Book Review Strategy

Handry Satriago Berbagi Kisah Inspiratif dalam Buku #Sharing2

Handry Satriago Berbagi Kisah Inspiratif dalam Buku #Sharing2

“Percayakah Anda pada keajaiban? Saya percaya. Dalam banyak perjalanan hidup saya, banyak sekali keajaiban yang terjadi.” Seperti itulah sedikit kutipan yang terdapat di bab awal buku #Sharing2.

Handry Satriago

Menulis sudah mulai dilakukan oleh ayah dengan anak kembar ini ketika ia mulai menulis di Majalah Hai. Dari situ semakin timbulah kecintaannya terhadap dunia penulisan. CEO dari General Electric Indonesia (GE Indonesia) ini mengakui bahwa dirinya cukup awam dengan social media yang sedang banyak digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Namun sekitar lima tahun yang lalu, ia mulai mengenal social media khususnya Twitter. Di sana ia melihat bahwa dunia social media adalah dunia yang demokratis. “If you don’t like, just unfollow,” ujarnya sambal diiringi tawa hangat dari bibirnya.

Perjalanan hidup yang dikatakan cukup berliku membuat Handry menjadi sosok yang sangat kuat. Bagaimana tidak? Di usia 17 tahun ia mengidap penyakit kanker kelenjar getah bening. Penyakit tersebut memaksanya harus menggunakan kursi roda sejak tahun 1987. Perasaan terpuruk pun pernah hadir dalam pikirannya. Namun keinginan untuk bangkit membuatnya terus berjuang untuk melawan semua pikiran negative yang ada dalam dirinya. Hingga semua mimpi yang sudah sempat ia kubur, perlahan satu per satu mulai terwujud.

Buku yang sangat inspiratif ini berkisah tentang pembelajaran yang didapatnya dari perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan, juga berkisah tentang kepemimpinan dan manajemen yang telah ia pelajari selama lebih dari 20 tahun bekerja, termasuk selama lima tahun terakhir ketika ia menjadi CEO GE Indonesia.

Pendidikan, Sains dan talenta anak muda merupakan sorotan utama dari pria yang sudah hampir mengarungi tujuh samudera dan lima benua ini. Hal ini bukan tanpa alasan, baginya kemajuan suatu negara tergantung pada talenta anak mudanya, kenapa? Karena mereka adaah penerus bangsa.

Buku #Sharing2 dikemas cukup berbeda dengan buku pertamanya yang berjudul #Sharing. Dalam buku pertamanya, penulisan dalam buku disajikan sesuai tampilan “kicauannya” di Twitter lengkap dengan nomor dan hastag. Namun dalam buku keduanya ini penyajiannya memberikan nuansa baru bagi bukunya. Ditulis dengan rangkaian kata yang dibuat menjadi paragraf-paragraf padu dan memudahkan pembaca yang tidak terbiasa dengan tampilan Twitter. Proses penyelesaian buku kedua ini terbilang cukup singkat, karena baru satu tahun yang lalu buku perdananya terbit dan kini, buku keduanya pun sudah terbit dan berhasil menduduki Top 10 buku kategori Self-Improvement di toko buku Gramedia untuk bulan September.

Penyelesaian buku kedua ini penuh kebahagiaan baginya, setelah menanti sekian tahun, akhirnya ia dan sang istri dikarunia buah hati kembar. “Kelahiran anak kami membawa kebahagiaan luar biasa, tapi untuk penyelesaian buku ini pun disesuaikan dengan kondisi keluarga. Kalau lagi nulis terus anak nangis ya saya gendong dulu,” ceritanya diiringi tawa kebahagiaan.

Hal terpenting yang ingin Handry bagi dalam bukunya bahwa keyakinan akan keajaiban dapat mengubah segalanya. “Tak perlu mengubur mimpi ketika keadaan tidak seperti yang diinginkan. Karena keajaiban itu ada. Kadang muncul dalam bentuk yang tidak kita inginkan, kadang muncul dalam bentuk yang lain. Kadang hanya bisa dirasakan, tidak bisa dilihat oleh orang lain. Bagaimanapun, tetap saja ada. Keajaiban itu diberikan oleh Allah,” ujar Handry seperti yang ia tuliskan dalam buku keduanya yang berjudul #Sharing2 tersebut. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved