Profile

Edwin Witarsa Melejitkan Kinerjapay Hingga ke AS

Edwin Witarsa Melejitkan Kinerjapay Hingga ke AS

Keberhasilan Kinerjapay Corporation (KPAY) yang berhasil melakukan go public di negeri Paman Sam dan listing di Bursa Saham Nasdaq lewat pasar over the counter (OTC) memberi inspirasi perusataan-perusagaan startup di Indonesia untuk melanta di bursa.

Perusahaan yang didirikan sejak tahun 2015 tersebut berhasil meraup pendanaan sebesar US$ 2,5 juta dengan melepaskan 5.000.000 juta lembar sahamnya seharga US$0.50/lembar selama penawaran saham perdana.

KPAY menjadi perusahaan e-commerce asal Indonesia pertama yang melakukan listing di bursa Amerika Serikat, dan saat ini harga sahamnya di kisaran Rp 9.100 sampai Rp 9.800 atau US$ 0.7/per lembar.

Saat ini KPAY telah memiliki 32.000 pelanggan aktif dan menjadi pasar untuk lebih 20.000 produk, dengan rata-rata transaksi sebesar 170 ribu per hari. Berbeda dengan situs belanja online lainnya, KPAY memberikan 3 jenis pelayanan dalam bisnisnya, tak cuma sebagai marketplace, perusahaan ini juga mengkombinasikan unsur layanan dompet digital (e-wallet) dan juga permainan realitas online (online reality games) dalam operasional situsnya.

Adanya permainan realitas online ini membuat trafik situs kinerjapay.co cukup ramai. Menurut data Alexa, rata-rata p engunjung yang datang ke situs KPAY menghabiskan waktu 30 menit pada setiap kali kunjungannya. Angka ini bisa dibilang jauh lebih tinggi dari penyedia e-commerce lainnya, sekaligus ampuh sebagai sarana untuk meningkatkan loyalitas pelanggan dengan cara memberikan bonus bonus mulai dari daily bonus, quest bonus, hingga activity bonus.

Lalu siapakah sebenarnya sosok utama di balik Kinerjapay? Dia adalah Edwin Witarsa, selaku founder dan Chairman KPAY. Meski sebelumnya namanya jarang disorot media, lewat pemberitaan, Edwin sendiri sudah cukup lama berkecimbung di dunia bisnis. Jejaring bisnisnya bisa dikatakan cukup luas.

Pria kelahiran 1981 ini telah memiliki banyak perusahaan selain KPAY. Bisnisnya tersebar dari bidang properti, asset management, distributor ban, hingga e-commerce. Ia merupakan pemegang merek ban Maxiss, serta pemilik perusahaan yang bergerak di real estate development & hotel development, Perusahaannya di bawah bendera PT Stareast Sejahtera Group dan PT Graha Pecatu Sejahtera.

“Itu bisnis-bisnis saya pribadi. Kalau bisnis orang tua bergerak di perusahaan sawit,” ujarnya ketika berbincang dengan SWA Online.

Lahir di lingkungan pebisnis, membuat lulusan dari the University of Toronto dan University of Southern California (USC), Amerika Serikat ini, tertantang menjadi pebisnis handal. Ke depan, ia juga berencana melebarkan bisnisnya hingga ke bidang taksi untuk wilayah di Bali dan Bintan.

Foto 2

Untuk memuluskan kinerja KPAY, ia menggandeng banyak tenaga profesional. Salah satunya Deny Raharjo yang ditunjuk sebagai CEO PT Kinerja Pay Indonesia, anak perusahaan Kenerjapay Corp.

Deny telah berpengalaman lebih dari 25 tahun di bidang TI diberbagai perusahaan multinasional seperti Astra Internasional, Microsoft, Polycom dan Telsra. Selain Deny,

Edwin juga mengajak Frans Budi Pranata untuk bergabung sebagai CFO Kinerjapay Indonesia. Frans merupakan mantan CFO Zalora yang telah berpengalaman 25 tahun di bidang keuangan.”Dengan dibentuknya Kinerjapay Indonesia, maka Kinerjapay akan semakin fokus garap pasar Indonesia,” ujar Edwin.

Tak cuma asal berbisnis, Edwin punya keyakinan industri e-commerce akan moncer ke depannya. Lama tinggal di Amerika, membuat ia yakin bahwa potensi industri ini masih punya ruang gerak unuk bertumbuh. Terutama Indonesia, yang saat ini perlahan mulai melek belanja online.

“Indonesia adalah negara terbesar keempat di dunia dengan total populasi pengguna Internet sejumlah 200 juta pengguna pada tahun 2020. Dengan semakin bertumbuhnya segmen kelas menengah dan naiknya tingkat pemahaman belanja elektronik, jumlah transaksi belanja elektronik di Indonesia hanya sekitar 0.8% dibanding total belanja eceran di 2015 (sumber: SPCommerce). Hal ini semakin menjadi motivasi kami untuk terus mendorong berkembangnya pasar e-commerce di Indonesia,” ujarnya.

Hingga akhir tahun 2016, Edwin menargetkan Kinerjapay bisa memperoleh pendapatan hingga Rp 9 miliar per bulan dengan 2,000 transaks per hari. Adapun produk-produk yang saat ini paling populer di situs tersebut antara lain, pulsa telepon, dan e-voucer (makanan, hotel, travel dan lain-lain).

Ke depan, Kinerjapay juga akan menghadirkan inovasi-inovasi baru seperti aktivitas open market. Dimana para buyer yang membentuk pasar dengan menginformasikan barang apa yang mereka perlukan atau butuhkan. “Biasanya kan buyer yang melihat-lihat barang apa yang ditawarkan toko. Nah di open market ini, terbalik, justru buyer yang memberitahukan apa yang mereka butuhkan, nanti para seller yang akan menghampiri,” Edwin menegaskan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved