Profile

Bernard Saisse, Seminggu Belajar Bahasa Indonesia 2 Jam

Bernard Saisse, Seminggu Belajar Bahasa Indonesia 2 Jam

Bernard Saisse, Marketing & Operations Director PT Microsoft Indonesia, bertekad untuk membawa Microsoft Indonesia sebagai perusahaan yang menjadi mitra pilihan warga Indonesia sebagai penyedia layanan dan perangkat. Pria asal Perancis ini memilih jalur pendidikan sebagai salah satu strategi untuk semakin meluaskan pasar Microsoft di Indonesia. Berkarya sejak 2012 di Indonesia, Bernard sudah menjalin kerja sama dengan BINUS, Universitas Terbuka, Sekolah Pelita Harapan, serta Universitas Siswa Bangsa Internasional.

Berikut pemaparan lengkap Bernard kepada reporter SWAonline, Destiwati Sitanggang.

Bisa diceritakan perjalanan karier Anda?

Sebelum saya bergabung dengan Microsoft. Saya pernah bekerja sebagai direktur salah satu cabang Générale des Eaux Perancis, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang public utilities, seperti pendistribusian air dan pengolahan air limbah. Lalu, saya juga pernah bekerja di AT Kearney, menjabat sebagai direktur. Itu merupakan sebuah perusahaan konsultan strategi. Di situ saya fokus ke penyusunan strategi industri, perbaikan operasi dan strategi perusahaan untuk manufaktur, ritel dan telekomunikasi industri.

Bernard Saisse

Setelah dari kedua perusahaan tersebut, saya kemudian bergabung dengan Microsoft. Pertama kali di Microsoft, saya menjabat sebagai Public Sector Mid-market Director dan Chief of Staff of Western Europe Sales and Marketing yang bertanggung jawab untuk penjualan dan pemasaran di 14 negara di Eropa. Hingga akhirnya, pada Agustus 2012, saya datang ke Jakarta sebagai Marketing & Operations Director dari PT Microsoft Indonesia. Tanggung jawab saya di sini adalah untuk mengelola penjualan dan strategi pemasaran operasi bisnis Microsoft di Indonesia.

Lalu, mengapa Anda akhirnya memutuskan untuk memilih dunia IT?

Di sepanjang karir saya, saya sudah bekerja di tiga bidang, dan menurut saya dunia IT merupakan industri yang sangat dinamis. Kondisi yang saya hadapi sekarang berbeda dengan kondisi Microsoft delapan tahun yang lalu, di mana masih belum ada tablet, telepon, dan tidak layanan Cloud. Perubahannya begitu cepat. Lalu, sekarang IT menjadi sesuatu yang selalu ada di sekitar kita, selalu hadir dalam semua hal yang kita lakukan, baik di tempat kerja maupun kehidupan pribadi kita. Saya merasa IT membawa dampak yang positif dalam kehidupan kita.

Apa saja yang sudah Anda lakukan di Microsoft?

Saya merasa bangga ada di Microsoft karena Microsoft juga membawa dampak positif untuk Indonesia. Di sini, di Indonesia, Microsoft terlibat dalam program pendidikan dan membantu pemuda dan start-up. Contohnya, Office 365 for Education, di mana lebih dari 16 juta siswa dapat menggunakan Office 365 secara gratis melalui kerja sama kami dengan Universitas seperti BINUS, Universitas Terbuka, Sekolah Pelita Harapan, Universitas Siswa Bangsa Internasional dan sebagainya.

Selain itu, kami juga memberdayakan 50 ribu anak muda melalui program YouthSpark, melalui kemitraan kami dengan Kementerian Koperasi dan UKM. Lalu, ada juga lebih dari 200 start-up yang didukung oleh program Microsoft BizSpark.

Dari sekian banyak hal yang Anda lakukan untuk Microsoft Indonesia, apa hal yang menjadi prestasi menurut Anda?

Sebagai Marketing and Operations Director di Indonesia, pencapaian penting bagi saya adalah mendukung Microsoft Indonesia dengan pertumbuhannya yang sangat tinggi, serta membangun tim yang berbakat. Selain itu, saya juga mendukung transformasi Microsoft dari mitra perangkat lunak menjadi perusahaan penyedia perangkat dan jasa, yang menawarkan berbagai solusi seperti Office 365, Azure atau solusi end-to-end dengan berbagai mitra, baik perusahaan maupun institusi seperti melalui program BINUS Online Education.

Bernard-Saisse-

Apa tantangan yang Anda hadapi dalam pekerjaan?

Secara bisnis, tantangan yang kami hadapi adalah pertumbuhan pasar yang tinggi, serta tantangan untuk melakukan ekspansi secepat pertumbuhan pasar, terutama di luar Jakarta dan Jawa. Menemukan talenta yang tepat dan melatih tim yang berbakat berdasarkan teknologi kami juga menjadi tantangan tersendiri bagi kami.

Microsoft juga bertransformasi menjadi perusahaan penyedia perangkat dan layanan, untuk memberikan nilai lebih bagi para pelanggan kami, seperti mengatasi kesulitan para pelanggan dalam instalasi perangkat lunak dan upgrade, serta melindungi asset, privasi dan keamanan mereka.

Saat ini Indonesia termasuk tiga besar untuk malware infection & traffic. Cybersecurity menjadi masalah nyata dan mengancam baik bisnis maupun masyarakat, dengan risiko kehilangan data, akun bajakan, dan sebagainya. Hal ini juga menjadi tantangan utama bagi Microsoft saat ini.

Secara pribadi, tantangan yang saya hadapi adalah memahami perbedaan budaya yang dapat menyebabkan miskomunikasi dan potensi ketegangan dalam tim. Akan tetapi, perbedaan budaya juga menjadi hal yang paling menyenangkan bagi saya, karena saya dapat belajar dari yang lain seperti kesadaran budaya, rasa toleransi, etika kerja yang baik dan integritas. Untuk mengatasi hal ini, saya belajar Bahasa Indonesa selama dua jam dalam seminggu.

Lalu, apa target Anda untuk Microsoft Indonesia?

Microsoft Indonesia telah berhasil selama terakhir 18 tahun berkat kepercayaan dan kesetiaan pelanggan kami. Akan tetapi, itu saja belum cukup. Sebagai perusahaan penyedia perangkat lunak yang menuju ke arah Mobile First, Cloud First, kami bercita-cita untuk menjadi mitra pilihan dalam teknologi cloud, ponsel dan perangkat untuk bisnis dan konsumen Indonesia. Kami juga akan terus menjalankan berbagai program untuk mendukung pendidikan di Indonesia, seperti program Partners in Learning untuk melatih 365 ribu guru, Office 365 for Education bagi 16 juta siswa, e-government serta mendukung kewirausahaan dan startup TI. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved