Profile Editor's Choice

Debora H. Sadrach, Memahami Konsumen Perempuan

Debora H. Sadrach, Memahami Konsumen Perempuan

PT Unilever Indonesia Tbk pastinya bangga memiliki sosok direksi perempuan seperti Deborah Herawati Sadrach. Memulai karier dari level management trainee pada tahun 1988, Deby, sapaan akrabnya, sukses mengangkat performa Unilever sebagai produsen barang konsumsi terkemuka di Tanah Air itu. Selama menjabat Direktur Pemasaran Personal Care Unilever Indonesia selama kurun 2001-2014, ia berhasil meningkatkan bisnis divisi personal care hingga 4,5 kali lipat dan menempati peringkat keempat dalam daftar Unilever Global.

Direktur Home & Personal Care PT Unilever Indonesia Tbk

“Unilever menjual consumer goods untuk kebutuhan rumah tangga dan individu. Sebagian besar keputusan pembelian produk seperti ini dipegang oleh wanita. Sebagai pemimpin perempuan, kami memiliki nilai lebih karena punya empati, lebih memahami konsumen perempuan. Itu adalah aset yang penting,” katanya.

Untuk mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar, lanjut dia, Dia mengelaborasi gagasan inovatif yang didesainnya selama rentang 10 tahun ke depan. Di segmen home care, Unilever Indonesia mampu memunculkan produk-produk yang inovatif. Harapannya, pasar yang dikelola perseroan tumbuh semakin besar. Deby secara aktif juga menjalankan program pengembangan pasar sebagai strategi utama Unilever. Contohnya adalah produk Rexona Deolotion. Produk deodorant lotion yang dikemas dalam sachet itu muncul dari hasil temuan tim riset. “Mereka melihat kecenderungan perilaku konsumen menggunakan bubuk deodorant (deo powder) yang tidak bertahan lama,” kata istri Reza Wahyudi ini.

Hasilnya? Produk tersebut direspons bagus oleh konsumen dan mendulang sukses besar di pasar. Kini, Rexona Deolotion menjadi incaran konsumen dan sangat mudah dijumpai di pasar tradisional karena harganya yang sangat murah, hanya sekitar Rp 1.000 per sachet. Deborah mengklaim produk tersebut mampu menyedot 50% pangsa pasar deo powder. Sukses ini menunjukkan Unilever Indonesia akan selalu melahirkan produk-produk inovatif yang tepat sasaran untuk segmen pasar tertentu. Deby juga menjadi tokoh kunci dari keberhasilan pemasaran sabun cuci cair Sunlight yang harganya Rp 1.000 per sachet. Produk tersebut mengubah perilaku konsumen untuk menggunakan sabun cuci colek kemasan sachet kecil.

Selain penguatan pasar, Deby juga aktif mengembangkan program micromarketing. Program tersebut dirancang khusus untuk memetakan pasar yang belum dikuasai produk Unilever Indonesia di wilayah tertentu. Pihaknya akan melakukan riset dan menjalin relasi dengan konsumen untuk mengetahui lebih lanjut masalah di bidang pemasaran di wilayah tersebut. Selanjutnya, Deby akan mengaktivasi suatu produk atau program khusus untuk merebut hati konsumen di areah yang disasarnya. Kedua program tersebut menjadi strategi jitu untuk memperkuat pasar produk Unilever Indonesia dan berimbas pada sukses perseroan membukukan pertumbuhan dua digit setiap tahunnya.

“Kami tidak bisa berpuas diri dan harus memahami sumber pertumbuhan itu akan selalu muncul. Kalau tidak mengantisipasinya sejak dini, lama kelamaan, source of growth-nya akan habis. Kuncinya pada antisipasi. Kami harus terus melakukan mitigasi bisnis kendati telah menjadi pemimpin pasar,” terang ibunda Oscar ini menggarisbawahi. (Reportase: Herning Banirestu)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved