Profile

Pauline Liongosari, Terapkan The Best Perform

Pauline Liongosari, Terapkan The Best Perform

Pauline Liongosari.

Pauline Liongosari.

Berawal dari keikutsertaannya dalam program UFLP (Unilever Future Leader Program), membawa nama Pauline Liongosari menjadi Brand Manager Molto. Wanita lulusan BiNus International itu pun mencoba segala peluang dalam kariernya di PT Unilever Tbk. Berikut petikan wawancara tim SWA Online dengan Pauline Liongosari.

Bisa diceritakan perjalanan karier Anda?

Saya masuk ke Unilever melalui program UFLP (Unilever Future Leader Program) di tahun 2010. Pertama masuk saya ditempatkan di Surabaya 3 bulan untuk belajar fundamental sales di lapangan. Lalu saya ditempatkan di brand shampo Clear sebagai Ast Brand Manager selama 1 tahun, dan 6 bulan sebagai Ast Brand Manager Postwash (conditioner – Sunsilk, Dove, Clear), lalu 9 bulan di sales MT sebagai Deputy Account Manager divisi Personal Care Hypermart. Setelah itu saya dipindahkan ke regional role sebagai Regional Ast Brand Manager DIG (Dirt is Good – Rinso) untuk Vietnam. Di tahun 2013 saya kembali ke Jakarta, sebagai Brand Manager Molto sampai sekarang.

Apa posisi Anda saat ini di PT Unilever Tbk ? Apa tanggung jawab Anda?

Sekarang saya adalah Brand Manager Molto Indonesia. Tanggung jawabnya adalah bisnis Molto di Indonesia, dari growth, margin, marketing executions, innovation implementation, basically end-to-end business.

Apa latar belakang pendidikan Anda? Apakah latarbelakang pendidikan ini men-support Anda dalam karier?

Saya dulu kuliah di BiNus International, awal masuk di tahun 2005 di jurusan Computer Science. Setelah 1 tahun, saya tidak bisa mem-picture diri sendiri berkarier di dunia programming karena pada dasarnya saya orang yang lebih suka bicara ketimbang di balik layar. Di tahun 2006, saya memutuskan untuk pindah ke jurusan marketing, dan mengejar lulus dalam 3 tahun. Di tahun 2009 saya lulus dengan degree S.E. dan cum-laude.

Apakah karier ini merupakan cita-cita Anda?

Saya sebelumnya tidak pernah membayangkan diri saya sebagai Brand Manager, karena dulu saya paling lemah di subyek Product and Brand Management. Tapi ternyata teori di buku dan praktek terbukti sangat berbeda, dan sekarang saya tidak bisa membayangkan diri saya bekerja di ranah lain selain brand.

Sepanjang karier Anda di Unilever Tbk, terobosan apa saja yang sudah dilakukan?

Di Clear sebagai brand pertama saya, saya termasuk dalam team relaunch Clear yang pada tahun 2010 sedang turun karena brandnya yang sudah sangat mature di Indonesia. Team saya berhasil turn around the business and now becoming the biggest hair brand di Indonesia. Saya juga terlibat di eksekusi launch Tresemme di Indonesia di level MT stores, dimana saya bertanggung jawab dalam implementasi visibility dan shelfing Tresemme di MT key account channels. Selain itu di Molto sendiri saya berhasil walaupun pelan-pelan mengubah image Molto dari yang sebelumnya sangat dewasa (brand untuk ibu ibu ), menjadi brand untuk wanita modern dari berbagai activity dan campaign Molto.

Apa tantangan yang Anda temui?

So far, saya selalu masuk di brand yang memiliki heated competition. Tidak berbeda dengan waktu saya di regional memegang Vietnam yang saat itu juga sedang berada di kompetisi yang sengit. Tantangan saya sehari-hari lebih ke bagaimana kita bisa perform the best marketing execution di market dan menjadi top of mind di mindset consumers. Selain itu terkadang, stress juga tidak jarang muncul karena load pekerjaan dan juga kompetisi yang sengit.

Apa strategi Anda mencapai target tersebut?

Saya termasuk tipe yang sangat curious dan jarang panik. Apabila terjadi kesulitan, saya selalu berusaha mencari tahu apa penyebabnya dan bagaimana cara kita bisa turn around the situation as soon as possible. Yang penting adalah self-confidence, be logic and analytic, and always remember that business is business – there’s nothing personal. With that mindset, saya bisa mengurangi level stress sehari-hari dan juga perform even better setiap harinya. Selain itu, saya punya hobi di luar pekerjaan yang bisa menyeimbangkan otak kanan dan kiri saya. Di weekend, saya kadang kadang terima job sebagai freelance makeup artist untuk klien acara wedding. This is where the work-life balance comes. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved