Profile

Rosa Christiana Ginting, CEO Pertama Inhealth

Rosa Christiana Ginting, CEO Pertama Inhealth

Sejak tahun 2008 Rosa Christiana Ginting terlibat membidani kelahiran Inhealth, perusahaan asuransi kesehatan yang notabene anak perusahaan PT Askes (Persero). Setelah empat tahun memimpin, Inhealth banyak mengalami kemajuan pesat, sehingga berani menargetkan pertumbuhan premi 30% dan laba Rp 210 miliar. Untuk mengetahui lebih dalam tentang perjalanan karier dan sepak terjangnya membesarkan Inhelath, Gustyanita Pratiwi dari SWA Online mewawancarai CEO wanita itu. Berikut penggalan wawancaranya.

Rosa Christiana Ginting, CEO Inhealth

Bagaimana lika liku perjalanan karier Anda?

Saya alumni Sarjana Kedokteran tahun 1980. Saya sempat praktek di Puskesmas Sumatera Utara, tepatnya di Belawan. Kemudian saya menikah, lantas ikut suami ke Jerman, dan saat kembali, saya masuk ke Depkes RI. Setelah masuk Depkes tahun 1984, saya dikirim lagi untuk sekolah Occupational Medicine di Jerman tahun 1988-1990. Saya kemudian kembali ke Depkes lagi sampai 1993. Setelah itu saya ditugaskan oleh Askes untuk menjabat sebagai Kepala Divisi Pelayanan Kesehatan. Sampai dengan 2008, perusahaan Askes kemudian mendirikan anak perusahaan baru bernama Inhealth. Lalu, saya masuk sebagai CEO.

Sebenarnya apa passion Anda?

Kalau ditanya passion, dunia saya saat ini bukan passion saya. Sebab, sebagian besar dokter, termasuk saya, pasti bercita-cita ingin bekerja di klinik sendiri. Menjadi dokter spesialis anaklah, tulang, syaraf, dsb, tapi rupanya jalan hidup berkata lain. Tapi, prinsip saya adalah di mana pun kita berada, harus mencintai pekerjaan itu, sehingga menjadi passion juga akhirnya.

Apa saja tugas dan tanggung jawab Anda sebagai CEO Inhealth?

Sebagai direktur utama tentu bertanggung jawab terhadap semuanya. Terhadap operasional, kinerja perusahaan, SDM, serta kewajiban terhadap pemegang saham. Jadi sebagai puncak pimpinan saya harus mempertanggungjawabkan seluruh aspek bisnis, seluruh pencapaian target, dan seluruh proses pengembangan perusahaan sampai dengan satu periode tertentu. Kami ditetapkan untuk periode 5 tahun. Jadi dari 2008-2013.

Apa saja pencapaian-pencapaian prestasi Anda?

Premi bruto yang kami capai sebesar Rp 797 miliar. Artinya kalau dilihat dari periode yang sama tahun lalu tumbuh sebesar 26,9%. Kalau rata-rata di industri kan 15%, jadi kami di atas rata-rata. Dari 1.477 pemegang polis, 94 di antaranya adalah BUMN/BUMD, 51 untuk institusi pemerintah, sementara swasta 1332. Jumlah jiwa tertanggung 1,2 juta.

Inhealth ini programnya belum ada yang terkait dengan investasi. Jadi program yang kami jual masih semuanya jangka pendek. Investasi yang banyak dari ekuitas. Artinya kepunyaan perusahaan itu sendiri. Bukan titipan dari peserta. Kalau perusahaan asuransi lain yang dijual, bundling dengan investasi, jadi di sana pasti dituntut investasi yang sangat tinggi. Terutama di Inhealth ini modal investasinya modal setor dan sisa-sisanya dari premi-premi yang jangka pendek. Perlu diketahui juga, premi-premi produk Inhealth ini sudah 95% adalah Managed Care, artinya berbasis asuransi kesehatan. Klaim asuransi kesehatan itu pastinya di atas 60%. Kalau terima uang Rp 100 misalnya untuk premi, 65% ke atas pasti kembali ke peserta. Uang yang ada sisa di Inhealth ini tidak seperti asuransi kerugian yang lain, yang bisa mengembalikan 30-40%. Kami di atas 65% bahkan ada juga yang 75%. Jadi, premi Rp 100 rupiah misalnyai untuk biaya kesehatan 75%-nya, bahkan ada juga yang lebih dari itu. Uang yang diterima perusahaan ini tidak banyak karena, ada yang baru masuk hari ini, begitu masuk, punya kartu, langsung sakit. Premi saja belum bayar.

Seperti apa target yang ingin diraih Inhealth ke depan?

Pemegang saham kami ingin sekali performa Inhealth jauh di atas industri.. Target kami, premi tumbuh sekitar 30%, padahal industri hanya15%. Ini harus didukung kerja keras. Sementara itu target laba Rp 210 miliar.

Rata-rata new business kami sekitar 10-20%. Kami ingin perusahaan ini cepat besar, di mana banyak potensi-potensi pasar. BUMN-BUMN ingin dirangkul semuanya, sementara ada ketentuan dari Bapepam, bahwa premi akuitif ratio, premi modal ratio tidak boleh lebih dari 3 kali.

Seperti apa gaya leadership Anda di lingkungan perusahaan?

Saya punya falsafah atau prinsip hidup bahwa antara pemimpin dan yang dipimpin, itu harus menyatu. Untuk bisa menyatu kan harus kenal. Saya kenal yang saya pimpin, merekapun harus kenal saya. Itulah yang sangat prinsip, karena kalau tidak begitu, tidak akan ketemu. Hasilnya tidak akan seperti yang diharapkan.

Bisa diceritakan data pribadi?

Saya lahir di Sumatera Utara di Kabupaten Karo tanggal 25 Desember 1953. Hobi saya mendengarkan musik, membaca, dan berolahraga. Saya dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan. Kemudian saya melanjutkan studi ke Jerman untuk mengambil Spesialis Occupational Medicine, Friedrich Willhem Universitaet, untuk Kedokteran Kerja. Saya juga mengambil Profesi Asuransi, Asuransi Kesehatan khususnya, di Amerika san Universitas Indonesia. Putra putri saya berjumlah 3 orang, semua sudah bekerja, dan saya sudah dikaruniai seorang cucu.

Apa obsesi Anda ke depan?

Obsesi kami, direksi dalam satu periode kan 5 tahun. Tahun depan adalah tahun terakhir, masih punya peluang untuk diperpanjang lagi, tapi itu bukan sesuatu yang dikejar. Saya dikontrak untuk 5 tahun. Keinginan saya adalah bahwa selama saya ditugaskan, perusahaan ini sudah berdiri, sudah kuat, dan sudah eksis. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved