Profile

Arief Rahardjo, Tantangan Adalah Motivasi dalam Berkarya

Arief Rahardjo, Tantangan Adalah Motivasi dalam Berkarya

Salah satu hambatan dalam mengembangkan bisnis properti di Indonesia adalah tidak adanya informasi atau data tentang properti yang dimiliki pemerintah. Selain itu perencanaan pembangunan daerah dan infrakstrukur yang kurang baik juga menjadi kendala dalam membangun usaha properti.

Cushman

Namun hambatan ini menjadi motivasi tersendiri bagi Arief Rahardjo, Senior Associate Director Research & Advisory di PT Cushman & Wakefield Indonesia, perusahaan yang melakukan penelitian dan konsultan tentang bisnis properti. Tidak hanya di Jabodetabek, melainkan di seluruh Indonesia merupakan tugasnya untuk mengetahui kondisi bisnis properti ini. Berikut wawancara yang dilakukan Reporter SWA Online, Mochamad Januar Rizki, dengan Arief Rahardjo.

Bagaimana awal Anda tergabung di PT Cushman & Wakefield Indonesia?

Saya sudah bergabung dari awal perusahaan ini berdiri sejak 2007. Saya dari awal menempati posisi sebagai researcher dan advisory, di mana para developer membutuhkan perusahaan ini untuk mengembangkan bisnisnya.

Apa tantangan atau kendala sebagai Kepala Researcher dan Advisory yang bergerak di bidang properti?

Kondisi di Indonesia sangat berbeda dengan di luar negeri seperti Singapura. Informasi tentang properti di sini masih sangat terbatas. Pemeritah di sana dengan mudah mengetahui tren properti apa sedang naik atau tidak. Dan itu tidak ada di Indonesia. Sedangkan di sini tidak ada data tersebut.

Yang menjadi motivasi Anda?

Tantangan tersebut menjadi motivasi saya sendiri. Bagaimana memperoleh informasi yang berguna dan bisa dimanfaatkan untuk orang lain.

Bagaimana perkembangan properti sendiri khususnya di Jabodetabek?

Perkembangan properti di Indonesia menarik. Bisa dibilang dibandingkan negara lain harga tanah di Indonesia masih relatif lebih murah. Potensi untuk tumbuh juga lebih luas dibandingkan negara lain. Di Jakarta sendiri untuk pengembangan sendiri masih banyak peluang. Misalnya, untuk apartemen dan kondomonium sendiri masih sangat terbuka peluang untuk mengembangkannya karena masih belum banyak lah.

Bagaimana dengan perkembangan properti di luar Jawa? Apa hambatannya?

Di luar jawa kita juga mengadakan penelitian untuk developer yang ingin ekspansi ke sana seperti Medan, Balikpapan, Makasar, Banjarmasin dan Manado. Potensi di luar Jawa sangat tinggi. Misalnya di Balikpapan sendiri harga tanah relatif sama dibandingkan Jakarta. Namun infrastruktur memang kurang mendukung.

Upaya apa yang dilakukan agar daerah lain juga mengalami perkembangan yang seimbang?

Sebetulnya ini hal yang sangat tipikal di Indonesia. Pengembangan daerah di Indonesia memang kurang terencana. Memang jarang di daerah-daerah kurang direncanakan dengan baik. Banyak daerah-daerah yang propertinya dipikirkan tapi aksesnya tidak dipikirkan dengan baik.

Target Anda dalam lima tahun ke depan apa?

Kami akan terus berkembang karena pasar masih terbuka lebar, khususnya di luar Jawa. Sebab bisnis properti sendiri masih sangat besar di Indonesia. (M.Januar Rizki)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved