Listed Articles

HSBC Sustainability Dukung Pemulihan Ekonomi Indonesia

HSBC Indonesia sejak awal pandemi Covid-19 konsisten berupaya membantu masyarakat rentan yang terdampak. Melalui kerja sama dengan Rumah Zakat, Wahana Visi Indonesia, PMI, dan YCAB hingga saat ini beragam kontribusi ke berbagai daerah di Indoenesia telah disampaikan.

Para pelaku UMKM dan petani menjadi fokus penyaluran kontribusi HSBC Indonesia, mengingat keduanya adalah masyarakat yang sangat terguncang oleh krisis. Saat ini 94,69 persen UMKM di Indonesia mengalami penurunan penjualan. Mereka juga mengalami tekanan produksi yang disebabkan kenaikan biaya bahan baku dan kesulitan mempertahankan tenaga kerja. Akibatnya, 72 persen UMKM di berbagai daerah tidak dapat mempertahankan usahanya. Kondisi ini sangat memprihatinkan mengingat UMKM adalah salah satu penggerak ekonomi domestik dan penyerap tenaga kerja di Indonesia.

Laporan tim lapangan NGO juga mengungkapkan beberapa situasi berat yang dihadapi UMKM dan petani di berbagai daerah. Sebagian besar pelaku UMKM mengalami penunggakan maupun penambahan utang usaha, sedangkan petani banyak yang mengalami kerugian akibat harga hasil pertanian yang turun drastis.

Melalui program-program yang dijalankan oleh keempat NGO, lebih dari 4.800 UMKM dan petani , serta lebih dari 21.000 keluarga rentan terdampak pandemi telah menerima bantuan dari HSBC Indonesia. Kontribusi yang diberikan kepada UMKM dan petani adalah dalam bentuk pelatihan usaha, mentoring dan monitoring usaha, hingga bantuan modal dan asuransi usaha/pertanian. Tak sedikit karyawan korban PHK akibat pandemi yang beralih profesi menjadi petani atau membuka usaha dengan bantuan modal usaha dari HSBC.

“Segala upaya dan kontribusi yang kami salurkan kepada UMKM, petani, dan masyarakat rentan sejatinya bertujuan agar mereka menjadi masyarakat yang tangguh dalam menghadapi krisis. UMKM adalah tulang punggung ekonomi, dan petani adalah pilar ketahanan pangan kita. Keduanya harus kita support bersama-sama,”ujar Nuni Sutyoko, Head of Corporate Sustainability PT Bank Indonesia menjabarkan.

Atas dasar itu pulalah, di kuartal keempat tahun ini HSBC Indonesia tetap konsisten menyalurkan bantuan. Bertepatan dengan HSBC Sustainability Diskusi Daring “Membangun Masyarakat Tangguh” yang diselenggarakan pada 15 Desember 2020, Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia, François de Maricourt kembali menyerahkan bantuan kepada masyarakat melalui Rumah Zakat dan Wahana Visi Indonesia. Turut hadir menyaksikan momen tersebut, Menteri Koperasi & UMK Teten Masduki dan Koordinator Tim Kerja Satgas PEN, Bambang Widianto. “Kami yakin, ketika UMKM dan petani kuat bertahan di masa sulit dan kembali berdaya, roda usaha akan berputar lagi dan perlahan perekonomian nasional akan kembali pulih seperti yang kita harapkan.” demikian François de Maricourt menyampaikan optimisme dan harapannya. Ke depan, diharapkan lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang terbantu untuk kuat bertahan dan tetap berdaya.

Menteri Koperasi & UMK Teten Masduki menjelaskan, dari hasil riset OECD (Organization for Economic Co-Operation and Develompment), disebutkan bahwa lebih dari 50% UMKM tidak akan bertahan di masa pandemi. Namun demikian, pandemi ini memberikan pelajaran bagi kita, tidak sedikit UMKM yang dapat bertahan bahkan bisa tumbuh di tengah pandemi. Mereka yang bertahan salah satunya adalah yang bergerak di sektor pangan, termasuk pertanian.

Data BPS triwulan ketiga 2020 menunjukkan sektor pertanian adalah salah satu sektor yang tumbuh paling tinggi, yakni tumbuh 2,15%. Ini sangat menggembirakan karena di tengah pandemi, daya beli masyarakat turun konsumsi masyarakat fokus kepada kebutuhan pokok dan ini berkaitan dengan sektor pangan.

Sektor pangan juga memegang peranan penting menyangkut hajat hidup orang banyak. Merupakan kontributor ketiga terbesar pada PDB Indonesia, menyediakan lapangan pekerjaan yang sangat luas karena bersifat padat karya, lalu pengelolaan pangan yang baik akan menjadi kunci bagi setiap bangsa dalam menghadapi krisis pangan, termasuk akibat pandemic covid-19, sebagaimana diprediksi FWO dan World Food Program. Jadi pemerintah sudah mengantisipasi.“Di masa pemulihan ke depan, mayoritas UMKM optimistis dapat bertahan lebih dari 12 bulan, di mana 58% membutuhkan penambahan modal untuk mempercepat pemulihan. Saya kira ini sudah lumayan, meskipun COVID-19 menimbulkan dampak yang cukup besar. Tapi pemerintah segera membuat kebijakan ekonomi buat UMKM dan sekarang dampaknya lumayan, UMKM cukup confidence untuk siap melangkah pascapandemi. “Mudah-mudahan dengan strategi vaksinasi yang tepat, dapat mendorong pergerakan ekonomi, termasuk meningkatkan konsumsi masyarakat, konsumsi rumah tangga, sehingga akan sangat besar nanti daya dorongnya untuk kebutuhan UMKM, ” ujar Teten.

Ke depan, lanjut Tetan, kita memang sedang mempersiapkan transformasi ke sektor formal. “Saya kira ini penting, transformasi digitalisasi, termasuk transformasi ke rantai nilai. Saya kira UU Cipta Kerja sudah memberikan kemudahan untuk tiga hal transformasi yang sangat penting bagi UMKM,” tegasnya.Pekerjaan kita masih banyak dan tidak mudah, membutuhkan peran aktif berbagai pihak, termasuk juga hal ini HSBC Indonesia. “Mari kita bersama-sama mempersiapkan UMKM kita dan koperasi kita menjadi semakin tangguh. Pembelajaran pandemi dan krisis dari waktu ke waktu saya kira akan memperkuat UMKM dan koperasi kita bangkit kembali, berdaya saing di pasar domestik maupun pasar global,” ungkapnya.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved