Personal Finance

Jangan Panik Saat Portofolio Kebakaran

Oleh Editor

Aduh siapa yang tidak pusing melihat portofolio berwarna merah? Niat hati ingin mendapatkan keuntungan, tapi kok malah ketar – ketir?

Dinamika pasar modal memberikan kita kesempatan untuk mendapatkan keuntungan. Tapi di sisi lain, bisa saja membuat kita terperosok dalam kerugian.

Istilah “don’t put your eggs in one basket” dalam investasi benar adanya. Jika menaruh semua uang di satu instrumen investasi, maka saat terjadi penurunan kita akan kehilangan semuanya.

Diversifikasi menjadi antisipasi yang harus diperhitungkan sejak awal. Dengan mengalokasikan dana ke beberapa produk investasi yang berbeda, jika suatu saat salah satu dari investasi tersebut mengalami penurunan masih ada cadangan investasi lain yang aman.

Ketika melakukan diversifikasi ada satu manfaat yang dapat kita rasakan, yaitu ketenangan. Rasa tenang itu sangat penting dalam berinvestasi. Tapi, bagaimana bisa tenang kalau kinerja emiten yang dibeli ternyata tidak baik?

Kalau kita selalu dihantui ketakutan, kegelisahan, dan tidak bisa berinvestasi dengan nyaman bisa jadi pemilihan investasi tidak sesuai dengan portofolio.

Sebaiknya dalam memilih investasi sesuaikan dengan money management kita seperti apa. Pastikan juga penerapan risk management dengan memenuhi dana darurat, punya asuransi, dan punya arus keuangan yang baik sebelum investasi.

Selain itu, sesuaikan investasi dengan tujuan keuangan. Misalnya, kita ingin mengumpulkan dana pensiun, artinya kita membutuhkan investasi jangka panjang. Untuk mencapai tujuan itu kita mengambil investasi saham. Saat emiten yang dibeli anjlok, kita tidak perlu panik karena tujuan keuangannya jangka panjang. Meskipun mengalami penurunan, dalam beberapa waktu kemungkinan akan naik kembali. Kita hanya perlu menunggu atau jika ada dana lebih bisa ‘serok’.

Memang pasti akan naik lagi? Bukankah ada emiten yang performanya justru semakin buruk? Kalau begitu, yang harus dilakukan adalah review atau cek kembali portofolio kita. Evaluasi apakah emiten yang dibeli masih produktif atau tidak. Jangan sampai setelah investasi kita malah mengabaikannya dan tidak dipantau.

Agar tidak terjebak di tengah jalan, kita harus menganalisis saham mana yang berpotensi. Itulah pentingnya melakukan analisis secara mendalam calon perusahaan yang ingin dibeli. Fokuslah dengan kualitas produk investasi yang membantu kita makin dekat dengan tujuan keuangan. (Penulis: Mutiara Ramadhanti)

Artikel ini diproduksi oleh tim finansialku.com untuk swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved