CSR Corner zkumparan

Rumah Zakat Kirim 150 Relawan ke 4 Provinsi Atasi Darurat Asap

Rumah Zakat Kirim 150 Relawan ke 4 Provinsi Atasi Darurat Asap
Nur Efendi, CEO Rumah Zakat (kiri)

Baru-baru ini negara kita ditimpa musibah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di beberapa provinsi. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga 14 September 2019, karhutla terparah dialami oleh 6 provinsi, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau.

Menurut Agus Wibowo, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, dari Februari hingga September 2019, jumlah penderita lnfeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat kebakaran hutan dan Iahan (Karhutla) hingga September mencapai 919.516 orang.

Masyarakat yang terdampak ISPA akibat karhutla itu tersebar di 6 provinsi, yaitu Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selaran. Selain berdampak pada kesehatan dan aktivitas masyarakat, karhutla itu juga telah merusak tanaman dan terbunuhnya satwa liar yang ada di dalam hutan.

Merespons bencana karhutla tersebut, sejak Agustus 2019. Rumah Zakat telah melakukan berbagai aksi peduli bencana dengan menugaskan 100 relawan di 6 provinsi. Hari ini (25/9/2019), Rumah Zakat memberangkatkan armada berupa Mobil Oksigen dan armada logistik yang membawa oksigen, obat – obatan dan Masker N-95 serta kembali menugaskan relawan tambahan untuk melakukan Aksi Peduli Bencana ke lokasi terdampak.

Rumah Zakat juga menyediakan pos darurat kabut asap, pos segar, peralatan logistik, ambulans, mobil oksigen, layanan kesehatan, dan telah mendistribusikan 15.200 masker di Pontianak, Pekanbaru, Palembang, Palangkaraya, Palembang, Banjarmasin, Medan dan Padang.

“Kami akan terus berupaya memberikan penanganan terbaik bagi masyarakat yang terpapar asap. Penanggulangan bencana ini bukan hanya pemerintah yang bertanggung jawab, tapi kita juga mempunyai kewajiban untuk memberikan solusi atas bencana asap yang terjadi ini,” kata Nur Efendi, CEO Rumah Zakat.

Menurutnya, Rumah Zakat juga merekomendasikan kepada pemerintah untuk membuat kanal air dan sumber air di titik-titik yang rawan kebakaran. Tujuannya, apabila terjadi kebakaran akan memudahkan dalam upaya pemadaman. “Sebenarnya, 99% kebakaran akibat ulah manusia. Bahkan, ada beberapa perusahaan yang berkontibusi terjadinya kebakaran. Seharusnya ada regulasi agar pelaku dan penyebab kebakaran ditindak tegas sehingga mendapat efek jera,” ungkapnya dengan nada kesal.

Efendi menambahkan, kualitas udara semakin memburuk, maka Rumah Zakat menyediakan Safe House bagi warga yang terdampak kabut asap di 5 lokasi yaitu 2 Safe House di Pekanbaru, 1 Safe House di Pontianak dan 1 Safe House di Jambi.

Warga yang tinggal di Safe House Rumah Zakat akan mendapatkan fasilitas tim medis, obat-obatan, masker, dan ambulans antar jemput. Selain itu, mereka juga diberikan makan selama tiga kali sehari. Salah satu penghuni Safe House Rumah Zakat adalah anak-anak dan santri Darul Quran.

”Safe house ini merupakan tempat tinggal sementara bagi warga yang terpapar kabut asap. Tempat ini kedap udara dan ada pendingin ruangan, setidaknya keadaan mereka lebih baik dari sebelumnya,” ujar Murni Alit Baginda, Chief Program Officer Rumah Zakat. Adapun kebutuhan mendesak yang dibutuhklan warga saat ini adalah pos kesehatan, masker N-95, oksigen, siaga ambulans serta alat pemadam kebakaran.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved