Profile

Darmadi: Ingin Jadikan Consumer Banking BNI Disegani

Oleh Admin
Darmadi: Ingin Jadikan Consumer Banking BNI Disegani

Kiprah bisnis PT Bank Negara IndonesiaTbk, (BNI) akhir-akhir ini tak bisa lepas dari sosok Darmadi Sutanto. BNI yang dulunya identik sebagai bank korporat, kini justru memfokuskan dirinya ke produk konsumen dan ritel. Tangan dingin Darmadi sebagai Direktur Konsumen dan Ritel sejak 12 Mei 2010 tentu sangat berpengaruh.

Dua tahun Darmadi menjabat direktur di bank pelat merah itu. Bagi pria berkacamata ini, BNI merupakan bank nasional pertama yang ditangani. Maklum, sebelumnya Darmadi sempat berpetualang di sejumlah bank asing, seperti Citibank, Standard Chartered Bank, dan ABN Amro / RBS. Berikut petikan wawancara reporter SWA Online, Tika Widyaningtyas dengan Darmadi.

Saya sudah 20 tahun bekerja di bank asing. Sebetulnya sudah lama saya ingin bekerja di bank dalam negeri, tapi selalu belum ada kesempatan. Suatu ketika saya dipertemukan dengan Pak Gatot M. Soewondo (Direktur Utama BNI) oleh sebuah headhunter. Setelah itu, saya menjalani fit & proper test dan akhirnya bergabung dengan BNI. Saya bersyukur bisa berkontribusi untuk negara, tidak hanya swasta dalam negeri. BNI juga memberikan saya kesempatan untuk belajar dan mengembangkan karier.

Value apa yang Anda temukan di BNI dan belum pernah Anda dapati sebelumnya di bank lain?

BNI adalah bank yang besar dengan lebih dari 1.500 cabang 13 juta nasabah. Produk yang dikeluarkan betul-betul yang dibutuhkan konsumen. Jadi dari sini saya baru menemukan tantangan-tantangan yang sangat bagus, bisa mendalami nasabah dan produk apa yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Selain itu BNI ini bank yang sudah mengarah ke konsumen, secara bisnis akan lebih kompetitif. Saya percaya bank ini akan besar, bisa jadi tuan rumah kembali, bahkan menjadi bank yang terbesar. BNI punya potensi besar untuk mewujudkan ini, karena infrastrukturnya juga mendukung.

Selama dua tahun di BNI, apa tantangan terbesar yang Anda hadapi?

Paradigma. Saya harus membangun paradigma baru dalam bisnis konsumen dan ritel yang kecil-kecil. Dulu BNI lebih ke korporasi, sehingga paradigma dan kapabilitas skill juga perlu dibangun. Untuk merealisasikan ini tentu butuh tenaga baru yang tidak mudah didapat. Saya juga harus melakukan transformasi dari orang dan model bisnis. Semua itu harus bisa dikerjakan secara simultan karena sambil bertransformasi kami tetap harus bisa menghasilkan profit.

Apa yang membuat Anda hingga saat ini bertahan di BNI?

BNI punya potensi besar dengan 13 juta nasabah. Lagipula siapa sih yang tidak tahu BNI? Kalau saya bilang, BNI adalah bank yang sudah punya segalanya! BNI punya visi yang jelas dengan kepemimpinan yang mengedepankan team work dan persatuan. Excitement saya di sini, bagaimana memberi BNI sebuah legacy sebagai consumer banking yang disegani dan terpandang. Saya melihat BNI bisa menjadi bank yang demikian. Kalau saya bisa menunjukkan dan mewujudkan kontribusi itu, akan jadi hal yang paling membanggakan bagi saya. Makanya saya selalu bilang, kalau mau joint BNI, sekarang waktunya! Karena sekarang sedang terjadi banyak perubahan di BNI. Akan sangat membanggakan dan memuaskan bisa ikut dalam perubahan ini, daripada nanti ketika semua sudah tertata, sudah jadi. Lebih menariklah!

Apa saja value yang Anda terapkan di BNI dari pengalaman kerja di bank-bank asing sebelumnya?

Banyak ya, terutama balancing antara bisnis dan risiko. Selain itu juga disiplin dalam banyak hal. Bagaimana disiplin dalam performance management, risk management, operational risk management. Performance harus disiplin diukur. Saya rasa itu yang belum banyak diperhatikan. Semua risiko juga harus disiplin diukur. Kami tidak bisa running bisnis begitu saja, kemudian risikonya tidak diukur.

Kalau bisa mengklaim, apa saja prestasi Anda selama dua tahun di BNI yang paling memuaskan atau membanggakan?

Dua tahun terakhir BNI tumbuh terutama dari sisi konsumen. Peringkat kartu kredit kami naik dari ranking 6 menjadi 3, bahkan kemarin kalau tidak salah sudah naik lagi jadi rangking 2. KPR juga naik dari ranking 5 ke ranking 3. Selain itu produk tabungan juga progresnya terus tumbuh. Brand BNI sendiri mulai dipandang berbeda dan bisa diterima lebih banyak masyarakat di semua lapisan. Sekarang anak muda sampai profesional bisa menerima BNI karena kami lebih dinamis. Saya memang membangun image itu dengan fokus di sponsor acara musik dan acara lain yang berkaitan dengan anak muda.

Setelah ini, apa rencana Anda untuk BNI?

Masih banyak, terutama terkait teknologi seperti internet banking, dan sebagainya. Saya ingin BNI menjadi bank transaksional, semua transaksi keuangan bisa dilakukan melalui BNI. Jadi e-channel adalah tantangan berikutnya. Saya juga ingin BNI menjadi lifetime banking partner. Karena itu saya akan mempertajam segmen. Jadi kalau ada suatu produk atau layanan tidak diperuntukkan semua segmen. Nah, kami berusaha memenuhi kebutuhan setiap segmen-segmen itu. BNI itu kan Bank Negara Indonesia, jadi ya maunya ini memang jadi bank untuk semua warga negara Indonesia. Saya rasa itu akan jadi kunci sukses BNI. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved