Trends

Bangun 2 Tower Tertinggi di Indonesia, Putragaya Wahana Gelontorkan Dana Rp 8 Triliun

Bangun 2 Tower Tertinggi di Indonesia, Putragaya Wahana Gelontorkan Dana Rp 8 Triliun
Alvin Gozali, President Director PT Putragaya Wahana.

Setelah melakukan topping off Autograph Tower November lalu, PT Putragaya Wahana melakukannya lagi pada Luminary Tower yang merupakan bagian dari pengembangan proyek properti bergengsi Thamrin Nine. Proyek prestisius ini merupakan sebuah kompleks pengembangan terpadu yang terletak di Jalan M. H. Thamrin, Jakarta. Kompleks seluas sekitar 570.000 m² ini berisi fasilitas perkantoran, ritel, residensial, hotel, olahraga, dan hiburan. Dengan resminya penutupan struktur dari Luminary Tower, maka gedung ini telah mencapai ketinggian 304 meter dan 87 lantai, sampai puncaknya yang akan dibangun observatory deck dan helipad.

Menurut Alvin Gozali, Presiden Direktur PT Putragaya Wahana, kehadiran Autograph Tower dan Luminary Tower, akan menambah koleksi gedung-gedung pencakar langit super tall. Dengan tuntasnya konstruksi struktur ini, Luminary Tower yang menjulang 304 meter, bisa disebut sebagai supertall tertinggi kedua di Indonesia setelah Autograph Tower. Mengingat ketinggian Autograph Tower sekitar 382,9 meter, yang saat ini sebagai gedung tertinggi di Indonesia.

“Kedua gedung ini yaitu Autograph dan Luminary Tower di Thamrin Nine, merupakan karya Kohn Pedersen Fox (KPF) dan persembahan khusus dari Putragaya Wahana untuk menghadirkan karya arsitek ternama dan berstandar internasional ke ibukota,” kata Alvin.

Sebagai info, Kohn Pedersen Foxl dari New York, merupakan firma arsitek internasional yang telah merancang 6 dari 11 gedung pencakar langit tertinggi di dunia, antara lain adalah Ping-An Financial Center di Shenzhen, Lotte World Tower di Seoul, CTF Finance Center di Guangzhou, dan Shanghai World Financial Center di Shanghai. Di New York sendiri, KPF juga merancang gedung-gedung ikonik, termasuk Hudson Yards dan One Vanderbilt. Alvin menambahkan, Luminary Tower akan berisi perkantoran, serta 2 hotel, bintang 5 dan 4, yaitu Pan Pacific dan Park Royal, yang masing-masing akan memiliki ballroom, kolam renang dan fasilitas lainnya. Berbeda dengan investasi hotel pada umumnya, Pan Pacific Hotel di Luminary Tower dimiliki langsung oleh UOL Group dari Singapore, pemilik brand Pan Pacific. Hotel ini akan menempati lantai-lantai teratas, tepat di bawah Observatory Deck, sehingga akan memiliki pemandangan langit Jakarta yang sangat menakjubkan.

Alvin menargetkan konstruksi fisik Luminary Tower akan selesai seluruhnya pada 2023. Sedangkan Autograph Tower ditargetkan beroperasi akhir tahun 2022. Mengingat saat ini Autograph Tower saat ini sudah memulai proses fit out. Sejumlah ruang perkantoran telah diserahterimakan kepada sebagian para penyewa untuk dilakukan pekerjaan interior.

Diakui Alvin saat ini penjualan ruang perkantoran di Autograph Tower sudah mencapai angka 80% yang merupakan penggabungan strata office 60% dan leased office 20%. Para penyewa dan pembeli perkantoran di sini sebagian besar merupakan perusahaan yang bergerak di sektor jasa perbankan, asuransi jiwa dan teknologi informasi.

Perkantoran di Autograph Tower yang masuk dalam kategori premium office ditawarkan dengan tarif sewa sekitar Rp 300.000 per meter persegi di luar biaya servis. Sedangkan strata office dijual seharga Rp 60 juta per meter persegi dan apartemen saat ini dijual seharga Rp 80 juta per meter persegi dan setelah beroperasi bisa mencapai Rp 90 juta per meter persegi. “Ini ‘harga pandemi’, karena banyak perusahaan yang masih menunda untuk ekspansi, bahkan mengurangi ruang kantor demi mengakomodasi kebijakan work from home (WFH),” katanya.

Terkait investasi Thamrin Nine Tahap I, menurut Alvin, semula ditargetkan sekitar Rp 6 triliun-Rp 7 triliun, tapi akan mengalami penambahan menjadi Rp 8 triliun (untuk konstruksi, tidak termasuk tanah). Penambahan tersebut karana ada penambahan serivece apartment dan juga hotel bintang 4.

Diakui Alvin untuk pendanaan pihaknya bekerjasama dengan Bank UOB dan Bank Mandiri. Selain itu, pendanaan juga berasal dari pre sales unit yang dilakukan sejak 2014 saat ini sudah mencapai Rp 4 triliun dan modal sendiri yang berasal dari penjualan saham Bank UOB.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved