PT Synnex Metrodata Indonesia (SMI), anak perusahaan PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL), ditunjuk sebagai mitra distributor pertama TigerGraph di Indonesia untuk solusi grafik analitik (graph analytic). TigerGraph juga akan bekerja sama dengan anak usaha MTDL lainnya, yaitu PT Mitra Integrasi Informatika (MII) seiring dengan penandatanganan nota kesepahaman pada 11 November 2021. TigerGraph merupakan penyedia platform grafik analatik (graph analytics) asal Amerika Serikat.

Hal ini untuk mendukung penerapan graphanalytics yang membidik kalangan profesional dalam industri dan para mahasiswa, yang diterapkan dengan mahadata (big data), analisa bisnis (business analytics), kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI), dan machine learning. Lie Heng, Direktur SMI, mengatakan pihaknya mengamatai peningkatan permintaan data grafik dan analitik dari pelanggan-pelanggan di Indonesia. “Kami mendukung ekspansi pasar TigerGraph untuk menjangkau pelanggan di berbagai industri. Misalnya, perbankan, layanan keuangan, asuransi, kesehatan, dan manufaktur,” ujar Lie seperti dikutip SWA Online di Jakarta, Kamis (18/11/2021).

TigerGraph juga memiliki solusi komputasi awan (cloud solution) yang memudahkan setiap perusahaan dalam melakukan proses analisa data dengan jumlah besar secara real-time serta mendukung pengambilan keputusan dengan cepat yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan dalam bisnis. Sebagai contoh, pencegahan ancaman cyber security, deteksi potensi penipuan, risiko pencucian uang, manajemen rantai pasok (supply chain management), optimalisasi jaringan, serta customer 360 untuk industri keuangan dan perbankan, teknologi, manufaktur, dan sektor kesehatan.

Kolaborasi bisnis antara anak usaha MTDL dengan TigerGraph ini juga turut membantu dalam pengembangan talenta digital di Indonesia melalui MII khususnya Metrodata Academy dalam bidang pendidikan dan pelatihan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Herryanti Herman, Direktur MII menyebutkan data Gartner menyimpulkan sekitar 80% dari basis data (database) dan inovasi analitik di dunia akan menggunakan teknologi grafik. “Akademi kami akan bekerja dengan erat bersama pemimpin industri TigerGraph dalam menyiapkan pelatihan dan menjembatani ke dalam komunitas grafik,” ujar Heryanti.

MII meyakini pihaknya akan menciptakan lapangan pekerjaan dan mengembangkan karier dari peserta yang mengikuti program jangka panjang.”Bersama-sama bergerak menuju industri TI dan negara maju,” imbuhnya. Kemitraan ini dapat memberi manfaat bagi 16 vendor dan 180 kampus di Indonesia yang sudah bekerjasama dengan Metrodata Academy. Di sisi lain, juga menambah portofolio SMI sebagai distributor TIK di Indonesia yang sudah memiliki 20 lokasi di lebih dari 150 kota dan 5.200 mitra.

Kembangkan IoT

Pada kesempatan sebelumnya, MII menambah solusi Internet of Things (IoT) untuk vertical industry dalam rangka mempercepat industri 4.0 di Indonesia mulai dari manufacturing execution system, smart office, dan warehouse tracking.

Edwin Putraoetama Octosa, Direktur MII, mengatakan pihaknya terus menambah portofolio solusi TIK guna mendukung industri 4.0 dan bekerjasama dengan berbagai mitra global teknologi. Tren pasar mengarah kepada transformasi digital untuk melakukan percepatan digitalisasi tersebut dalam proses bekerja mereka. “Termasuk adalah penggunaan teknologi IoT yang saat ini banyak dibutuhkan. Adapun kami memiliki pengalaman dalam penerapan solusi IoT di industri manufacturing, FMCG, e-commerce, dan agriculture,” ujar Edwin dalam keterangan tertulisnya pada 9 November 2021.

Pada prosesnya, jaringan sensor OT (operation technology) yang terdapat di mesin-mesin industri akan saling terhubung dengan sistem MES yang dapat memberikan informasi secara real time dari key performance indicator (KPI) dari sensor-sensor mesin produksi hingga menampilkan OEE (operation equipment efficiency) secara terpadu. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan integrasi antara OT yang ada di pabrik dengan information technology (IT) seperti database dan mahadata. “Adanya solusi ini tentu dapat menjadikan pekerjaan menjadi lebih efektif di lapangan. Solusi MES juga dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi tenaga kerja karena berkurangnya proses manual sehingga menjadi lebih cepat, fleksibel, dan mendukung pembuatan keputusan berbasiskan data yang lebih akurat,” jelas Edwin.

Di sisi lain, solusi IoT ini menunjang untuk penerapan smart office di masa pandemi Covid-19 dalam mendukung pemenuhan protokol kesehatan. Teknologi smart office yang diterapkan merupakan solusi sistem digital yang dapat mendukung mobilisasi karyawan perusahaan dengan menggunakan video analytics, CCTV, barcode/QR code/RFID, access control, dan business application.

Solusi IoT untuk warehouse asset tracking management, yaitu memeriksa status, seperti ketersediaan dan lokasi barang. Sistem kerjanya dapat menggunakan aplikasi asset inventory, RFID (radio frequency identification), dan network connectivity & security untuk memastikan keamanan dari data dan informasi. Sebagai contoh, penggunaan RFID saat ini sudah banyak diterapkan oleh e-commerce untuk memudahkan dalam melakukan tracking asset menggunakan encoding data digital melalui RFID tags atau smart labels yang dapat dibaca dengan perangkat yang menggunakan gelombang radio.MTDL melalui MII sudah bermitra dengan berbagai mitra global solusi IoT, seperti Zebra, Azure, AWS, Google Cloud, Gorilla, ZKTeco, PTC, dan Advantech.

Susanto Djaja, Presiden Direktur MTDL, menyampaikan MII sudah memiliki banyak mitra perusahaan teknologi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. “Ke depannya kami akan terus memperluas solusi IoT berbasiskan cloud dan IT/OT security, membangun management system, dan terus menambah manage service IoT dan MTDL mendukung percepatan industri 4.0,” tutur Susanto. Harga saham MTDL sejak awal tahun hingga 18 November 2021 (year to date) naik sebesar 122% atau menjadi Rp 3.520.

www.swa.co.id