PT Putragaya Wahana (PGW) sebagai pengembang properti kian terus melakukan ekspansi. Melalui Proyek propertinya Thamrin Nine, digadang-gadang akan menjadi ikon baru Kota Jakarta. Pasalnya PGW sedang menyelesaikan gedung pencakar langit tertinggi di Indonesia yakni Autograph Tower, dengan ketinggian 385 meter dan Luminary Tower, gedung pencakar langit dengan ketinggian 300 meter. Gedung ini mencakup beragam fungsi, mulai dari apartemen, apartemen servis, area ritel komersial, hotel, hingga perkantoran.

Selain itu, gedung pencar langit tertinggi di Indonesia, PGW juga sedang menyelesaikan pembangun apartemen Le Parc yang merupakan satu apartemen termahal untuk membidik kalangan crazy rich di Jakarta.

Menurut Associate Director Sales & Marketing Le Parc, Anggun Melati, apartemen Le Parc hadir dengan konsep berbeda dari apartemen di pusat kota lainnya yang umumnya dibangun tinggi dengan unit yang padat. Hunian ini terlihat kontras dengan sekelilingnya karena dibuat dalam konsep bangunan yang low-rise atau bertingkat rendah, dengan jumlah unit yang sangat terbatas dan desain serta ukuran yang variatif.

Le Parc merupakan bagian dari komplek Thamrin Nine tetapi berdiri sendiri terpisah dari Autograph Tower dan Luminary Tower walaupun lokasinya bersebelahan. Le Parc mulai dibangun tahun 2014 dan ditargetkan mulai serah terima bertahap sekitar kwartal I tahun 2023. Saat ini dari 106 unit yang ditawarkan sudah terjual sekitar 64 unit. “Semua unit di Le Parc dijual dan sementara ini belum ada yang direncanakan untuk disewakan oleh pihak developer,” katanya.

Ada beberapa tower yang ditawarkan Le Parc antara lain Tower Mansion (30 unit), Tower Townhomes (25 unit) dan Tower Terraces (51 unit). Masing-masing tower memiliki beberapa tipe yang ditawarkan, Tower Mansion misalnya menawarkan tipe Simplex Unit (luas 496 – 647 m2), Duplex Unit (luas 1200 m2) danTriplex Unit (luas 1.500 m2) dimana masing-masing memiliki 4 kamar tidur yang ditawarkan dengan harga Rp 70 juta per m2.

Sedangkan Tower Townhome yang menawarkan tipe Duplex Unit (4 kamar tidur) dengan luas 364 m2 dijual dengan harga Rp 25,5 miliar dan Triplex Unit (4 kamar tidur) luasnya 635 – 666 m2 dijual dengan harga Rp 44,5 miliar- 46,6 miliar.

Berbeda dengan Tower Terrace yang menawarkan Typical Unit (3 kamar tidur) dengan luas 193 m2, dijual dengan harga Rp 13,5 miliar. Sedangkan Corner Unit (4 kamar tidur) dengan luas 282,5 m2, dijual seharga Rp 19,5 miliar.

Menurut Anggun, Le Parc memiliki signature facility yang tidak akan ditemukan di apartemen lain yaitu Garden Atrium sebuah taman terbuka nan luas dan akan selalu sejuk di setiap harinya karena dilengkapi pendingin udara (AC). Garden Atrium ini berada di salah satu tower dalam komplek apartemen tersebut, yaitu Le Parc Mansion yang hanya memiliki 30 unit dengan luasan mencapai 1700 meter persegi. Sebagai center piece dari tower tersebut, Garden Atrium memiliki luas 900 meter persegi yang dipenuhi tanaman nan asri dan dinaungi oleh kubah kaca megah setinggi 27 meter. “Garden Atrium di Le Parc ini dapat disebut sebagai suatu maha karya yang memadukan seni arsitektur dan kecanggihan teknologi dengan sangat mengagumkan,” katanya.

PGW menunjuk Wimberly Allison Tong Goo (WATG) sebagai arsitek untuk proyek bergengsi ini. WATG merupakan firma arsitek asal Hawaii yang piawai dalam merancang resort dan hotel bergengsi di dunia, di antaranya adalah Shangri-La Maldives, St. Regis Astana, Hilton Manila, MGM Grand Las Vegas, Nobu Hotel Los Cabos, dan masih banyak lagi.

Sebagai pendatang baru di dunia properti, PGW telah membuat pencapaian besar dengan membangun dua gedung tertinggi di Indonesia, yaitu Autograph dan Luminary Tower, yang keduanya melampaui ketinggian 300 meter di atas permukaan tanah. PGW sendiri, merupakan salah satu perusahaan properti dibawah naungan Galeon Group, yang juga bergerak dalam bidang pergudangan, automotive, F&B dan hiburan olah raga.