Youngster Inc. Siapa Dia

Vania Harista

Vania Harista, Manajer Merek PT Hexpharm Jaya Laboratories.
Vania Harista, Manajer Merek PT Hexpharm Jaya Laboratories.

Menyukai hal-hal yang sifatnya kreatif dan mengeksplorasi ide-ide baru yang berdampak pada merek membuat Vania Harista tertarik berkarier di dunia brand. Pada prinsipnya, dia tertantang untuk membuat brand lebih fun, approachable, dan lebih dikenal luas oleh masyarakat

Untuk itulah, perjalanan karier Vania dimulai dari perusahaan yang sedang mengembangkan brand. Setamat kuliah S-1 Komunikasi (Jurusan Public Relations) di Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, dia mengawali karier di portal berita online di bagian Marketing Communication. Lalu, pindah ke Net TV sebagai Creative Marketer. Di sana, dia belajar lagi tentang pemasaran secara kreatif. Tugasnya adalah mengetahui objektif brand-brand yang menjadi klien, kemudian menyusun aktivitas atau strategi creative communication.

Selanjutnya, Vania bekerja di Grup Orang Tua, perusahaan fast moving consumer goods. “Inilah basic yang benar-benar membuat saya merasa beruntung telah mempelajarinya. Sehingga, ketika saya meng-handle brand sendiri, saya sudah punya dasar-dasar tentang analisis dan kebutuhan brand, menyusun creative communication strategy, dan sebagainya,” tutu wanita kelahiran Jakarta, 1 April 1995, ini.

Setelah itu, dia berlabuh di PT Hexpharm Jaya Laboratories dan kini menjabat sebagai Manajer Merek. Dia menangani kategori obat OTX, gabungan OTC (over the counter) dan RX, karena merupakan produk obat bebas non dot yang dipasarkan langsung kepada end customer dan melalui rekomendasi dokter juga. Merek yang dia pegang adalah Hevit-C, Aloclair Plus, Nephrolit, dan Neuralgin Pain.

Hexpharm termasuk dalam 20 perusahaan farmasi terbesar (ethical) di Indonesia dan tiga perusahaan farmasi generik terbesar nasional. Tugas dan tanggungjawab Vania di Hexpharm adalah merancang, menerapkan, dan memonitor strategi pemasaran.

Agar dapat mencapai tujuan pemasaran yang diharapkan, “Day to day saya berkolaborasi dengan berbagai pihak,” ujarnya. “Ibaratnya, walaupun saya mengurus marketing, saya harus tahu dari segi produksi, sales, digital, dan agensi-agensi yang mengeksekusi strategi marketing yang kami lakukan,” dia menegaskan.

Vania menyebutkan, objektif Hexpharm tahun 2020 secara umum adalah menonjolkan OTC. Pasalnya, basis Hexpharm adalah obat ethical. “Jadi, pengalaman saya di creative marketing sangat berguna untuk mengembangkan brand-brand OTC agar lebih dekat dengan konsumen,” ungkapnya.

Tantangan yang dihadapi seorang manajer merek, menurut Vania, harus bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak. Profesi ini mengharuskannya berurusan dengan hal-hal lain di luar strategic marketing, misalnya proses dari hulu ke hilir. Dengan demikian, tantangannya adalah menghadapi kebutuhan yang berbeda-beda dari tiap-tiap divisi.

“Jadi, saya harus mampu memilah dan menyaring informasi yang saya terima dari divisi-divisi ini. Saya harus tetap memastikan bahwa objektif strategi marketing dari brand tersebut bisa tercapai,” dia menandaskan.

Kondisi itu menuntut Vania mampu bernegosiasi dan mengambil keputusan. Sebagai milenial, tantangan personalnya adalah menghadapi karyawan lain yang lebih senior. Terlebih, kalau karyawan tersebut punya pengalaman tersendiri. Tantangan eksternalnya, menghadapi kondisi industri, pasar, dan teknologi farmasi yang sangat dinamis dan berubah cepat.

Vania mengaku, kadang merasa under pressure jika ada tuntutan untuk membuktikan sesuatu. Karena itu, dia bersyukur memiliki tim yang bisa diajak berdiskusi sekaligus supportive, sehingga hasil kerja pun dilihat sebagai hasil kerja bersama untuk membesarkan brand. (*)

Eva M. Rahayu/Hana Mufidah

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved