Capital Market & Investment

Erick Thohir Mengapresiasi Rights Issue BBRI

Erick Thohir Mengapresiasi Rights Issue BBRI
Direktur Utama BRI, Sunarso. (Tangkapan layar : Vicky Rachman/SWA)

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menerbitkan 28,2 miliar saham baru (right issue). Aksi korporasi ini dalam rangka pembentukan holding ultra mikro ini telah terserap seluruhnya dan bahkan mengalami oversubscribed. Total nilai right issue BRI mencapai Rp 95,9 triliun, yang terdiri dari Rp 54,7 triliun dalam bentuk partisipasi non tunai pemerintah dan Rp 41,2 triliun dalam bentuk cash proceed dari pemegang saham publik,yang diantaranya Rp 27,9 triliun berasal dari pemegang saham asing. Pencapaian ini menorehkan sejarah, rights issue BRI menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara, menduduki peringkat ketiga di Asia, dan peringkat ketujuh di seluruh dunia.

Pada kesempatan ini, Menteri BUMN, Erick Thohir, mengapresiasi rights issue BRI sebagai pembuktian pasar Indonesia ini sangat besa sehingga pasar saham lebih atraktif. ”Market sedang turbulence, kita bisa membuat market ini lebih bergairah. Melalui Holding Ultra Mikro (UMi), UMKM bisa menjadi pertumbuhan ekonomi yang sangat penting. Saat ini 60% ekonomi ditopang UMKM, dan UMKM bukan objek tapi subjek yang harus diperjuangkan bersama sama. Sinergi UMi akan membuat pelaku usaha ultra mikro mendapat akses dana lebih mudah, mendapatkan pendampingan serta akses lebih mudah untuk naik kelas,” tutur Erick pada IDX Opening Bell: Rights Issue BRI di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta pada Rabu (29/9/2021). Hal ini diharapkan dapat memberikan angin segar bagi transaksi pasar modal di Indonesia.

Direktur Utama BRI, Sunarso, menambahkan dengan hasil rights issue tersebut, maka kepemilikan saham publik masih dapat terjaga di atas 40% sesuai dengan target BRI. “Tingginya minat terhadap rights issue BRI ini mencerminkan kepercayaan pemegang saham terhadap visi yang dibangun pemerintah melalui BRI untuk semakin fokus pada penetrasi keuangan dengan mengamankan sumber pertumbuhan baru di segmen mikro yang pada akhirnya menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham,” Sunarso menjelaskan.

Pencapaian tersebut merupakan keberhasilan perseroan memproses rights issue BRI dan pembentukan holding ultra mikro di masa pandemi Covid-19. “Keberhasilan ini akan mengobarkan semangat BRI dan Holding Ultra Mikro untuk membawa jutaan pelaku usaha ultra mikro naik kelas dan memberikan kontribusi positif bagi para stakeholders, dan perekonomian nasional,” imbuh Sunarso.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hoesen, menjelaskan kesuksesan ini menjawab keraguan dari para investor, keraguan dari para pengamat dan keraguan terhadap pasar Indonesia secara keseluruhan bahkan keraguan terhadap pemulihan ekonomi di Indonesia. “Kami menyambut baik bahwa kegiatan ini merupakan selebrasi kita semua. Kami di OJK juga tentunya sangat mendukung bagaimana UMKM ini bisa terus tumbuh,” ucap Hoesen.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajadi menambahkan bahwa pencapaian membanggakan ini tak lepas dari upaya dan kerja keras BRI terutama dalam menjaga kinerja dan fundamental perusahaan. Saham BBRI merupakan saham dengan kinerja luar biasa dan selalu masuk konstituen LQ45. “Sampai saat ini, sejak Februari 2005 BBRI juga masuk LQ45, BBRI juga termasuk perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia serta menjadi saham yang paling aktif ditransaksikan berdasarkan nilai. Dengan adanya right issue ini dan potensi bisnis yang besar karena terdorong Holding BUMN Ultra MIkro, saham BBRI tentu akan bertambah menarik dan meningkatkan optimisme investor untuk terus mengapresiasi saham BBRI,” ucap Inarno. Realisasi rights issue ini diyakini manajemen BBRI akan memacu pertumbuhan bisnis yang besar di masa mendatang. Sunarso menjelaskan sinergi UMi dalam satu ekosistem menjamin pertumbuhan baru yang memacu kinerja bisnis berkesinambungan untuk perseroan.

Ekosistem dan Sinergi Ultra Mikro BRI

Sumber : BRI

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved