakhir menjadi faktor penekan laju IHSG.

“Nasabah Danareksa Investment Management tidak ada yang panik, mereka sudah memiliki pemahaman yang baik dalam berinvestasi, ada yang memanfaatkan untuk membeli produk,” katanya. Menurutnya , koreksi IHSG BEI saat ini dapat dimanfaatkan oleh investor domestik untuk melakukan akumulasi pada saham-saham secara selektif yang harganya sudah cukup rendah.

Ia mengestimasikan IHSG akan ditutup menguat pada level 5.900 di akhir tahun ini karena kondisi perkenomian nasional masih cenderung stabil. Level Indeks di Januari-April tahun ini berada di zona merah dengan penurunan sebesar 2%. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved