Profile Editor's Choice

Joseph T. Wulianadi, Misi Joger untuk Menghibur

Joseph T. Wulianadi, Misi Joger untuk Menghibur

“Kalau suka Joger berarti Anda waras. Kalau tidak suka Joger berarti Anda lebih waras.” Pernahkah Anda mendengar kata-kata tersebut? Ya, hanya di Bali dan hanya di “Pabrik Kata-kata Joger” saja.

Joseph Theodorus Wulianadi atau lebih dikenal Mr. Joger membuka toko pertamanya, di Jl. Sulawesi 37, Denpasar, dengan nama ‘Art & Batik Shop Joger’ pada 1981 silam. Kata Joger sendiri adalah gabungan potongan nama depannya dengan nama depan teman sekolahnya di Jerman, Gerhard Seeger,

Selain unik dan tidak umum, kata Joger, menurut Yos (panggilan akrab Mr. Joger) merupakan penghargaannya pada teman sekolahnya itu yang memberi US$ 20.000 sebagai hadiah pernikahannya dngan Ery Kusdarijati. “Kata baru yang tak memiliki arti apa-apa, murni singkatan berdasarkan niat baik. Kebaikan adalah filosofi Joger,” ujar kakek dua cucu ini.

Joseph Theodorus Wulianadi atau lebih dikenal Mr. Joger

Joseph Theodorus Wulianadi atau lebih dikenal Mr. Joger

Dari awal Yos mengaku selalu berusaha berniat baik, hal ini ditunjukkannya dengan menjual souvenir agar wisatawan senang membawa oleh-oleh setelah berwisata di Bali, produk yang dijualnya bukan dari Bali saja tetapi dia juga menerima produk dari provinsi lain.

Niat baik itu kemudian membuatnya menjadi kreatif sehingga munculah ide untuk mengumpulkan kata-kata unik yang kemudian di wujudkannya menjadi baju kaos dengan kata-kata yang unik. Kemampuan Yos mempermainkan kata-kata itulah kemudian membuatnya identik dengan T shirt maupun souvenir-souvenir dengan disain kata-kata unik khas Joger.

“Saya bukan ahli bahasa dan juga bukan orang pintar namun punya keberanian untuk mengemukakan niat baik melalui karyanya yang jelek-jelek. Bukan salah saya kalau kemudian banyak anggota masyarakat yang jatuh hati dan secara rutin menyumbang duit ke Joger,” kata kelahiran 9 September 1951 ini.

Berkat pinjaman gedung dari ibundanya, Anna Maria Kanginadi, Yos mampu membuka toko pertamanya. Lima tahun berselang, Art & Batik Shop Joger kedua, di. Jl. Sulawesi 41 Denpasar pun berdiri.

Dengan hibah sebidang tanah dari Ibunya juga, Yos membuka ‘Joger ketiga’ yang di beri nama ‘Joger Handicraft Centre’ di Jl. Raya Kuta. Namun, pada akhir tahun 1989, Yos menutup dua dari tiga tokonya, yang waktu itu sebenarnya sangat menguntungkan.

“Kami memutuskan lebih suka punya sedikit yang cukup, daripada punya banyak (uang) tapi kurang (waktu)”. Tahun 1990, Yos mengganti nama tokonya menjadi ‘Pabrik Kata-kata Joger’.

Apa kehebatan Joger? “Merk Joger tidak hebat, Joger itu jelek. Kalaupun hebat itu karena jeleknya. Memang, agak aneh. Saya kan hanya berusaha bersikap jujur,” ujarnya.

Karena itu, dia tidak menganggap perlu melakukan promosi malah dispromosi seperti “Bali bagus, Joger jelek. Kami hanya berniat baik. Kalaupun ada hubungan dispromosi dengan meningkatnya omset, itu hanya akses karena orang lain yang membaca menjadi terhibur,” ujarnya. (Reportase: Silawati)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved