Management Trends

Pengelola Destinasi Wisata Memutakhirkan Infrastruktur Objek Wisata

Pengelola Destinasi Wisata Memutakhirkan Infrastruktur Objek Wisata
Haris Subyakto, pendiri Alas Jati Sambong, destinasi wisata di Banjarnegara, Jawa Tengah. (Foto : Dok pribadi)

Tren kunjungan wisatawan pada tahun ini menunjukkan sinyal positif seiring dengan penurunan kasus pasien terinfeksi virus Corona, peningkatan jumlah masyarakat yang di vaksinasi, dan pelonggaran mobilitas.

Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia di di Januari-Juli 2022 sebanyak 477 ribu kunjungan atau naik 6.396,46% dibandingkan periode yang sama di tahun 2021. Hal ini ditunjang kebijakan pelonggaran sebagian besar persyaratan perjalanan serta membaiknya penerapan strandar kesehatan dan keselamatan. Pengelola destinasi wisata menjadikan momentum ini untuk membenahi infrastruktur pariwisata.

Alas Jati Sambong misalnya, memutakhirkan beragam infrastrukturnya. Destinasi wisata yang berlokasi di Banjarnegara, Jawa Tengah, ini menyuguhkan atraksi wisata yang mengombinasikan aspek ekonomi, budaya, dan alam yang berkonsep wisata alam edukasi, budaya dan outbound.

Haris Subyakto, Pendiri Alas Jati Sambong mengatakan, dirinya sejak 20 tahun silam menanam pohon jati di kawasan Alas Jati Sambong untuk dipanen dalam jangka panjang. ”Namun, motivasi itu pudar seiring dengan berjalannya waktu. Saat ini, saya bercengkrama dan aktivitas bersama masyarakat khususnya di Desa Karang Jati, Banjarnegara, tempat saya dilahirkan, untuk menciptakan destinasi wisata alam, budaya, dan atraksi budaya Jawa,” ucap Haris saat dihubungi SWA Online pada Jumat (30/9/2022).

Haris bersama Diyan, isterinya dan kedua anaknya Dyah WRK dan Bagas HWP mengubah kawasan pohon jati seluas 2 hektare sebagai kawasan wisata. Mereka menaman ratusan tanaman langka di lahannya ini, seperti boled, reside serta berbagai fasilitas wisata, yaitu rumah budaya, camping ground, kolam renang, rumah pohon, flying fox dan panggung budaya. Ada juga fasilitas ibadah, semisal mushola yang diwakafkan oleh komunitas lokal di kawasan wisata Alas Jati Sambong ini.

Haris menyebutkan tujuan utama didirikan rumah budaya di Alas Jati Sambong ini sebagai destinasi wisata dan kawah candradimuka generasi muda untuk mempelajari budaya, tarian,dan kesenian lokal sambil menikmati indahnya pemandangan alam.

Haris, anak dari Soetarman (pengusaha lokal di Banyumas), berikhtiar untuk menjadikan kawasan ini sebagai kawasan wisata yang berdampak terhadap perekonomian masyarakat lokal. Sektor wisata di Alas Jati Sambong ini strategis untuk menarik minat generasi muda agar mau datang ke Alas Jati Sambong. “Generasi muda cenderung tidak meminati budaya jika tidak dibalut dengan kemasan kreatif dalam bentuk rekreasi dengan ditunjang teknologi informasi yang sesuai dengan gaya hidup modern. Kombinasi wisata dan ekonomi kreatif di kawasan wisata ini merupakan strategi untuk menggalakkan minat wisatawan, termasuk generasi milenial, ” tutur pengusaha kelahiran 1962 ini.

Untuk itu, Haris rutin bekerja sama dengan SMK Teknologi Informasi Bina Citra Purwokerto mengadakan pelatihan mengenai penyiaran dan pemasaran serta teknologi radio dan TV streaming dan juga marketing engineering bagi pelajar SMP dan SMK/SMA. Pelatihan yang diadakan di Alas Jati Sambong ini disemarakkan dengan kegiatan luar ruang (outbound) dan berkemah yang memupuk semangat persatuan dan nilai Pancasila kepada para pelajar ini.

Disisi lain, Wisata Alas Jati Sambong yang beroperasi sejak dua tahun lalu itu menggalakkan ekonomi kreatif kepada masyarakat lokal. Warga berpartisipasi aktif dalam kegiatan budaya yang disajikan setiap minggu di Panggung Budaya Alas Jati Sambong. “Daya Tarik wisata budaya ini menjadi magnet bagi wisatawan untuk datang berkunjung ke Wisata Alas Jati Sambong. Hal ini dibuktikan ,dengan makin tingginya kedatangan wisatawan berkunjung,” ucap Haris yang meraih gelar Magister Hukum di Universitas Jenderal Sudirman pada 2009.

Tingginya animo masyarakat untuk hadir dipengaruhi juga dengan kondisi dimana di kota Banjarnegara, tidak ada tempat wisata yang berbasis alam perdesaan dikombinasikan dengan budaya lokal masyarakat, sehingga Alas Jati Sambong menjadi menarik bagi masyarakat yang ingin mengalami nuasa wisata alam dan budaya. “Wisatawan bukan hanya meinkmati alam hutan jati yang menenangkan, namun juga bisa menikmati makanan khas Jawa yang disajikan oleh masyarakat lokal sekitar tempat wisata outbound, dan berbagai atraksi alam lainnya,” tutur Haris, pemilik Banyumas TV. Hal ini sesuai dengan moto Alas Jati Sambong Tekane Seneng, Baline Bombong (datangnya senang, pulangnya puas).

Haris mengatakan pengembangan ekonomi kreatif berbasis alam dan budaya adalah mengombinasikan potensi alam dan budaya masyarakat lokal dalam satu wadah wisata edukasi, budaya dan outbound di Alas Jati Sambong. “Saya berharap keberadaan Alas Jati Sambong bisa berefek domino terhadap perekonomian lokal dan mendorong masyarakat lokal menjadi pengusaha yang bisa menggarap ekonomi kreatif,” imbuh Haris.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved