Trends Economic Issues zkumparan

Kinerja Manufaktur Nasional di Februari Masih Ekspansif

Kinerja Manufaktur Nasional di Februari Masih Ekspansif
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu. (Tangkapan layar : Vicky Rachman/SWA)

Kinerja produksi sektor manufaktur Indonesia yang tercermin pada purchasing manager’s index (PMI) manufaktur pada Februari 2022 tercatat 51,2. Angka ini merefleksikan kinerja manufaktur nasional masih dalam dalam zona ekspansi. PMI manufaktur Indonesia dalam enam bulan terakhir ini kian ekspansif kendati merebaknya varian Omicron di Tanah Air.

Namun, PMI manufaktur di bulan lalu lebih rendah dibandingkan PMI manufaktur di Januari 2022 sebesar 53,7. Indeks PMI yang masih berada di zona ekspansif ini mencerminkan dampak penyebaran Omicron relatif terbatas terhadap perekonomi Indonesia, khususnya di sektor industri dibandingkan gelombang Delta sebelumnya,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (1/3/2022).

Puncak penyebaran varian Delta di Juli 2021 memukul sektor industri dengan PMI Manufaktur menyentuh level kontraktif di angka 40. Sedangkan pada Februari 2022, yang merupakan puncak penyebaran Omicron, sektor industri Indonesia tetap bertahan di level ekspansif.

Pemerintah akan terus fokus pada upaya penanganan pandemi termasuk mempercepat vaksinasi dan vaksinasi booster yang terbukti menjadi game changer pada perekonomian. Hingga saat ini, pemerintah mengalokasikan anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada 2022 ini senilai Rp 455,62 triliun. Rinciannya, alokasi penanganan kesehatan mencapai Rp 122,54 triliun, perlindungan masyarakat sebesar Rp 154,76 triliun, serta Rp 178,32 triliun untuk penguatan pemulihan ekonomi.

Aktivitas pembelian bahan baku atau barang modal tetap kuat di tengah masa penyebaran varian Omicron. Selain itu, tingkat penyerapan tenaga kerja terindikasi semakin cepat, seiring dengan kebutuhan dunia usaha untuk berproduksi. Bahkan laju penyerapan tenaga kerja ini tumbuh dengan mencapai level tertinggi sejak Februari 2020. Dunia usaha tetap mengantisipasi risiko penyebaran varian Omicron. Hal ini terlihat dari kebijakan dunia usaha dalam menentukan peningkatan jumlah persediaan yang mulai dibatasi. Selain itu, dinamika ekonomi global juga mempengaruhi tingkat permintaan dunia dan risiko gejolak harga komoditas yang masih relatif meningkat hingga saat ini.

Namun demikian, berdasarkan survei PMI itu, para pelaku usaha memperkirakan dampak dari risiko terkini, terutama akibat dari penyebaran varian Omicron, akan dapat dilewati dengan cepat. Tingkat produksi sektor manufaktur diperkirakan akan terus meningkat, seiring dengan persiapan dalam menghadapi bulan Ramadhan di awal April 2022.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved