Marketing

Viva Cosmetics, Promosi Digital Lonjakkan Penjualan Online

Susanto Nugroho, Direktur PT Vitapharm.
Susanto Nugroho, Direktur PT Vitapharm.

Eksistensi perusahaan kecantikan legendaris asal Surabaya, PT Vitapharm, semakin melejit di tengah persaingan bisnis produk kecantikan yang makin sengit. Viva Cosmetics, produk dan merek kosmetik besutan Vitapharm, masih diperbincangkan konsumen karena penjualannya stabil. Vitapharm, perusahaan yang beroperasi sejak 1962, mengimplementasikan program transformasi bisnis yang berkelanjutan dalam satu dekade ini agar lincah beradaptasi di era digital dan merespons perubahan perilaku konsumen, khususnya di masa pandemi virus corona (Covid-19).

Berbagai langkah nyata, seperti dituturkan Susanto Nugroho, Direktur PT Vitapharm, dilakukan perusahaan ini. Antara lain, mengantongi sertifikat CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik) untuk pembuatan krim, lipstik, dan likuid pada 2008 serta powder dan compact powder di 2009; meremajakan desain kemasan sesuai dengan tren; menciptakan formula baru untuk varian terbaru yang membidik konsumen milenia; serta memperluas ketersedian produk ke berbagai jaringan penjualan di seluruh daerah.

Penjualan pun tumbuh di kisaran dua digit per tahun, sehingga Viva Cosmetics merupakan salah satu dari jajaran lima besar produk kosmetik yang menguasai pangsa pasar di industri kosmetik nasional. Ini mengindikasikan tingginya loyalitas konsumen terhadap Viva Cosmetics. Kendati demikian, Vitapharm tetap giat melakukan revitalisasi dan berinovasi agar konsumen kian kesengsem terhadap produk Viva Cosmetics.

Untuk itu, Susanto memberikan mandat kepada divisi SDM. Yaitu, untuk melatih pegawai Vitapharm di seluruh lini, mengalihkan strategi promosi dan penjualan konvensional ke digital untuk mempromosikan produk di media sosial, meningkatkan kedisiplinan sesuai dengan protokol kesehatan (seperti menambah jam kerja menjadi dua shift dari sebelumnya satu shift di pabrik pada masa pandemi), serta meluncurkan produk terbaru hand sanitizer dan hand soap.

“Sejak adanya pandemi Covid-19 di Indonesia, kami tidak pernah berhenti beroperasi dan penjualan tetap stabil. Penjualan di beberapa produk mencatatkan penurunan, seperti lipstik. Namun, penurunan ini diimbangi dengan kenaikan produk body care dan face care seperti milk cleanser serta face tonic. Kami bisa tetap bertahan karena penjualan seimbang serta memperkuat lini produk bodycare dan face care,” Susanto mengungkapkan.

Sejak Maret lalu, aktivitas produksi, pasokan bahan baku, dan pemasaran diselaraskan dengan protokol kesehatan serta kebijakan pemerintah yang menetapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Perihal strategi pemasaran, Vitapharm menggencarkan kanal digital sejak Mei lalu, seperti mengunggah konten edukasi hingga promosi produk di Instagram (live program beauty class setiap Jumat pukul 16.00 WIB), Facebook, Twitter, YouTube, serta situs Vivacosmetic.com dan Beliviva.vivacosmetic.com.

“Sejak pandemi, volume penjualan Viva Cosmetics di online meningkat 50% walau nilai penjualan online belum berkontribusi terbanyak dari total penjualan,” kata Susanto. Nilai penjualan di toko dalam jaringan (daring) belum mencapai 5% dari nilai total penjualan Viva Cosmetics.

Penjualan di toko daring terdongkrak karena program dropshipper dan swapromosi beauty blogger dan beauty vlogger di medsos yang turut menaikkan penjualan sejumlah varian Viva Cosmetics.”Itu berkat bantuan mereka. Padahal, kami tidak beriklan di televisi, jadi promosi hanya dari mulut ke mulut. Kami pun tidak menyangka dampaknya sangat positif ke penjualan,” ungkap Susanto. Saat ini, produk favorit konsumen adalah Viva White Waterdrop Sleeping Mask dan Viva White Soothing Aloe Gel.

Konsumen, menurut Susanto, masih lebih banyak membeli di toko konvensional karena harga yang terjangkau dan kemudahan memperoleh produk. Ke depan, ia menambahkan, pihaknya menjaga kualitas dan harga serta berancang-ancang berinovasi untuk menyiapkan varian produk yang diinginkan konsumen serta menghadapi tantangan bisnis di era disrupsi digital dan pandemi Covid-19.

“Dengan adanya pandemi ini, tren produk ke depan akan lebih ke body care dan face care, seperti face serum serta produk-produk yang terlihat ketika konsumen menggunakan masker, yakni pensil alis, bulu mata, dan bedak. Jadi, kami selalu mengikuti tren,” Susanto menjelaskan. (*)

Vina Anggita & Vicky Rachman

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved