Trends

Semester I/2022, Intiland Baru Capai 33 Persen Target Marketing Sales

Semester I/2022, Intiland Baru Capai 33 Persen Target Marketing Sales
Wakil Komisaris Utama dan Komisaris Independen PT Intiland Development Tbk Thio Gwan Po Micky (tengah), Archied Noto Pradono Direktur Pengelolaan Modal & Investasi (Kiri) dan Suhendro Prabowo Wakil Direktur Utama dan Chief Operating Officer Intiland (kanan) disela-sela RUPS Tahunan PT Intiland Development Tbk di Jakarta, (20/7). (Foto: dok. Intiland).

Di tengah tantangan belum pulihnya minat beli konsumen, manajemen PT Intiland Development Tbk., tetap optimis kondisi pasar properti tahun ini akan lebih baik. Meskipun hingga semester I tahun ini, Intiland baru membukukan marketing sales Rp 803 miliar atau sekitar 33 persen dari yang ditargetkan sekitar Rp 2,4 triliun. Menurut Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono, penjualan dari segmen pengembangan Kawasan Perumahan memberikan kontribusi terbesar mencapai Rp 479 miliar atau 60 persen dari keseluruhan.

Kontributor berikutnya berasal dari segmen pengembangan Kawasan Industri yang mencatatkan marketing sales Rp214 miliar atau 26 persen serta segmen pengembangan Mixed-Use & High Rise senilai Rp110 miliar atau sebesar 14 persen.

Selain itu, penjualan dari proyek-proyek berlokasi di Surabaya memberikan kontribusi marketing sales Rp422 miliar atau 53 persen dari keseluruhan. Sisanya sebesar Rp380 miliar atau 47 persen berasal dari penjualan di proyek- proyek yang berlokasi di Jakarta dan Tangerang. “Kami terus berusaha mengejar target penjualan di semester kedua melalui peluncuran produk-produk baru maupun pengembangan proyek baru,” kata Archied disela-sela Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan, tahun buku yang berakhir 31 Desember 2021, di Jakarta, (20/07).

Selain perolehan dari marketing sales, perseroan berhasil menjaga stabilitas kinerja dari pendapatan berkelanjutan atau recurring income. Di semester pertama tahun ini, Perseroan tercatat membukukan pendapatan berkelanjutan sebesar Rp 338 miliar, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 333 miliar.

Diakui Archied, kontribusi recurring income bersumber dari pernyewaan perkantoran, seperti South Quarter dan Intiland Tower, juga pengelolaan sarana dan prasarana, serta fasilitas golf dan olah raga yang berlokasi di Jakarta maupun Surabaya.

Untuk mengejar target marketing sales Rp 2,4 triliun, tahun ini perseroan berupaya mendorong peningkatan penjualan lahan industri dan produk pergudangan. Tingkat kebutuhan terhadap lahan industri dan properti pergudangan cenderung meningkat cukup pesat belakangan ini.

Perseroan telah memiliki sejumlah portofolio proyek untuk lahan industri maupun pergudangan. Selain mengembangan dua kawasan industri yakni Batang Industrial Park dan Ngoro Industrial Park di Mojokerto, Jawa Timur, Perseroan juga memiliki portofolio pergudangan Aeropolis Techno Park yang berlokasi di dekat bandara Internasional Soekarno Hatta di Tangerang.

Archied memproyeksikan industri properti masih akan terus beradaptasi dan mencari titik balik untuk kembali mencapai pertumbuhan. Perseroan terus berupaya maksimal menjaga pertumbuhan usaha secara jangka panjang. Pengembangan baru difokuskan pada proyek-proyek berjalan serta peningkatan penjualan dari inventori atau stok produk.

Archied menjelaskan perseroan telah menetapkan prioritas-prioritas penting yang akan dijalankan tahun ini sebagai upaya untuk menjaga pertumbuhan usaha. Selain masih fokus pada pengembangan di proyek-proyek yang sudah berjalan, Perseroan tetap menyiapkan rencana pengembangan proyek baru yang setiap saat siap untuk diluncurkan.

“Kami terus memantau dinamika pasar properti serta arah perkembangan perekonomian nasional. Peluncuran proyek baru, khususnya di segmen mixed-use & high rise kami tetap siapkan, tetapi menunggu momentum terbaik dan mempertimbangkan daya serap pasar,” kata Archied.

Pada semester pertama tahun ini, Perseroan meluncurkan beberapa pengembangan baru di proyek-proyek berjalan. Pengembangan baru tersebut antara lain area komersial Aurora di Graha Natura dan pengembagan proyek kawasan industri baru Batang Industrial Park yang berlokasi di Batam, Jawa Tengah.

Perseroan terus berupaya menjaga kinerja perusahaan dan tetap fokus menjalankan empat strategi utama pertumbuhan. Keempat strategi tersebut yakni pertumbuhan secara organik, peluang akuisisi, menjalankan kerjasama strategis melalui joint venture atau joint operation, serta pengelolaan modal dan investasi.

Archied menegaskan, perseroan terus berupaya menjaga operasional usaha untuk mempertahankan pertumbuhan kinerja secara positif. Selain itu juga menjaga pertumbuhan kinerja penjualan menjadi prioritas utama di samping memastikan proses pembangunan proyek-proyek berjalan dengan lancar. “Kami punya keyakinan pasar properti akan berangsur-angsur pulih tahun ini. Minat beli dan investasi properti masyarakat mulai tumbuh kembali ditandai dengan tren penjualan dalam enam bulan terakhir,” ujar Archied.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved