Profile Editor's Choice

Rio Tinto Sirait, Tak Semata Soal Angka

Rio Tinto Sirait, Tak Semata Soal Angka

Seorang Direktur Keuangan tak hanya sekadar “number keeper”, tetapi juga harus memahami seluk-beluk bisnis berjalan dari hulu hingga ke hilir. Sehingga, tak hanya tahu bagaimana mengerem pembiayaan tapi juga memberi masukan bagaimana ikut menekan pedal gas bisnis.

Direktur Keuangan Nurfindo Exeltis, Rio Tinto Sirait mengatakan, seorang CFO memberi sudut pandang berbeda dari komersial. Contoh, pihak pemasaran lebih memilih berjualan produk A karena sudah tahu cara jual dan siapa pelanggannya dan lokasinya. Adapun, srateginya dengan diskon, promo, dan lain-lain.

“CFO bisa memberi masukan, lebih baik menjual produk B yang gross margin-nya lebih baik, tanpa harus diskon. Jadi, bagaimana berjualan produk lain yang lebih menguntungkan, bukan hanya berjualan produk yang sudah dikuasai,” katanya.

Direktur Keuangan Nurfindo Exeltis, Rio Tinto Sirait

Direktur Keuangan Nurfindo Exeltis, Rio Tinto Sirait

Menurut dia, seorang CFO juga harus terlibat di lini lainnya seperti produksi karena dampaknya terhadap kelangsungan bisnis perseroan sangat besar. Manakala perencanaan tidak sesuai dengan ekspektasi penjualan, barang yang sudah diproduksi akan menjadi beban perusahaan.

“Jadi, bagaimana CFO harus bisa berkomunikasi dengan marketing untuk memastikan forecast yang ada sesuai dengan rencana yang akan mereka produksi,” ujar eks GM Finance Controller, Sentul City Developer itu.

Ke depan, tantangan yang mesti dihadapi seorang direktur keuangan sangat besar. Apalagi, di situasi perekonomian yang belum kondusif. Ekonomi global yang belum menentu membuat laju roda perekonomian domestik masih lambat.

“Seorang CFO ke depan, tak hanya menjaga bagusnya laporan keuangan. Tetapi juga bagaimana menjaga bisnis perusahaan terus tumbuh. Area yang di-cover lebih besar, memberikan impact pada saving dengan memberikan nilai pada topline itu,” katanya.

Rio Tinto telah melakukan banyak terobosan penting. Yakni, membenahi laporan dan komunikasi bisnis yang berkaitan dengan keuangan baik internal maupun eksternal. Seperti, dalam laporan dan komunikasi untuk kegiatan diskon produk.

Sebelumnya, seluruh kegiatan yang berkaitan dengan sales dikelola secara internal oleh Departemen Pemasaran, terutama kegiatan diskon dari distributor. Klaim diskon dialokasikan dalam invoice komersial secara terpisah, tidak ada komunikasi dengan Departemen Akuntansi dan Keuangan.

“Kini, setiap awal bulan, pemasaran melakukan reporting mengenai semua rencana kegiatan diskon ke Finance-Accounting,” ujar lulusan Akuntansi, Universitas Atma Jaya ini.

Rio Tinto juga melakukan terobosan dengan tujuan meningkatkan efisiensi. Salah satunya adalah mengurangi jumlah distributor langsung dari 45 menjadi 17 distributor. Perseroan membuka peluang kepada mereka untuk menggandeng distributor kecil di bawahnya untuk mensuplai daerah-daerah yang lebih jauh.

“Jadi yang punya tanggung jawab secara langsung dengan kami hanya yang 17 distributor itu. Dampaknya, kami bisa menghemat biaya hingga Rp 300 juta perbulan,” katanya. (Reportase: Arie Liliyah)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved