Profile

Santoso Berpenghasilan Rp1,5 Miliar Sebulan dari MLM K-Link

Santoso Berpenghasilan Rp1,5 Miliar Sebulan dari MLM K-Link

Kegagalan merupakan jalan menuju kesuksesan, rupanya hal ini diamini benar oleh Santoso Njotokusumo. Entrepreneur yang mengaku sering gagal ini, tidak menyerah dengan berbagai scenario kehidupan yang menghampirinya. Ia mengaku pernah hampir kehilangan rumah saat pertama kali bergabung dengan K-Link. Namun kerja kerasnya kini berbuah manis. Pria berkulit putih ini kini memiliki rumah di kawasan Artha Gading, Jakarta Utara dan 16 ruko yang ia sewakan.

K-Link

Menurutnya, kunci utama kesuksesannya ada 3 yaitu, kerja keras, tekanan hidup yang tinggi, serta ikatan emosional dengan produk yang ia jual. K-Link sendiri merupakan salah satu MLM (Multi Level Marketing) yang ada di 46 negara. Namun, ia sendiri menolak jika MLM disamakan dengan money game, menurutnya nama MLM sendiri sudah tercemar dengan banyaknya kejadian money game.

“Kalau di money game itu, anggota lama mendapatkan untung dari pendaftaran anggota baru sementara di MLM anggota mendapatkan bonus dari penjualan.” Ia pun memaparkan bahwa meskipun bergerak di bidang MLM, ia sendiri tak jago dalam menjual produk.

Menurutnya, benchmark penjualan MLM terletak pada bagaimana seorang leader bisa menjalin ikatan emosional dengan para anggotanya. Pria yang bergabung dengan K-Link sejak Mei 2002 ini, selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan para anggotanya, kegiatan kecil seperti berkumpul atau makan bersama selalu dilakukannya. Tak heran bila kini ia menguasai 97% penjualan K-Link di Indonesia dan membawahi 4 juta anggota.

Meski begitu, ia pun menyadari bahwa ikatan emosional tak selalu berujung mulus, banyak pula anggota atau calon anggota yang berguguran di tengah jalan atau sebelum diajak bergabung. Dari 4 juta anggotanya, hanya 20% yang aktif, namun ia mengaku diuntungkan oleh sistam yang ditetapkan oleh K-link, dimana keanggotaan seseorang tidak akan langsung terputus bila tidak membeli barang, melainkan tetap pada level mereka sekarang.

Bonus pun akan tetap mengalir, mengikuti keanggotaan orang tersebut. Ia sendiri sudah termasuk sebagai royal crown ambassador yang ada hanya 5 orang di dunia. Namun, hal ini justru tidak menghentikan langkahnya dalam mengembangkan jaringan, ia bahkan dipercaya sebagai salah satu trainer K-Link.

Bahan untuk training, diakuinya diperoleh melalui pengalaman hidupnya. Pria yang pernah memegang dealer Suzuki dan membawahi 5 cabang ini, mengaku selalu kesulitan dalam hal financial saat bekerja full time di kantor. Ia pun memutuskan untuk ikut MLM dan dalam waktu 8 bulan mampu memproleh bonus hingga Rp 100 juta. Ia pun memutuskan untuk keluar dari pekerjaanya dan mengembangkan bisnis di bidang property.

“Kuncinya kerja di MLM itu satu, jangan langsung full time, tapi part time dulu,” ujarnya yang mengaku berpenghasilan Rp1,5 miliar sebulan ini. Orang yang menjual produk MLM secara part time, biasanya memiliki jaringan yang lebih luas, stabil dalam keuangan, dan disiplin.

Ia pun menyarankan agar para leader bisa mendekatkan diri mereka dengan anggota-anggotanya. Menurutnya, dalam suatu MLM, seseorang tidak hanya mengembangkan dirinya sendiri melainkan bersama–sama dengan orang lain. Apabila kedekatan emosional terjalin, maka bonus pun akan mengalir dengan lancar. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved