Management CSR Corner Trends

Siapkah Anda Menolong Janda?

Siapkah Anda Menolong Janda?

Selama ini kata janda masih mendapat stigma negatif di masyarakat Indonesia. Padahal menurut kamus besar bahasa Indonesia, janda adalah wanita yang tidak bersuami lagi karena bercerai ataupun karena ditinggal mati suaminya. Riset Bank Dunia menyatakan bahwa persoalaan janda menjadi permasalahan yang serius. Para janda di dunia sering tidak diperlakukan dengan baik.

Melihat hal itu, Elsa Febiola Aryanti dan Thoriq Torki mendirikan organisasi nirlaba di awal tahun 2016 yang berfokus kepada permasalah-permasalahan yang dialami para janda, yang dinamakan Penolong Janda. Febiola mengaku organisasinya ini mengundang kontroversi tapi ia pun memberikan edukasi ke masyarakat bahwa para janda perlu mendapatkan perhatian. “Kami ingin mengapus konotasi-konotasi negatif di masyarakat. Tidak selamanya janda membutuhkan dukungan materi mereka juga membutuhkan dukungan moril mengenai status baru mereka,” jelas Febiola.

img_20161006_124836

Selama 10 bulan berjalan sudah ada lebih dari 100 janda yang terbantu berkat Penolong Janda dan kebanyakan dari mereka adalah janda duafa (janda yang kurang mampu). Dalam membantu para janda, Penolong Janda membagi ke beberapa kategori seperti janda dengan anak berkebutuhan khusus, janda duafa, janda sepuh, dan lain-lain. “Bagi kami bukan berapa jumlah janda yang sudah kami tolong tapi berapa jumlah janda yang permasalahan mereka sudah beres dengan bantuan kami,” tegasnya.

Agar kegiatan filantropi ini tidak hanya sekadar charity, Penolong Janda membuat program-program yang berkelanjutan. Pertama program sajadah (santunan masa iddah). Program ini ditujukkan untuk para janda yang sedang menjalani masa iddah (masa disaat perempuan telah diceraikan atau suaminya meninggal. Masa iddah ini berlangsung selama 4 bulan 10 hari) dalam program ini para janda diberi pendampiangan dan menggali potensi-potensi dalam dirinya agar bisa mandiri secara ekonomi. Setelah para janda lulus dari program sajadah, akan naik tingkat ke program sendiri (santunan ekonomi mandiri). Pemberian pengetahuan, peningkatan ketrampilan, pendampingan usaha dan pemberdayaan ekonomi merupakan cakupan dari program ini. Tujuan dari program sendiri ini adalah agar para janda mempunyai kemampuan untuk mempunyai penghasilan yang berkesinambungan untuk diri dan anak – anaknya. Salah satu pelatihan yang sudah dilakukan adalah pelatihan membuat mie yang bekerja sama dengan Bogasari Baking Center.

Selajutnya ada program sabar (santunan bedah rumah) diberikan kepada para janda miskin, duafa, dengan kondisi rumah yang tidak memenuhi standar kelayakan dan kesehatan. Penolong Janda akan memperbaiki, menyediakan, merapihkan atau membangun tempat tinggal layak huni. Untuk program ini diutamakan dilakukan untuk para janda tua renta, sebatang kara, tidak memiliki keluarga dekat, dengan kondisi rumah tidak sehat dan tidak layak huni. Sejauh ini, sudah ada 15 rumah yang sudah diperbaiki. Terakhir, program sandaran (semangat persaudaraan dan kebersamaan). Program ini menginisiasi suatu closed-group discussion dalam komunitas janda sebagai sarana untuk berbagi, bersilaturahmi, saling menimba ilmu khususnya dalam hal – hal yang erat hubungannya dengan kehidupan dalam status sebagai janda, seperti psikologi, keagamaan, keuangan, hukum dan lain – lain. Program ini juga merupakan program edukasi agar para janda dapat menjalani episode kehidupannya dengan baik dan siap menjalani tahapan selanjutnya apabila memilih untuk berkeluarga kembali.

Dalam menjalani program-program ini, Febiola tidak bergerak sendiri ia dibantu oleh 30 relawan yang terdiri dari relawan ahli da relawan pendamping dan pihak-pihak lain seperti dari korporasi. Penolong Janda baru bergerak di 2 wilayah yaitu Bandung dan Yogyakarta alasannya, kedua kota ini adalah kota yang bisa menerima isu ini diangkat tanpa menimbulkan kontroversi. “Kami sebagai organisasi baru tidak punya tenaga dan waktu untuk mengurusi kontroversi makanya 2 daerah itu kami pilih sebagai pilot proyek kami,” ujarnya.

Dana yang sudah tersalurkan selama 10 bulan ini mencapai lebih dari Rp200 juta yang berasal dari donasi dan korporasi. Kedepan, Penolong Janda akan terus memperluas daerah bantuan dan terus memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh para janda.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved